Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Poligami, Masalah Abadi Perempuan?

Kompas.com - 20/05/2008, 18:02 WIB

JAKARTA, SELASA - Berbicara tentang persoalan perempuan, ternyata dari dulu (tahun 1920-an) hingga sekarang ada satu hal yang selalu menjadi sorotan, poligami. Setidaknya, hal itu diamini oleh 3 tokoh perempuan, Ayu Utami (penulis novel), Mariana Amiruddin (Jurnal Perempuan) dan Agung Ayu Ratih (Lingkar Tutur Perempuan).

Ketiganya mengungkapkan pemikirannya tentang perempuan dan kebangkitan nasional, dalam peluncuran buku "Sejarah Perempuan Indonesia" karya Cora Vreede-de Steur dan "Prajurit Perempuan Jawa" karya Ann Kumar, di Toko Buku Gramedia, Matraman, Jakarta Pusat, Selasa (20/5).

"Kalau kita lihat, persoalan perempuan dari dulu sampai sekarang tidak bergerak atau linear. Berkutatnya di persoalan poligami, yang masih menjadi isu sentral dan sensitif. Termasuk dalam buku ini (sambil menunjukkan buku "Sejarah Perempuan Indonesia". Tahun 1920-an ternyata poligami juga sudah menjadi masalah sensitif," ujar Ayu Utami.

Padahal, kata Ayu, ketika berbicara tentang perempuan yang sering terlupakan adalah penghancuran gerakan perempuan. Tak ada catatan yang rigid tentang gerakan kaum perempuan di masa lalu. "Padahal, kalau kita lihat apa yang dipikirkan atau dituangkan Budi Utomo (tokoh Kebangkitan Nasional) itu seringkali juga mengutip pemikiran Kartini. Tapi tidak ada yang mengungkap itu," katanya.

Agung Ayu Ratih berpendapat, saat zaman perjuangan, seorang tokoh perempuan, Sumari telah berjuang untuk menentang poligami. Ia mencontohkan, Sumari memperjuangkan mengenai UU Pensiunan, yang semula mengatur bahwa uang pensiun berhak didapatkan oleh istri pertama hingga keempat dari seorang pegawai.

"Sumari kemudian berjuang, dengan menyuarakan bahwa sebagian besar anggaran belanja negara itu habis untuk membiayai pensiun karyawan yang istrinya lebih dari satu. Akhirnya gol juga," tutur Agung.

Diluar itu, Agung mengakui bahwa perbincangan tentang gerakan perempuan tak bisa dilepaskan oleh persoalan poligami. Kondisi ini, ditumbuhsuburkan oleh ketergantungan perempuan secara ekonomi terhadap laki-laki. Saat ini, perempuan bahkan tanpa disadari telah dikriminalisasi oleh regulasi.

"Bayangkan, ada Perda atau peraturan per-UUan yang membatasi ruang gerak perempuan, kembali secara perlahan menarik perempuan ke wilayah domestik. Kita tidak menyadari, ini bentuk kriminalisasi terhadap perempuan. Misalnya saja, ada Perda yang melarang perempuan bekerja malam," kata Mariana.

Seabad Kebangkitan Nasional, dinilai Mariana, tidak membawa keberhasilan pada sejarah perempuan. "Bayangkan, 100 tahun kebangkitan nasional, kami berpanas-panas menyuarakan menentang poligami yang sudah melanggar hak perempuan, tiba-tiba ada film Ayat-ayat Cinta yang membuat orang menangis. Saya juga menangis saat menontotnnya, tapi menangisi kegagalan. Lagi-lagi soal poligami," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com