Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Minta AS Dukung Pelarangan Senjata Nuklir

Kompas.com - 06/08/2008, 18:53 WIB

HIROSHIMA, RABU - Wali Kota Hiroshima minta presiden AS berikutnya mendukung pelarangan senjata nuklir. Permintaan ini disampaikan Tadatoshi Akiba ketika memimpin upacara peringatan 63 tahun serangan bom atom di Hiroshima, Rabu (6/8).

Jepang mengusulkan rancangan resolusi kepada PBB tahun lalu untuk penghapusan senjata nuklir. Akiba mengatakan 170 negara mendukung dan hanya tiga negara yang menentang termasuk AS.

"Kami hanya bisa berharap presiden AS yang akan terpilih November mendatang mendengarkan dengan seksama suara mayoritas," kata Akiba.

Akiba berbicara di depan 45.000 orang, termasuk korban selamat  dari bom atom, warga setempat dan tamu penting negara asing, di Monumen Perdamaian Hiroshima yang kubahnya dibiarkan tinggal kerangka. Ratusan ekor merpati dilepaskan begitu ia menutup pidato.

Semua hadirin mengheningkan cipta tepat pukul 08.15 waktu setempat, saat bom atom yang dijatuhkan pesawat pengebom B-29 Enola Gay. Ledakan itu menewaskan sekitar 140.000 orang, baik seketika itu juga hingga beberapa bulan berikutnya. Data resmi pemerintah Jepang menyebut 260.000 korban tewas yang dihitung hingga beberapa dekade kemudian.

Tiga hari kemudian, 9 Agustus 1945, AS menjatuhkan bom plutonium di Nagasaki yang mencabut nyawa 80.000 orang. Jepang menyerah pada 15 Agustus dan berakhirnya Perang Dunia II. Peringatan serupa akan digelar di Nagasaki, Sabtu (9/8).       

Kata Akiba, lebih banyak yang harus dilakukan terhadap para korban yang masih hidup yang rata-rata sudah berusia di atas 75 tahun. Menurut data kementerian kesehatan masih ada 244.000 korban selamat, namun sebagian besar menyandang penyakit akibat radiasi seperti kanker dan liver.

"Yang paling parah dan diabaikan adalah luka batin," kata Akiba, ketika mengumumkan studi baru selama dua tahun terhadap dampak psikologi serangan bom atom itu.

Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda juga berpidato dalam acara itu. Ia mengatakan, Jepang melanjutkan kebijakan menentang senjata nuklir dan melarang senjata jenis itu masuk negaranya. "Kami akan memimpin masyarakat internasional menuju pelarangan senjata nuklir dan perdamaian abadi," kata Yasuo.

Upacara ini digelar di tengah perdebatan soal kehadiran militer AS dan kapal-kapal bertenaga nuklirnya. Angkalan Laut AS pekan lalu mengungkapkan bahwa salah satu kapal selam bertenaga nuklirnya mengalami kebocoran kecil radioaktif awal tahun ini. Kemungkinan, kebocoran itu terjadi saat berlabuh di Jepang.

Pemerintah setempat mengatakan tidak mendeteksi munculnya keadaan abnormal peningkatan radiasi. Namun berita itu dan penundaan pengumumannya memicu kritik pedas dari masyarakat Jepang.

Bulan depan, USS George Washington,  kapal induk AS bertenaga nuklir pertama yang secara permanen ditempatkan di Jepang, tiba di Yokosuka, arah selatan Tokyo. Kapal itu sebenarnya dijadwalkan tiba Agustus, tetapi akhirnya ditunda karena terjadi kebakaran di deknya pada Mei lalu.

USS George Washington akan menggantikan peran USS Kitty Hawk yang segera dipensiunkan. Penempatan kapal ini sebenarnya sudah menuai protes dan kebakaran di dek itu menimbulkan keprihatinan baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com