Salin Artikel

Mengapa Orang Jepang Tidur di Lantai?

Lalu, sebenarnya dari mana asal tradisi yang berbeda dari budaya Barat yang umumnya tidur di kasur?

Dilansir laman Japan Junky, bukti bahwa masyarakat Jepang tidur di lantai berasal dari abad ke-10 ketika tikar rami diletakkan di atas lantai yang keras untuk tujuan tidur.

Selama periode Nara, orang-orang kaya mulai menambah tikar rami mereka dengan bantal bertekstur.

Pada abad pertengahan mulai ada pengenalan selimut yang ditempatkan di atas tubuh saat tidur di tikar rami demi mempertahankan kehangatan.

Meskipun material telah berkembang pesat sejak zaman ini, sejarah membentuk kebudayaan yang bisa dilihat di Jepang hingga saat ini.

Umumnya, permukaan tempat tidur orang Jepang disebut tatami, yang terbuat dari jerami padi.

Tekstur tatami mirip seperti matras yoga yang sangat tipis. Beberapa rumah memiliki tikar tatami portabel yang dilipat pada siang hari, yang lain telah memasang lantai tatami permanen di kamar tidur.

Rumah-rumah tua mungkin seluruhnya terdiri dari lantai tatami karena ini adalah gaya tradisional.

Banyak orang Jepang memilih untuk meletakkan futon (semacam kasur ringan yang dapat dilipat) di atas tatami.

Futon Jepang jauh lebih tipis daripada futon Barat. Tebalnya cenderung sekitar tiga dari empat inci, berlawanan dengan ketebalan “kasur”.

Futon Jepang terbuat dari bahan katun. Kasur ini juga dikenal sebagai "tempat tidur gulung Jepang".

Memang, banyak rumah Jepang memiliki bantal gaya Barat, tapi yang lain lebih memilih soba gara makura tradisional.

Ini adalah bantal yang diisi dengan sekam soba, yang memberikan perasaan sedikit lebih runcing daripada bantal rata-rata dan menciptakan lebih banyak suara saat bergerak.

Sementara itu selimut tradisional Jepang dikenal sebagai kakefuton, dan umumnya terbuat dari serat sutra.

Kakefuton memang tipis, tetapi sutranya memungkinkan panas dipertahankan atau disebarkan dengan tepat tergantung pada cuaca.

Alasan Orang Jepang Tidur di Lantai

Ada sejumlah alasan praktis untuk tidur di lantai di Jepang. Salah satu alasannya adalah ruang. Tidur di lantai berarti ruangan bisa digunakan untuk berbagai keperluan di siang hari.

Akan ada area yang cukup luas untuk menampung tamu, belajar, bersantai. Jika tamu memutuskan untuk bermalam, yang dibutuhkan hanyalah tempat tidur tambahan.

Tidur bersama adalah fenomena umum di keluarga Jepang. Anak-anak akan sering tidur di kamar yang sama dengan orang tua mereka.

Susunan futon memiliki manfaat keamanan dalam hal ini, karena memungkinkan ruang yang sesuai antara setiap orang dan dengan demikian mencegah kepanasan atau cedera yang tidak disengaja pada anak kecil dan bayi.

Untuk anak-anak yang membutuhkan tidur siang secara teratur, pengaturan futon memungkinkan area bermain diubah menjadi ruang tidur pada saat itu juga.

Kembali ke soal keamanan, bukan rahasia lagi kalau Jepang memang rawan gempa. Jika terjadi gempa bumi, rangka tempat tidur yang besar dan berat dapat menyebabkan cedera pada orang di dalam ruangan, atau menghalangi jalan keluar dari evakuasi.

Kasur lantai adalah pilihan yang jauh lebih aman dalam hal ini.

https://internasional.kompas.com/read/2022/05/25/190000470/mengapa-orang-jepang-tidur-di-lantai-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke