Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Scotland Yard: Bhutto Mati Kena Bom

Kompas.com - 08/02/2008, 16:34 WIB

ISLAMABAD, JUMAT — Penyelidik Scotland Yard menyimpulkan pemimpin oposisi Benazir Bhutto tewas karena ledakan bom, bukan peluru. Pendapat ini mendukung teori versi pemerintah Pakistan soal kematian itu.

Patolog di Departemen Dalam Negeri Inggris, dr Nathaniel Cary yang dikutip dalam laporan Scotland Yard menyebutkan satu-satunya hal yang bisa dipertahankan tentang luka fatal di kepala Bhutto adalah akibat ledakan bom. Ledakan itu terjadi saat Bhutto melambaikan kepada pendukungnya dari sun roof mobilnya.

"Menurut pendapat saya, Mohtarma Benazir Bhutto meninggal akibat luka berat di kepala sebagai konsekuensi ledakan bom dan benturan kepala pada lubang kendaraan," kata Cary dalam laporan yang dirilis Komisi Tinggi Inggris Jumat (8/2).

Pemerintah Pakistan mengeluarkan pendapat serupa beberapa hari setelah pembunuhan itu pada 27 Desember 2007. Namun pendapat itu ditentang para pendukung Bhutto yang menganggap kematiannya akibat tembakan senjata api. Presiden Pervez Musharraf lalu mengundang Scotland Yard untuk menyelidiki kematian Bhutto untuk mencari mengurai kesimpangsiuran.

Pejabat Partai Rakyat Pakistan berkeras tidak mengubah pendirian awalnya dan menolak hasil penyelidikan polisi Inggris itu. "Dia (Bhutto) tewas karena luka tembak. Itu pendirian kami dulu dan sekarang," kata Sherry Rahman, juru bicara partai itu.

Scotland Yard juga menemukan bahwa pembunuhan dilakukan satu orang, yaitu orang yang menembak Bhutto dari jarak dekat lalu meledakkan diri. Sebelumnya muncul dugaan bahwa ada pengebom kedua yang siap di belakang si penembak.(AP)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com