Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Denting Untung Miniatur Alat Musik Tradisional

Kompas.com - 18/08/2008, 07:13 WIB

Apa jenis musik favorit Anda? Apakah ada yang menggemari jenis musik daerah yang mengalun lewat alat musik tradisional? Belakangan alat musik tradisional cenderung terpinggirkan karena bombardir musik modern menguasai pasar. Jangankan alat musik tradisional yang sesungguhnya, bahkan miniatur alat musik tradisional juga kesulitan menembus pasar.

Waditra Craft, usaha yang dirintis oleh Tine Mulyatini, Dadang Surahman, dan Arie Irawan membuat miniatur alat musik tradisional Sunda. Nama Waditra sendiri dalam istilah bahasa Sunda yang berarti sebutan untuk alat-alat musik traditional Sunda. Di awal kiprahnya, Waditra yang lahir sejak pertengahan tahun 2003 ini sempat kesulitan memasarkan produknya.

Terlebih adanya perdagangan bebas tahun 2006 dimana produk luar negeri, seperti Cina bebas masuk ke Indonesia dengan harga sangat rendah. Akibatnya, produk dalam negeri mengalami kendala dalam memasarkan produknya karena kalah harga. Tidak habis akal, tiga serangkai Waditra memutar otak untuk menciptakan desain-desain baru jenis alat musik tradisional etnik Jawa Barat. Manager Marketing & Promotion Waditra Dodi Eka Pratama mengatakan Waditra menambah inovasi tampilan tanpa merubah keaslian dan patokan dari alat musik itu sendiri. Tujuannya untuk menarik generasi muda dan bertahan di arus pengaruh budaya luar.juga merubah taktik marketingnya.

Miniatur alat musik tradisional yang awalnya dijual satuan menjadi seperangkat miniatur gamelan dengan detail menyerupai aslinya. Selain itu juga dilengkapi dengan buku deskripsi yang berisi tentang istilah dan sejarah. "Dengan ini pembeli bisa lebih mudah mengenal dan memahami alat-alat traditional," kata Dodi.

Hasilnya, Waditra menjadi delegasi kesenian Jawa Barat di Den Haag Belanda, tahun 2006 dan semakin banyak pesanan mengalir.mempopulerkan produknya ke pasar, Waditra getol mengikuti pameran dan pagelaran. Selain itu juga memberikan workshop dan kursus gratis membuat handicraft untuk umum. Kursus ini digelar tiap hari Rabu pukul 16.00 WIB sore di store Waditra, Jl. Sekeloa Selatan, Bandung.

Kini, Waditra memiliki pasar sendiri baik domestik maupun mancanegara. Mulai dari wisatawan, kolektor, perhotelan, lembaga atau instansi pemerintah, swasta dan BUMN, serta lembaga-lembaga pendidikan, seperti Universitas Padjajaran Bandung. Per bulannya Waditra memperoleh omzet tak kurang dari Rp 50 juta. "Lumayan untuk gaji kita-kita dan operasional berikutnya," ujar Dodi. Menurut Dodi, Waditra memiliki 10 orang karyawan.

Wisata Kriya

Telah meraih omset puluhan juta per bulannya, bukan berarti Waditra tidak membutuhkan modal usaha tambahan. Sayangnya, Waditra sampai saat ini belum menumui tawaran pinjaman modal dengan suku bunga rendah. "Kalau meminjam dari bank, bunganya tinggi dan beranak pinak," ujarnya. Karena itu, kata Dodi, modal usaha cenderung didapat dari kas usaha Waditra sendiri tanpa pinjaman dari bank. Dan jika terpaksa meminjam dari bank itu pun dalam jumlah sedikit.

Untuk mengembangan usahanya,  kedepan Waditra menggalakkan program seni kriya khas Jawa Barat bagi wisatawan komplit hingga wisata kuliner. Selain membuat replika alat musik Jawa Barat, cerita Dodi, Waditra akan memberikan ketrampilan membuat produk secara teori dan penerapannya bagi pengunjung, juga ada perpustakaan yang berisi buku-buku Sunda. Selain itu juga ada seni pertunjukan Sunda seperti kecapi jenaka, longser, dan sebagainya.

Sedangkan di Waditra cafe terdapat wisata kuliner berbagai makanan dan minuman khas Sunda, seperti nasi tutug oncom, nasi timbel, sate jebred, ciu, bandrek, dan sebagainya. "Pengunjung bisa menikmati dalam bentuk parasmanan dan lesehan," kata Dodi.

==============================

Waditra Indojaya (Waditra Craft)
Jl Sekeloa Selatan II No.5 Dipatiukir Jawa Barat
(022) 2532751
waditraindojaya@yahoo.co.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com