Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

The French Laundry

Kompas.com - 02/05/2008, 08:05 WIB

Semula saya ingin membuat dokumentasi video. Ternyata, resto ini secara tegas melarang pengambilan gambar di meja makan selama layanan makanan berlangsung. Untunglah, staf public relations resto ini memberi kesempatan kepada saya untuk datang siang hari melihat dapur dan bertemu dengan Thomas Keller. Sayangnya, pada hari itu mendadak Chef Keller harus pergi ke New York. Di dapur kami bertemu dengan sekitar 12 orang yang sibuk bekerja. Head chef-nya adalah Corey Lee, seorang ABC (American-born Chinese) yang masih muda dan sudah mendapat akolade sebagai the rising star chef of the year oleh lembaga bergengsi James Beard Foundation.

Malamnya kami datang lagi untuk makan. Makan malam dimulai pukul 17.30 dan berlangsung selama tiga jam. Tamu harus berpakaian rapi. Bagi pria, harus pakai jas. Ruangan restoran tanpa dekorasi. Juga tidak ada musik latar belakang. Chef Keller ingin para tamu fokus pada makanan. Bukan pada musik atau lukisan di dinding. Tetapi, halamannya ditata asri dengan semak-semak mawar dan tanaman hias lainnya.

Saya sengaja memilih menu sayuran, sementara istri, anak, dan mantu memesan menu carnivora. Tujuannya supaya saya dapat melihat bedanya. Beberapa menu andalan dalam chef tasting menu yang tiap hari diganti itu antara lain adalah oyster appetizer. Tiramnya jenis Beau Soleil, “dihias” dengan kaviar dari white sturgeon. Mak legender! Mulus banget. Hidangan utamanya dari iga sapi Swiss dengan saus gremolata. Entah kenapa, kelembutannya melebihi daging wagyu yang sekelas di atasnya.

Ternyata, saya tidak menyesal memilih menu sayuran. Luar biasa kreatif! Sebagian besar sayur yang disajikan – juga sebagian bumbu – ditanam secara organik di kebun sendiri di seberang restoran. Chef Keller juga berkelana keliling dunia melakukan outsourcing untuk bahan-bahan terbaik. Balsamic vinegar yang berusia seratus tahun, misalnya, dipasok khusus oleh agen di Prancis.

Yang paling mengesankan saya adalah hidangan nomor empat, yaitu heart of romaine lettuce yang di-panfried. (Ini mengingatkan saya pada menu di “Mozaic”, tetapi Chef Salans memakai Belgian endive!). Romain lettuce-nya patah tidak berserat, dengan tingkat kegurihan yang cakep banget. Di atasnya ada capers yang ditumis dengan karamel, dan irisan tipis batarga. Nah, ini dia yang rupanya "mengganggu" saya. Begitu indahnya citarasa batarga itu, sampai dua jam kemudian saya seperti masih merasakannya di lidah.

Kebetulan saya baru saja kesengsem dengan pastirma dari telur belanak merah di Izmir, Turki. Batarga ini secara umum rasanya seperti pastirma, tetapi jauh lebih mulus. Benar-benar luar biasa! Untuk sesaat saya hampir mengatakan bahwa kelembutan batarga ini melebihi foie gras.

Sementara itu, di seberang meja, Gwen berkali-kali nyeletuk: "Mati aku! Ini enak bangeeeeet." Begitulah, sembilan jenis hidangan kami lahap dalam 3,5 jam, tanpa ada satu pun yang kami anggap mengecewakan. Sayangnya, karena malam itu saya menjadi designated driver untuk mengemudi kembali ke San Francisco, saya hanya berani minum setengah gelas champagne dan segelas merlot.

Waktu kami beranjak pulang, tiba-tiba Gwen seperti panik. Matanya melotot, dia seperti mau berteriak, tetapi tercekat di tenggorokannya. Ternyata, perempuan yang baru saja berpapasan dengan saya sambil bilang "excuse me" adalah Katie Holmes. Gwen langsung memutar kepala. Dan benar saja, ada Tom Cruise di meja sudut.

Sementara Gwen terus-menerus merutuk "mati aku, mati aku", Gino yang baru keluar dari toilet bilang bahwa dia baru berpapasan dengan supermodel Heidi Klum dan suaminya, Seal, si pangeran dari Afrika yang menjadi penyanyi populer di Amerika Serikat.

Begitulah, ternyata kami berada di satu tempat pada saat yang sama dengan para bintang-bintang Hollywood. Saya duga Katie Holmes mengadu kepada Tom Cruise karena saya cuekin. He he he ...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com