Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zimbabwe Nyatakan Keadaan Darurat Nasional

Kompas.com - 04/12/2008, 18:53 WIB

HARARE, RABU - Zimbabwe umumkan kondisi gawat darurat menyusul kolapsnya sistem layanan kesehatan dan epidemi kolera yang terjadi hingga butuh bantuan internasional seperti makanan, obat dan peralatan rumahsakit untuk menyokongnya.

"Secara tertulis, rumah sakit pusat kami sudah tidak bisa berfungsi lagi,' ungkap Menteri Kesehatan, David Parirenyatwa, Rabu waktu setempat usai mengikuti pertemuan antara pemerintah dengan petugas bantuan internasional seperti dikutip Harian The Herald.

Menkes menyatakan status genting ini pada pertemuan dan mengharapkan bantuan berupa uang untuk membeli makanan, obat-obatan, peralatan rumah sakait dan honor untuk para dokter serta perawat.

"Staf kami patah arang dan kami butuh dukungan Anda untuk meyakinkan mereka agar bekerja kembali dan menormalkan kembali sistem kesehatan kami," ujar David.

Epidemi kolera muncul akibat kurangnya air bersih dan rusaknya pipa saluran air yang mengakibatkan tewasnya 500 warga lebih di negeri itu, ungkap PBB.

Tanpa pertolongan, situasi ini akan makin buruk, jelas Walter Mzembi, wakil Menteri Peraian yang juga menghadiri pertemuan, Rabu itu. Dia mengatakan bahwa kementrian hanya punya bahan kimia yang mampu membersihkan air untuk jangka waktu 12 minggu lebih sedikit secara nasional.

Agen-agen PBB, kedutaan dan LSM dimintai bantuannya. "Kami butuh pool untuk menyatukan segala bantuan dan perlu memantau seberapa mampu kami merespons kondisi gawat darurat ini," ujar Agostino Zacarias, Direktur Program Pembangunan PBB di Zimbabwe.

Zimbabwe mengalami inflasi yang sangat tinggi, paling tinggi sedinia dan kekurangan makanan dan peralatan dasar sehari-hari. Pemerintah, sementara ini lumpuh sejak pemilu Maret yang menegangkan dengan Presiden Robert Mugabe dan pertikaian oposisi merebutkan pembagian kekuasaan sebagai latar belakang situasi.

Meski takut dengan ancaman penangkapan, warga Zimbabwe sangat ingin melakukan protes pada pemerintah atas krisis yang makin buruk ini. Huru-hara terjadi Rabu saat para pemotres yang terdiri dari dokter dan perawat dibubarkan oleh polisi. Beberapa aktivis dilaporkan tertangkap dan dipisahkan dari rombongan pemrotes.

Para negara tetangga wilayah Afrika Selatan saat ini sedang membicarakan langkah penatalaksanaan kolera. Diskusi menjadi pokok persoalan paling penting saat ini. Presiden Afrika Selatan Kgalema Motlanthe merencanakan untuk mengadakan rapat kabinet "untuk membahas cara-cara yang bisa ditempuh Afrika Selatan dengan negara-engara lain di wilayah itu, meminta bantuan organisasi sosial dan kemanusiaan untuk situasi mendesak ini," ujar juru bicara Themba Maseko, Selasa waktu setempat.

Awal pekan ini, pejabat tinggi Afrika Selatan mengatakan bahwa bakteri penyebab kolera ditemukan di penampungan air Afrika Selatan di Sungai Limpopo, yang juga menjadi bagian dari batas wilayah negara Zimbabwe.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com