Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wow...! Singapura Impor PSK dari Palembang

Kompas.com - 24/11/2008, 18:49 WIB

PALEMBANG, SENIN - Bisnis esek-esek kini semakin mengepakkan sayapnya. Pekerja Seks Komersial (PSK) kini tidak hanya mencari ladang di dalam negeri. Mereka juga membidik Singapura sebagai ladang subur mengeruk uang. Keuntungan yang didapatkan cukup besar, lebih dari Rp 30 juta per orang. Para 'anak ayam' begitu sebutan bagi para PSK ini, cukup bekerja selama 28 hari dengan paspor pelancong yang dibuat di Indonesia.

'Anak ayam' ini direkrut Meri (31), seorang makelar yang menyebut dirinya mami. Bersama satu orang 'anak ayam' berpengalaman, mereka mendatangi rumah PSK door to door. Hasilnya lumayan. Dalam beberapa hari saja, empat orang PSK diberangkatkan ke Singapura. Mery adalah pemain baru di Palembang. Dari pengakuannya baru menetap tiga bulan dan belum mempunyai jaringan. Anehnya, ia berani menyatroni rumah para pelayan kafe di rumah susun untuk menawarkan jasanya.

Awal pertemuan Sripo dengan Mery bermula seminggu yang lalu. Saat itu Mery tengah membujuk seorang perempuan muda di kawasan rumah susun untuk dibawanya ke Singapura. Tidak seperti germo yang biasanya tampil glamor, Mery berkeliling hanya menggunakan sepeda motor milik kakak iparnya.

Dalam penawarannya Meri mengatakan, bisnis ini telah ditekuninya selama empat tahun terakhir. Para anak ayam yang direkrutnya berasal dari berbagai kota dan provinsi di Sumatera dan Jawa. Dari Palembang saja, telah puluhan PSK yang berhasil dan kaya dari bisnis sekejap ini.

Meri mengaku, menjalankan bisnis ini atas suka sama suka dan tanpa tipu muslihat. Keuntungan yang diperolehnya tidak banyak. Mery bahkan berani memberikan penawaran kepada Sripo untuk mencarikannya PSK-PSK yang mau bekerja di Singapura. Dengan iming-iming uang Rp 300 ribu per PSK, Mery mempercayakan jaringan Palembang kepada Sripo.

"Saya butuh kalian untuk perkembangan bisnis ini ke depan," cetus perempuan ini. Dalam meyakinkan Sripo, ia bahkan memberi jaminan keamanan dan kepuasan hasil yang didapat. Tak sungkan-sungkan, ia pun memberi alamat dan nomor teleponnya jika sewaktu-waktu membutuhkannya. "Tidak perlu takutlah, keamanan semua kami jamin asal ceweknya mau kerja. Kamu coba dulu satu perempuan nanti pasti kamu percaya. Nanti kalau sudah berhasil saat pemberangkatan pertama, kamu bukan dapet honor lagi tapi langsung bagi hasil," jelasnya.

Mery menerangkan, 'anak ayam' yang berminat bekerja di Singapura akan dibuatkan paspor di Kantor Imigrasi setempat dengan jangka waktu satu bulan. Setelah paspor selesai, 'anak ayam' diberangkatkan dari Palembang menggunakan pesawat Merpati ke Batam.

Sebelum ke Singapura, 'anak ayam' menginap sehari di penampungan yang terletak di Perumahan Happy Garden, Nagoya. Besoknya berangkat ke Singapura menggunakan kapal jukung. Seluruh biaya perjalanan pergi ditanggung makelar mulai dari paspor, tiket berangkat, makan dan penginapan. 'Anak ayam' cukup menyediakan KTP, Akta Lahir dan Kartu Keluarga. Biaya pulang ditanggung 'anak ayam'. Mereka yang tidak memiliki kelengkapan surat akan dibuatkan di Batam oleh mami.

"Nanti pas di Singapura, para 'anak ayam' ini disuruh pakai kerudung dan tidak oleh berbicara dengan saya. Setelah mereka masuk baru saya nyusul," ungkapnya.

Di Singapura, 'anak ayam' akan dipertemukan dengan 'Bapak Ayam', seorang warga yang menguasai kawasan Kelang, tempat anak ayam 'jualan'. 'Anak ayam' dikenai hutang 2.200 dollar Singapura per orang, atau senilai 110 kong (main). Tarif sekali main 40 dollar Singapura selama 30 menit, keluar atau tidak. Jika 'anak ayam' pintar merayu dan memberikan servis memuaskan akan mendapatkan tips dari konsumen. Tips ini hak 'anak ayam' diluar hutang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com