Salin Artikel

Krisis Selat Taiwan, 3 Konflik sejak Akhir Perang Saudara China

Mereka terpisah Selat Taiwan, jalur perairan yang menjadi titik nyala konflik China dan Taiwan.

Selat Taiwan titik tersempitnya hanya selebar 130 kilometer, tetapi menjadi lokasi jalur pelayaran internasional yang ramai.

Dikutip dari AFP (3/8/2022), berikut adalah sejarah krisis Selat Taiwan yang terjadi tiga kali selama konflik China dan Taiwan sejauh ini.

Kedua rival tersebut kemudian mendirikan kubunya masing-masing di sisi selat. Republik Rakyat China (RRC) di China daratan, dan Republik China (Republic of China/ROC) di Taiwan.

Krisis Selat Taiwan Pertama terjadi pada Agustus 1954, ketika kaum Nasionalis menempatkan ribuan tentara di Kinmen dan Matsu yang dikuasai Taiwan. Kedua pulau kecil itu hanya berjarak beberapa kilometer dari China daratan.

Komunis China lalu menanggapinya dengan membombardir pulau-pulau tersebut dengan artikelri, dan merebut Kepulauan Yijiangshan yang berjarak sekitar 400 kilometer dari utara Taipei.

Krisis Selat Taiwan Pertama akhirnya dapat diredakan, tetapi hampir membawa China dan Amerika Serikat ke ambang konflik langsung.

Oleh karena khawatir lepasnya kedua pulau itu dapat menyebabkan jatuhnya Nasionalis dan China mengambil alih Taiwan, Presiden Amerika Serikat (AS) saat itu Dwight D Eisenhower memerintahkan militernya mengawal dan memasok Taiwan sebagai sekutu mereka.

AS bahkan sempat mempertimbangkan untuk menggunakan senjata nuklir terhadap China.

China kemudian mengumumkan gencatan senjata karena tidak dapat menguasai pulau-pulau di lepas pantai tersebut atau membombardir kaum Nasionalis.

Meskipun begitu, pasukan Mao Zedong masih menembaki Kinmen sesekali hingga 1979.

3. Krisis Selat Taiwan Ketiga

Konflik yang ketiga terjadi 37 tahun setelah Krisis Selat Taiwan Kedua.

Dalam puluhan tahun berikutnya sejak Krisis Selat Taiwan Kedua, baik China maupun Taiwan berubah secara signifikan.

Setelah kematian Mao Zedong, China tetap dikendalikan oleh Partai Komunis tetapi memulai periode reformasi dan keterbukaan terhadap dunia.

Taiwan, sementara itu, mulai melupakan tahun-tahun otoriter Chiang Kai-shek dan berkembang menjadi demokrasi progresif. Banyak orang menganut identitas khas Taiwan, bukan China.

China sangat membenci Lee Teng-hui karena dia sering mendeklarasikan Taiwan sebagai negara merdeka.

Uji coba rudal lebih lanjut dilakukan setahun kemudian saat Taiwan mengadakan pemilihan presiden langsung pertamanya.

Namun, uji coba rudal itu justru menjadi senjata makan tuan bagi China. AS mengirim dua kelompok kapal induk untuk mendorong China mundur, dan Lee Teng-hui memenangi pemilu dengan selisih yang besar.

Setahun kemudian, Newt Gingrich menjadi Ketua DPR AS pertama yang mengunjungi Taiwan. Nancy Pelosi mengikuti langkahnya 25 tahun kemudian.

Dunia pun berharap Krisis Selat Taiwan tidak kembali pecah akibat kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taipei.

https://internasional.kompas.com/read/2022/08/04/172800870/krisis-selat-taiwan-3-konflik-sejak-akhir-perang-saudara-china

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke