Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Pakistan : Teroris Tanpa Negara

Kompas.com - 03/12/2008, 11:24 WIB

WASHINGTON, RABU — Presiden Pakistan Asif Ali Zardari, Selasa (2/12), dengan keras membantah bahwa negaranya terlibat dalam serangan teroris di Mumbai, India. Ia bahkan mengatakan, orang-orang bersenjata yang terlibat dalam serangan tersebut adalah "aktor tanpa negara" yang berusaha menyandera dunia.

"Saya kira ini semua adalah aktor tanpa negara yang telah beroperasi di seluruh wilayah. Orang-orang bersenjata, siapa pun mereka, mereka adalah pelaku yang tak memiliki negara yang menyandera seluruh dunia," katanya.

"Negara Pakistan tidak bertanggung jawab," kata Presiden Pakistan itu dalam kutipan wawancara ketika ditanya mengenai serangan oleh 10 pria bersenjata yang menewaskan 195 orang dan melukai lebih dari 300 orang. "Negara Pakistan tentu saja tidak terlibat. Kami adalah bagian dari korban," kata Zardari.

Pakistan, Selasa, menawarkan kerja sama dengan India guna melacak mereka yang berada di belakang serangan tersebut, tapi tak menanggapi tuntutan untuk menyerahkan 20 tersangka kepada India.

Zardari menambahkan bahwa ia meragukan pernyataan India bahwa satu-satunya pria bersenjata yang lolos dari maut yang ditangkap oleh pasukan keamanan India selama pengepungan 60 jam di kota itu adalah warga negara Pakistan.

"Kami belum diberikan bukti nyata apa pun untuk mengatakan bahwa ia secara pasti adalah orang Pakistan. Saya sangat ragu bahwa ia adalah orang Pakistan."

Perdana Menteri Pakistan Yousuf Raza Gilani telah mengatakan, pemerintahnya menginginkan bukti mengenai tuduhan India bahwa semua penyerang adalah warga negara Pakistan.

Jaringan televisi CNN dan televisi lain AS telah melaporkan Amerika Serikat sudah memperingatkan India pada Oktober bahwa hotel dan pusat usaha di Mumbai akan menjadi sasaran serangan yang datang dari laut.

Pada Selasa, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan satu kelompok yang berpusat di Pakistan mungkin telah bertanggung-jawab atas serangan di Mumbai.

"Ada banyak alasan untuk menduga itu mungkin satu kelompok, yang sebagian atau seluruhnya satu kelompok, yang berada di wilayah Pakistan," kata pejabat itu kepada wartawan di pertemuan menteri luar negeri NATO di Brussel.

Pejabat tersebut, yang tak menyebutkan sumber keterangannya, berbicara beberapa jam sebelum Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice dijadwalkan bertolak ke New Delhi guna membahas serangan paling akhir itu dengan Pemerintah India.

Pemilik Hotel Taj Mahal di Mumbai, pusat serangan, mengatakan, ia juga telah menerima peringatan mengenai kemungkinan serangan dan telah meningkatkan keamanan.

Beberapa pejabat AS tak bersedia berkomentar secara terbuka mengenai laporan bahwa Amerika Serikat telah berbagi keterangan intelijen dengan India dan memperingatkan mengenai ancaman teror sebelum serangan tersebut, tapi secara pribadi mengakui bahwa informasi mengenai ancaman itu telah disampaikan.

ABCNews, yang mengutip keterangan beberapa sumber yang tak disebutkan jati dirinya, melaporkan dinas intelijen AS memperingatkan timpalan mereka di India pada pertengahan Oktober mengenai potensi serangan dan lokasi tertentu, termasuk hotel Taj Mahal, didaftarkan dalam peringatan AS tersebut.   

"Tentu saja kami berusaha menyampaikan informasi kepada semua negara di seluruh dunia ketika kami memperoleh informasi," kata Rice pada suatu taklimat di Brussel.

Tetapi kadangkala "sulit untuk melakukan tindakan mengenai keterangan yang digambarkan sebagai peringatan, kadangkala informasi itu tidak terlalu nyata", katanya. "Saya hanya ingin menyatakan bahwa masalah terorisme adalah informasi bermanfaat tapi itu tidak selalu berupa sesuatu yang dapat kita cegah," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com