Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Burung Blekok Pergi, Wisatawan Juga Pergi

Kompas.com - 03/10/2008, 19:04 WIB

SLEMAN, JUMAT -  Sejumlah desa wisata di Kabupaten Sleman sepi selama libur lebaran tahun ini. Daya tarik desa wisata yang tidak muncul pada saat Lebaran, minimnya fasilitas serta terbatasnya waktu promosi diduga menjadi penyebab sepinya kunjungan ke desa wisata.

Ketua Pengelola Desa Wisata Ketingan, Haryono, mengatakan, ribuan burung blekok dan kuntul yang menjadi daya tarik utama Desa Ketingan justru pergi sepekan sebelum lebaran. "Sebagian besar burung itu pergi bersamaan dengan musim migrasi yang berlangsung pada Bulan Agustus sampai September. Burung-burung itu baru kembali akhir November, saat hujan mulai turun," katanya di Sleman, Jumat (3/10).

Menurut dia, selama dua lebaran terakhir tak satu pun dari sekitar 10.000 burung tersebut yang tinggal menjelang lebaran. Sisa ratusan burung yang biasanya tetap tinggal selama musim migrasi turut meninggalkan sarang karena takut mendengar petasan. "Kalau tidak ada petasan sebenarnya ada beberapa gerombol yang masih tinggal. Tapi dengan adanya petasan, mereka semua pergi," ujarnya.

Pengelola desa wisata sudah mengimbau untuk tidak membunyikan petasan di sekitar desa. Namun, suara petasan dari desa lain tetap terdengar sehingga burung yang tidak ikut migrasi akhirnya ikut meninggalkan sarang. Akibatnya, beberapa rombongan wisatawan pun batal berkunjung. Pekan ini, sekitar 20 tamu sebuah hotel di Kabupaten Sleman membatalkan kunjungannya karena tidak ada burung yang bisa dilihat. Selama ini, Desa Wisata Ketingan memang mengandalkan hotel untuk mendatangkan wisatawan.

Selain daya tarik utama yang tidak muncul, sejumlah tamu juga batal berkunjung karena tidak menemukan fasilitas penunjang di desa ini. "Tadi ada tamu hotel yang mau makan di desa wisata. Tapi karena di sini belum ada rumah makan, saya sarankan mereka pergi ke resto di tempat lain," kata Haryono.

Hal yang sama terjadi di desa agrowisata salak pondoh Tunggul Arum. Haryono yang juga Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata Kabupaten Sleman mengatakan, selama libur lebaran tahun ini, desa yang terletak di kaki Gunung Merapi itu tak menarik minat banyak wisatawan karena musim panen salak pondoh baru berlangsung akhir November. Akibatnya, persediaan salak untuk para wisatawan di desa itu sangat minim.

Rencana untuk menjadikan desa wisata sebagai pilihan tempat menginap para pemudik juga tak mencapai target yang diharapkan. Di desa wisata budaya Brayut, belum satu pun pemudik berkunjung untuk menginap selama lebaran.

Upaya promosi dengan menyebar pamflet ke terminal, stasiun kereta, bandara, dan tempat umum lainnya belum membuahkan hasil. Upaya promosi ini dinilai masih minim dan terlalu berdekatan dengan waktu liburan.

"Promosi baru dilakukan di seputar Yogyakarta sehingga informasi belum menyebar pada turis asing atau warga kota besar yang menjadi sasaran kami karena orang Yogyakarta sendiri tidak tertarik desa wisata. Kami berharap, dengan promosi tahun ini, tahun depan mereka akan datang ke sini," kata Ketua Pengelola Desa Wisata Brayut, Alloysius Sudarmadji.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com