Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ujian Pertama Presiden Terpilih Obama

Kompas.com - 26/11/2008, 07:30 WIB

R William Liddle

Meskipun belum ada pengumuman resmi, bentuk kabinet presiden terpilih Obama sudah mulai kelihatan. Dia akan memilih tokoh-tokoh yang pintar, berpengalaman sebagai politisi atau pejabat, serta—dan inilah hal yang paling penting—bersifat pragmatis, bukan ideologis.

Begitulah kesan kuat saya setelah membaca sejumlah nama yang sudah dikonfirmasi secara informal oleh staf presiden terpilih. Misalnya, Senator Hillary Clinton sebagai menteri luar negeri, Timothy Geithner (kini presiden Bank Federal Cadangan di New York) sebagai menteri keuangan, Eric Holder (deputi jaksa agung di bawah Presiden Bill Clinton) sebagai jaksa agung, dan Gubernur New Mexico Bill Richardson (dulu wakil tetap pemerintahan Clinton di PBB) sebagai menteri perdagangan.

Tidak mengejutkan

Nama-nama itu sama sekali tidak mengejutkan sebab, selama kampanye dulu, calon presiden Barack Obama menegaskan berkali-kali bahwa dia ingin memerintah dari tengah, bukan dari kiri. Namun, Obama dikecam habis-habisan oleh pers kanan, khususnya para kolumnis koran terkemuka Wall Street Journal, yang berkoar bahwa Obama ingin mendirikan sebuah pemerintahan ”sosialis”.

Ternyata ada kesenjangan politik yang dalam sekali antara sayap kiri dan kanan yang tidak mudah dijembatani oleh siapa pun, termasuk seorang presiden muda dan karismatis.

Misalnya, George Newman, seorang pebisnis pensiunan, meramalkan bahwa Departemen Tenaga Kerja bakal dipimpin oleh ”bos militan” yang akan menghapuskan unsur kerahasiaan dalam keputusan kolektif serikat buruh. Industri farmasi pun akan lumpuh setelah Menteri Kesehatan Hillary Clinton (tak terbayangkan oleh Newman bahwa Clinton bakal terpilih sebagai menlu!) memutuskan harga obat tak boleh lebih dari 10 persen di atas ongkos produksi. Obama akan menciptakan Department of Equal Opportunity for Women (Departemen Kesetaraan Hak- hak Perempuan).

Buntutnya, semua pengusaha akan dipaksa membuktikan setiap tahun bahwa mereka tidak melakukan diskriminasi. Lebih berat lagi, ekonomi kami akan dibebani lima juta green job, program-program ramah-lingkungan, yang akan disubsidi oleh ”Tsar Energi”, Al Gore.

Kolumnis lain, Kimberley Strassel, anggota staf redaksi Wall Street Journal, menuduh Partai Demokrat, partainya Obama, dikuasai gerakan buruh yang ”sedang bangkit kembali”. Di tengah situasi krisis keuangan yang merundung ekonomi Amerika, pemerintahan Demokrat terdorong menciptakan agenda baru yang ”murni antipasar”. Arthur Laffer, pencipta utama kebijakan ekonomi Presiden Ronald Reagan pada tahun 1980-an, waswas memprediksi bahwa the age of prosperity is over (zaman kemakmuran tamatlah sudah).

Anggota staf redaksi Wall Street Journal lainnya, Daniel Henninger, tak kurang pesimistis. Bagi dia, pemilihan presiden tahun ini bersifat historis dalam pengertian yang sebenarnya. Menurut Henninger, Obama akan membangun sebuah sistem ekonomi proteksionis yang tak mungkin dibongkar kembali oleh presiden-presiden berikutnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com