Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati! Selat Malaka Banyak Bajak Laut

Kompas.com - 30/07/2008, 21:42 WIB

MEDAN, RABU - Selat Malaka hingga saat ini masih rawan perompakan terhadap kapal-kapal nelayan. Namun penindakan terhadap para perompak sering kali mengalami kesulitan saat korban, terutama pemilik kapal tak mau melaporkan kejadian perompakan yang biasanya menggunakan modus menyandera nakhoda atau kepala kamar mesin.

Selama periode Mei-Juni, menurut data di Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut I Belawan, terjadi empat kali perompakan terhadap kapal-kapal nelayan. Salah satu kasus perompakan yang terjadi tanggal 30 Juni lalu terhadap KM Champion X berlangsung tragis. Kelompok bersenjata yang melakukan aksi perompakan tersebut membiarkan awak kapal terapung di laut sementara kapalnya dibakar. Hingga kini nasib nakhoda dan kepala kamar mesin KM Champion X malah tak diketahui nasibnya setelah menjadi sandera perompak.

Menurut Perwira Pembantu Penerangan Lantamal I Belawan Kapten AR Siahaan, kemungkinan perompakan yang terjadi di Selat Malaka lebih banyak dari data yang dimiliki Lantamal I Belawan. Siahaan mengungkapkan, selama ini sangat jarang pemilik kapal maupun nelayan yang jadi korban perompakan melapor ke TNI AL.

"Sebenarnya kami sudah mencoba melakukan sosialisasi kepada nelayan maupun pemilik kapal soal penggunaan frekuensi radio khusus. Frekuensi ini bisa dimanfaatkan nakhoda jika terjadi perompakan di tengah laut. Kami kan punya Kamla (Keamanan Laut) di beberapa titik yang bisa sewaktu-waktu melakukan pengejaran terhadap perompak. Sayangnya, frekuensi ini jarang sekali digunakan untuk melaporkan aksi kejahatan di laut," ujar Siahaan.

Siahaan mengatakan, banyak kapal nelayan enggan membuka frekuensi radio ketika di laut. Dia mengaku tak tahu mengapa nakhoda kapal enggan membuka frekuensi radionya. Padahal saat terjadi perompakan, perompak cenderung melakukan perampasan terhadap alat komunikasi terlebih dulu, katanya.

Bahkan kata Siahaan, ketika perompak meminta tebusan atas penyanderaan nakhoda dan juru mesin, mereka sebenarnya menggunakan komunikasi lewat radio kepada pemilik kapal. "Kalau memang mereka tak mau komunikasinya didengar, mereka sebenarnya bisa mengunci sendiri frekuensi radio komunikasinya," kata Siahaan.

Salah seorang nelayan di Belawan menuturkan, keengganan mereka melaporkan perompakan di laut, lebih karena nelayan merasa pesimistis terhadap tindakan yang bisa dilakukan aparat keamanan. Dia mengaku, selama ini jarang sekali pelaku perompakan bisa tertangkap. Perompak di Selat Malaka, selain sering menggunakan kapal yang mirip kapal nelayan, mereka juga dilengkapi senjata otomatis.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com