Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah PM Pakistan, Target Sebenarnya Bom Truk

Kompas.com - 22/09/2008, 09:11 WIB

ISLAMABAD, SENIN — Perdana Menteri Pakistan Sayid Yousuf Raza Gilani mengatakan, rumah dinas perdana menteri adalah sasaran serangan truk bom bunuh diri, Sabtu (20/9), yang menewaskan lebih dari 50 orang. Kepada wartawan di Bandar Udara Lahore di Pakistan timur, Gilani mengatakan, pelaku teror ingin menyerang Rumah Perdana Menteri saat tokoh penting, termasuk presiden dan kepala staf angkatan bersenjata, dijadwalkan menghadiri acara makan malam setelah sidang gabungan parlemen.

"Mereka tak dapat berbuat begitu akibat pengaturan keamanan yang ketat," katanya.   Gilani mengatakan bahwa itu adalah tragedi besar dan ia sepenuhnya mengutuk upaya serupa yang ditujukan untuk merusak demokrasi, merusak ekonomi, dan membuat lemah Pakistan.

Ketika ditanya mengenai siapa yang berada di belakang serangan tersebut, ia menjawab, "Saya tak dapat melompat ke kesimpulan sampai penyelidikan selesai, pusat perhatian kami ialah memelihara hukum dan ketenangan dan untuk memerangi terorisme serta ekstremisme." Menurut Gilani, pelaku teror melakukan bermacam tindakan untuk menyoroti kehadiran senjata nuklir Pakistan. Ditambahkannya, ada sistem pemantauan dan komando senjata nuklir yang efektif di Pakistan dan pelaku teror tak pernah dapat mendekati semua senjata itu.

Ketika merujuk kepada para penyelidik asing, ia mengatakan bahwa masalah tersebut akan dipertimbangkan jika diperlukan. Gilani mengatakan, anggota suku di Pakistan adalah patriotik dan tak seorang pun di antara mereka adalah teroris.

Gilani menambahkan, hanya segelintir orang asing terlibat dalam aksi teror di Pakistan. Ia juga menolak kesan bahwa Pakistan sedang terlibat perang dengan AS. Menurut Gilani, 99 persen kasus pembunuhan dalam peristiwa semacam itu dilakukan oleh warga Pakistan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com