Salin Artikel

Sri Lanka: Letak, Sejarah, Politik, dan Budayanya

Sampai tahun 1972, negara ini dikenal dengan nama Ceylon, sebutan yang diberikan pada masa kolonialisme Inggris.

Pulau ini juga dikenal dengan nama Lanka, Lankadeepa, Simoundou, Taprobane, Serendib dan Selan.

Sri Lanka merdeka pada 4 Februari 1948 dan merupakan anggota negara-negara persemakmuran.

Penduduk dan Agama di Sri Lanka

Dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri RI,
dari sekitar 21 juta penduduk Sri Lanka, 75 persen adalah Suku Sinhala yang mayoritas beragama Budha.

Etnis kedua adalah Tamil, sekitar 18 persen dan mayoritas beragama Hindu. Secara geografis, konsentrasi etnis Tamil adalah di provinsi Utara (Jaffna) dan Timur (Trincomalee).

Sisanya adalah muslim, sekitar 7 persen, yaitu etnis Moor yang keturunan Arab dan muslim keturunan Melayu, etnis Burgher yaitu keturunan Eropa (1 persen) dan Wanniyala Aetto atau Vedda, keturunan penduduk asli Sri Lanka yang saat ini jumlahnya semakin langka.

Bahasa Sri Lanka

Bahasa Sinhala dan Tamil merupakan bahasa resmi dan nasional. Sedangkan Bahasa Inggris merupakan bahasa persatuan berdasarkan Konstitusi Sri Lanka.

Bahasa Inggris juga merupakan bahasa ibu bagi sekitar 10 persen populasi Sri Lanka, yang juga dituturkan dan dimengerti secara luas.

Ketiga bahasa tersebut digunakan bersama-sama dalam pendidikan dan pemerintahan.

Politik Sri Lanka

Sri Lanka merupakan negara semi-presidensial representatif demokratis republik, dimana Presiden adalah Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan.

Presiden memegang kekuatan eksekutif dan sebagian kekuatan legislatif. Selama berpuluh-puluh tahun Sri Lanka didominasi oleh Partai Sosialis Sri Lanka Freedom Party (SLFP) dan Partai Konservatif United National Party (UNP).

Presiden adalah Commander in Chief Seluruh Angkatan Bersenjata Sri Lanka, Kepala Kabinet, dan memilih Perdana Menteri.

Komoditi ekspor lainnya adalah tekstil dan produk garmen, rempah-rempah, hasil laut, karet dan produk olahannya, kelapa dan produk olahannya serta berbagai jenis batu mulia: safir, mirah delima, berlian, zamrud, giok, biduri laut, akik, opal dan sebagainya.

Produksi karet Sri Lanka mencapai 36 persen dari produksi karet dunia dan produksi kelapanya menyumbang 71 persen dari produksi kelapa dunia.

Industri utama Sri Lanka adalah grafit atau timbal hitam yang sebagian besar diekspor ke Jepang. Industri keramik dan porselen juga berkembang pesat.

Sebuah brand porselen dengan kualitas yang diakui secara internasional dari Jepang, “Noritake", memiliki dua pabrik di Sri Lanka.

Budaya dan Pariwisata Sri Lanka

Dengan garis pantai sepanjang 1340 kilometer, Sri Lanka memiliki banyak pantai yang indah. Oleh karena itu banyak dikembangkan resorts di tepi pantai, baik oleh pengelola lokal maupun internasional.

Untuk kawasan tengah yang berupa dataran tinggi beriklim sejuk, banyak dikembangkan tempat-tempat wisata yang menampilkan keindahan perkebunan teh.

Selain itu Sri Lanka memiliki banyak situs bersejarah dan obyek wisata yang tersebar di seluruh pulau.

Namun masih banyak potensi wisata Sri Lanka yang belum dikembangkan secara optimal karena keterbatasan sumber-sumber.

Secara garis besar, seni budaya Sri Lanka terbagi atas tiga kelompok besar yaitu kesenian Kandy yang terdapat di kawasan tengah dataran tinggi yang disebut uda rata natum; kesenian dataran rendah di kawasan selatan yang disebut pahatha rata natum dan kesenian sabaragamuwa natum.

Kuliner Sri Lanka sangat kaya dengan berbagai hidangan lokal, buah-buahan tropis dan aneka rempah.

Selama berabad-abad gastronomi Sri Lanka berasimilasi dan beradaptasi dengan berbagai masukan dari India, China, Melayu, Arab dan Eropa.

https://internasional.kompas.com/read/2022/04/14/211500270/sri-lanka--letak-sejarah-politik-dan-budayanya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke