Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permukiman Yahudi Hambat "Dua Negara"

Kompas.com - 12/11/2008, 05:51 WIB

KAIRO, KOMPAS - Lembaga kajian keamanan nasional yang berafiliasi dengan Universitas Tel Aviv, Israel, dalam laporan tahunan bulan November ini mengingatkan akan terhambatnya solusi dua negara Israel dan Palestina akibat pembangunan masif permukiman Yahudi di Tepi Barat.

Laporan bertema ”Dua Negara untuk Dua Rakyat, Sebuah Pandangan Hampa” itu mengkritik pembangunan masif permukiman Yahudi selama empat dekade ini.

Direktur lembaga kajian keamanan nasional, Prof Zaki Shalom, mengungkapkan, jumlah penghuni permukiman Yahudi di Tepi Barat hingga akhir tahun 2007 mencapai 275.200. Sementara di Jerusalem Timur dan sekitarnya mencapai 184.300 penghuni.

Diungkapkan pula, telah dibangun 102 permukiman Yahudi ilegal dan 50 permukiman Yahudi yang di antaranya dibangun sejak tahun 2001 sejak diluncurkannya konsep peta perdamaian. Lembaga kajian itu menuduh Pemerintah Israel munafik dalam menghadapi isu permukiman Yahudi ilegal itu. Dikatakan, meskipun menyatakan menolak permukiman Yahudi ilegal, Israel hanya berani membongkar 3 dari 102 permukiman Yahudi ilegal itu.

Israel tidak siap

Menurut Shalom, Israel tidak siap secara politik ataupun psikologis untuk membongkar permukiman Yahudi, khususnya permukiman Yahudi besar yang berada di sisi barat tembok pemisah. Israel selama ini selalu berdalih dalam memperluas pembangunan permukiman Yahudi bahwa merupakan kebutuhan Pemerintah Israel untuk terus menguasai dan mempertahankan kompleks-kompleks permukiman Yahudi besar meskipun setelah dicapai solusi politik dengan Palestina kelak.

Dalih lain adalah untuk memenuhi tuntutan pertumbuhan secara alami penduduk Yahudi. Juga untuk mengakomodasi aspirasi kubu kanan dalam koalisi pemerintahan sehingga pemerintah bisa bertahan dan stabil.

Shalom mengatakan, Israel memandang permukiman Yahudi sebagai penentu garis perbatasan final negara Israel dan Palestina kelak serta merupakan solusi problem sosial ekonomi dan politik dalam negeri Israel. Oleh karena itu, pembangunan permukiman Yahudi akan berlanjut meskipun pemerintah yang berkuasa di Israel berasal dari partai kiri yang properdamaian.

Shalom menyatakan, meskipun Israel sekarang menyadari bahwa pembangunan permukiman Yahudi menghambat terwujudnya solusi dua negara, mereka tidak mampu dan berani membongkarnya karena kelemahan dan keterbatasan pemerintah.

Ia juga menyatakan, AS selalu mengkritik pembangunan permukiman Yahudi itu, tetapi hanya dalam kata-kata tanpa ada aksi apa pun. (mth)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com