Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengangkatan Bilawal Diprotes Fatima

Kompas.com - 12/01/2008, 19:37 WIB

LONDON, SABTU - Tidak semua setuju Bilawal Bhutto Zardari menggantikan ibunya Benazir Bhutto memimpin Partai Rakyat Pakistan (Pakistan`s People Party/PPP). Salah satunya adalah Fatima Bhutto, kemenakan perempuan almarhum.

Dalam wawancara dengan harian Times di London yang diterbitkan Sabtu (12/1), Fatima (25) menyebut gagasan menempatkan keluarga Bhutto sebagai pemimpin PPP sangat berbahaya.

Oleh sejumlah kalangan di Pakistan, Fatima dianggap sebagai ahli waris dinasti politik keluarga itu. Meski akhirnya Bilawal yang dipilih menggantikan sang ibu yang dibunuh 27 Desember 2007. Ia mengecam PPP yang masih memanfaatkan keluarga Bhutto.

"Gagasan harus keluarga Bhutto, saya kira sangat berbahaya. Itu tidak menguntungkan Pakistan. Tidak bermanfaat bagi partai yang diharapkan menjalankan garis demokratis  dan tidak berguna bagi kita sebagai warganegara jika kita memikirkan tentang individu dan tidak tentang program," katanya.

Dalam jumpa pers awal pekan ini d London, Bilawal menolak keras anggapan seorang wartawan bahwa peran ketua partai diserahkan seperti perabot rumah tangga.

Fatima adalah putri Murtaza, adik Benazir yang tewas  secara misterius di Karachi 12 tahun lalu, saat Benazir masih berkuasa. Kasus itu membuat keluarganya bersitegang dengan keluarga Benazir.

"Akhirnya, para pekerja partai itu yakin tidak seorangpun yang dapat memimpin partai itu kecuali keturunan Bhutto. Tetapi saya kira mereka juga tahu bahwa siapapun yang mereka pilih tidak bisa memimpin," kata Fatima. "Tetapi saya tidak ingin menjadi simbol bagi siapapun," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com