Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berakhir, Masa Berkabung untuk Bhutto

Kompas.com - 07/02/2008, 18:18 WIB

GARHI KHUDA BAKHSH, KAMIS - Menandai berakhirnya masa berkabung selama 40 hari untuk mengenang mendiang Benazir Bhutto, sekitar 10.000 peziarah Kamis (7/2) berkumpul di sekitar batu nisan pemimpin oposisi Pakistan yang tewas terbunuh pada 27 Desember 2007. Di saat berakhirnya masa berkabung, Partai Rakyat Pakistan yang pernah dipimpin Benazir Bhutto bersiap untuk melancarkan kampanye secara besar-besaran Sabtu (9/2). 
   
Para pendukung dari provinsi asal Bhutto, Sindh dan bagian wilayah Pakistan lainnya berziarah ke musoleum keluarga Bhutto yang terbuat dari marmer. Ziarah dilakukan untuk menandai berakhirnya masa berkabung selama 40 hari untuk mengenang mantan perdana menteri Pakistan yang tewas di kota Rawalpindi, Pakistan bagian utara.
 
Sekitar 10.000 penduduk mengerumuni musoleum di Garhi Khuda
Bakhsh, dekat kediaman keluarga Bhutto. Ratusan peziarah menaburkan bunga di atas makam Bhutto. Dengan dipenuhi  keharuan saat membacakan ayat-ayat Al-Quran, beberapa peziarah wanita yang hadir di sekitar makam nampak tak kuasa menahan tetesan air mata.
   
Dengan mendapat pengawalan ketat, Asif Ali Zardari, suami mendiang Bhutto yang saat ini menjabat sebagai ketua Partai Rakyat Pakistan menyampaikan pidato singkat dari podium di depan musoleum. Zardari mengenang istrinya tersebut sebagai seorang martir yang berjuang mengakhiri sistem eksploitasi di Pakistan.
  
"Kita akan memperjuangkan misi martir Bibi Sahiba (sebutan untuk Bhutto/red) dengan cara demokratis. Waktunya telah tiba untuk memperjuangkan kekuasaan yang berpihak pada kaum miskin dan misi Bibi Sahiba akan terwujud," ujar Zardari.
   
Sementara itu, tim yang terdiri dari 3 detektif Inggris, Scotland Yard tiba di Islamabad Kamis pagi untuk menyampaikan laporkan tentang investigasi kematian Bhutto yang dibayangi teka-teki apakah pemimpin oposisi Pakistan ini terbunuh akibat tembakan senjata atau karena dampak bom yang meledak setelah terjadi tembakan.
   
Presiden Pervez Musharraf mengundang Scotland Yard untuk membantu penyelidikan kasus pembunuhan Bhutto. Upaya Musharraf ini merupakan respon dari meluasnya dugaan dari pendukung Bhutto bahwa pemerintah Pakistan menutup-nutupi penyelidikan kasus Bhutto. Musharraf menolak seruan dari partai Bhutto agar diadakan penyelidikan independen dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Sebelum kematian menjemputnya, Bhutto pernah menuduh sekutu politik Presiden Musharraf merencanakan pembunuhan terhadap dirinya. Namun, pemerintah Pakistan membantah tuduhan tersebut. (AP)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com