Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Roket Guncang Kesepakatan Damai Gaza

Kompas.com - 25/06/2008, 05:38 WIB

YERUSALEM, RABU - Milisi Palestina menembakkan 3 roket rakitan ke wilayah Israel selatan Selasa (24/6) waktu setempat sehingga mengancam keberlangsungan gencatan senjata yang baru dicapai belakangan antara gerakan Hamas dan Israel. Israel merespon serangan roket tersebut dengan menutup jalur perbatasan vitalnya menuju Gaza.

Meskipun terdapat aksi yang menodai aksi gencatan senjata itu, Israel menahan diri untuk tidak menggencarkan serangan militer. Israel akan mengirimkan utusannya segera ke Mesir untuk menangani perjanjian gencatan senjata yang lebih luas dan mencakup pembebasan seorang tentara Israel yang disekap oleh Hamas selama lebih dari 2 tahun.

Hamas, kelompok milisi yang menguasai Gaza, sebelumnya berjanji untuk menahan diri dari serangan roket dan berjanji untuk memegang komitmen gencatan senjata yang efektif berlaku pada 19 Juni lalu. Serangan roket yang mengakibatkan 2 orang cidera ringan itu disarangkan oleh milisi Palestina ke sebuah wilayah yang tidak dimukimi oleh penduduk di Israel selatan. Israel sebelumnya menewaskan 2 warga Palestina, salah satu diantaranya adalah komandan lokal milisi Jihad, di kota Nablus, Tepi Barat.

Kelompok milisi Jihad yang didukung oleh Suriah dan Iran mengklaim bertanggung jawab terhadap serangan roket yang ditembakkan dari Gaza. Walaupun Tepi Barat tidak termasuk dalam kesepakatan gencatan senjata, Jihad menerangkan serangan beberapa roket itu merupakan tindakan balas dendam atas serangan militer Israel di Nablus. "Kami tidak bisa tinggal diam saat saudara-saudara kami di Tepi Barat diserang," kata Jihad.

Mesir berharap dapat menangani mediasi kesepakatan yang mengarah pada pembebasan tahanan perang Palestina dengan seorang serdadu Israel, Sersan Gilad Schalit, yang diculik oleh milisi Palestina dalam serangan perbatasan pada bulan Juni 2006. Harapan Hamas yang lebih besar terhadap Israel adalah dibukanya kembali perbatasan strategis antara Gaza dengan Mesir. Perbatasan Rafah telah ditutup sejak diambil alih oleh Hamas.

Penutupan perbatasan ini mengakibatkan 1,4 juta penduduk di Gaza kesulitan untuk keluar dan masuk wilayah tersebut. Israel menekankan Rafah hanya akan dibuka apabila tentaranya yang ditawan dipulangkan. Perdana Menteri Israel Ehud Olmert dan Presiden Mesir Hosni Mubarak mengadakan perundingan Selasa di resor Laut Merah Sharm el-Sheik, Mesir untuk membicarakan pembebasan Sersan Gilad Schalit dan pembukaan perbatasan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com