Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilu Pakistan Dibayangi Keamanan Ketat

Kompas.com - 18/02/2008, 14:43 WIB

ISLAMABAD, SENIN - Kekhawatiran meletusnya aksi kekerasan membayangi pemilihan umum Pakistan Senin ini (18/2). Kekhawatiran tersebut dijawab dengan diperketatnya keamanan selama penyelenggaraan pemilu oleh 80.000 personil tentara untuk menambah kekuatan personil polisi pengaman pemilu Pakistan.

Pemilu Pakistan, yang ditunda dari jadwal semestinya pada 8 Januari 2008 akibat terbunuhnya tokoh oposisi Benazir Bhutto dalam kampanye di Rawalpindi 27 Desember 2007 lalu, dimulai pada pukul 08.00 (10.00 WIB) serta akan berakhir pada pukul 17.00 waktu setempat (19.00 WIB).

Kematian mantan perdana menteri Benazir Bhutto telah meningkatkan keprihatinan terhadap stabilitas keamanan di Pakistan yang juga dikenal sebagai negara pengembang senjata nuklir. Pemilihan umum Pakistan yang diselenggarakan untuk memilih parlemen yang diperkirakan akan menggeser Presiden Pervez Musharraf dari jabatannya tersebut diawasi secara ketat oleh negara-negara tetangga maupun sekutu

Pemilihan umum Pakistan terlambat dimulai. Senin ini dinyatakan sebagai hari libur nasional sehingga seluruh bursa keuangan, sekolah serta lalu lintas di sejumlah jalan nampak lengang di seluruh Pakistan.

Di Rawalpindi, para perwakilan partai terlambat hadir dan petugas komisi pemilu harus menunggu para perwakilan ini untuk menyaksikan pencabutan segel kotak suara."Siapa yang seharusnya dipersalahkan, pemerintah atau partai?" kata Shamim Sadiq, seorang yang gusar saat antri untuk menyumbangkan suaranya.

Sadiq mengaku datang ke kotak suara lebih awal karena khawatir dengan rawannya keamanan di Pakistan belakangan. Serangkaian serangan bom bunuh diri terjadi Pakistan diantaranya serangan terhadap pendukung partai Bhutto hari Sabtu lalu (16/2) di sebuah kota dekat perbatasan Afganistan sehingga menewaskan 47 orang.

Popularitas Pervez Musharraf merosot dalam setahun terakhir karena manuvernya untuk mempertahankan kekuasaan. Musharraf berkuasa di Pakistan lewat kudeta yang dilancarkan tahun 1999. Sebagian besar warga Pakistan menuduh pemerintah Musharraf gagal menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok selain juga dinilai tidak berhasil menangani pemadaman listrik yang seringkali terjadi.

Dukungan suara simpati diharapkan akan mendongkrak Partai Rakyat Pakistan yang pernah dipimpin Bhutto untuk menjadi partai terbesar di Majelis Nasional yang menyediakan 342 kursi. Hasil pemilihan umum Pakistan diperkirakan sebagian akan diketahui Senin malam nanti dan seluruhnya diketahui Selasa pagi (19/2). 

Sebagian besar analis ragu Partai Rakyat Pakistan yang diantaranya dipimpin oleh suami Bhutto, Asif Ali Zardari dapat memenangkan mayoritas suara. Aliansi antara Partai Rakyat Pakistan dengan partai oposisi utama lain yang dipimpin oleh mantan perdana menteri Nawaz Sharif dikhawatirkan Musharraf karena Sharif berupaya menjatuhkan presiden Pakistan tersebut lewat impeachment di parlemen. Analis menjelaskan Musharraf menginginkan terbentuknya sebuah koalisi antara Partai Rakyat Pakistan dan partai yang mendukungnya, Liga Muslim Nasional. (REUTERS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com