Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Sadar Saudara Kandung Hidup di Bawah Tanah

Kompas.com - 29/04/2008, 13:19 WIB

PENYEKAPAN dan pemerkosaan selama 24 tahun oleh Joseph Fritzl (73) terhadap putrinya, Elisabeth (40), disebut media Austria sebagai kejahatan terburuk sepanjang masa.

Pensiunan tukang listrik itu secara kejam dan dengan berbagai tipuan menyembunyikan keluarga gelapnya itu selama 24 tahun. Di antara tipuan yang terungkap itu adalah bahwa Elisabeth tidak kabur bersama kelompoknya pada 1984 dan mengakui tiga anak yang juga cucunya itu sebagai anak buangan dan ditemukan di depan rumah.

Sementara kepada Elisabeth dan tiga anak lainnya yang dikurung di ruang bawah tanah, Joseph selalu mengancam, "Kalian akan mati kalau sampai terjadi apa-apa dengan saya."

Senin (28/4), polisi Austria menyebarkan foto-foto sel bawah tanah tempat Elisabeth disekap selama lebih dari separuh masa hidupnya.

Untuk masuk ke ruang bawah tanah itu, orang harus melewati pintu rahasia yang terbuat dari baja ukuran 1 x 0,5 meter. Pintu itu tersembunyi di balik sebuah lemari di bengkel bawah tanah, dan hanya bisa dibuka dari luar atau dengan pengendali jarak jauh oleh Joseph setiap kali ia mengunjungi anak-anak rahasianya itu.

Di balik pintu itu masih ada lorong sempit dan rendah yang hanya bisa dilalui satu orang. Lorong itu menuju ke lima ruang sempit dengan tinggi 1,7 meter, di antaranya dapur, dua ruang tidur, satu kamar mandi, dan gudang yang dilapisi karet. Di gudang itulah salah satu anak rahasia yang menderita epilepsi dibawa tiap kali kumat.

Tidak jelas apakah gudang itu juga digunakan untuk tujuan yang lebih seram. Namun, Kolonel Franz Polzer, Kepala Satuan Kriminal Kepolisian Lower Austria, yang memimpin penyelidikan itu, mengatakan, ruang itu dibuat agar Joseph bisa melakukan penyiksaan selama bertahun-tahun.

Ruang bawah tanah itu sebenarnya lebih kecil dari ruang yang sekarang. Namun, selama bertahun-tahun, kata Polzer, Joseph memperluas dan menambah jumlah kamar serta melengkapinya dengan listrik dan saluran air.
     
Salah satu foto memperlihatkan kamar mandi yang tampaknya dihiasi sendiri oleh Elisabeth dan anak-anaknya dengan lukisan cumi-cumi, bunga, dan keong di dindingnya yang dilapisi keramik putih.

Ada upaya untuk membuat ruang horor itu terasa lebih menyerupai rumah tinggal, antara lain dengan menambahkan gajah mainan, bunga plastik, botol air panas, dan kursi kayu anak-anak.

Untuk menuju kamar tidur, orang harus melewati lorong sempit. Kamar itu didekor dengan hiasan, seperti bintang dari kertas yang ditempel di tembok.

Polisi masih menyelidiki bagaimana Joseph dapat membeli makanan dan pakaian tanpa pernah ketahuan sang istri, Rosemarie (66).

"Sang istri tidak pernah tahu apa yang terjadi karena di rumah itu Joseph sangat otoriter dan apa yang dia katakan pasti dituruti. Ia melarang siapa pun masuk ruang bawah tanah itu," kata Polzer.     

Di ruang penyekapan itu, Elisabeth pertama kali melahirkan Kerstin, 19 tahun lalu. Ia menghabiskan seluruh hidupnya bersama dua anaknya yang lain selain Kerstin, yaitu Stefan (18) dan Felix (5).

Elisabeth, Kerstin, Stefan, dan Felix akhirnya bisa melihat cahaya matahari setelah Fritzl buka mulut. Itu pun setelah ia memutuskan membawa Kerstin ke rumah sakit akibat penyakit tertentu yang membuatnya koma.

"Pemandangan yang sangat mengerikan. Mereka sulit menyesuaikan mata dengan sinar matahari yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya," kata salah satu polisi.

Selama ini mereka berhubungan satu arah dengan dunia luar, yaitu lewat televisi. Tak mengherankan kalau kemudian Felix begitu tercengang melihat mobil yang sebelumnya hanya bisa dilihat di televisi. "Ketika dibawa ke rumah sakit, ia banyak bertanya soal mobil dan tampak begitu senang karena ini kali pertama dalam hidupnya naik mobil," kata sumber itu.

Joseph diketahui membesarkan tiga anak lain, Lisa (16), Monika (14), dan Alexander (11), di rumahnya bersama Rosemarie. Ia mengarang cerita bahwa Elisabeth telah meninggalkan salah satu dari ketiga anak itu di depan pintunya. Dalam surat yang tampaknya ditulis dengan paksaan, Elisabeth minta sang ayah merawat anaknya itu. Anak laki-laki lain, kembaran Monica, meninggal beberapa hari setelah dilahirkan dan diduga jasadnya dibakar oleh Joseph di tungku pemanas rumah itu.

Lisa, Monica, dan Alexander diyakini tidak tahu-menahu soal keberadaan ibu dan tiga saudara kandungnya yang tinggal hanya beberapa kaki di bawah mereka. Belum jelas mengapa Joseph memilih ketiga anak itu untuk tinggal bersama dengannya dan hidup normal seperti anak-anak lain.

Rosemarie, menurut para tetangga, merupakan tokoh masyarakat. Ia kerap membuat kue untuk pesta lingkungan dan menjadi anggota komite orangtua siswa di sekolah yang aktif.

Namun, menurut para tetangga, Rosemarie seharusnya juga tahu sisi gelap kehidupan suaminya. Pria itu pernah dipenjara pada tahun 1960-an karena melakukan serangan seksual terhadap seorang perempuan. Ia juga pernah dihukum karena membakar rumah. "Ia sangat berpotensi melakukan serangan seksual meski kalau melihat wajahnya kita tidak akan percaya ia mampu melakukan tindakan sekeji itu," kata Polzer.

Kepada polisi, Elisabeth mengaku bahwa sang ayah mulai memperkosanya ketika ia berusia 11 tahun dan pada 28 Agustus 1984, laki-laki itu membius, memborgol, dan menguncinya dalam ruang bawah tanah itu. Ketika tahu Elisabeth akan melahirkan, Joseph membantunya.

Para pekerja sosial mengaku secara reguler mengunjungi Joseph dan Rosemarie setelah mereka mengadopsi ketiga anak Elisabeth. Namun, mereka juga tidak melihat hal yang mencurigkan selama melakukan kunjungan rutin itu.(the sun/telegraph)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com