Salin Artikel

Rata-rata 182,5 Cm, Kenapa Orang Belanda Tinggi-tinggi?

Keluar dari Rotterdam ke arah barat, saya berjalan di sepanjang trotoar bata merah, melewati deretan rumah-rumah dan kanal berair jernih, melewati restoran Suriname yang harum dan supermarket, sampai saya tiba di pelabuhan.

Lalu saya melihat peternakan terapung. Ada sekawanan sapi sedang mengunyah rumput di peternakan tersebut.

Ditambatkan di marina yang keruh, peternakan apung ini nampak seperti kandang. Atapnya melengkung, mengingatkan saya pada ombak, dan ada papan kayu yang menghubungkan para sapi dengan rumput.

Angin laut yang berhembus menebarkan aroma kotoran sapi. Di kejauhan ada kapal-kapal kargo yang sedang memuat barang, tongkang bermuatan petrokimia hilir mudik. Kawanan sapi itu nampak tidak cocok berada di daerah industri seperti ini.

Peternakan ini dirancang agar dapat menyesuaikan naiknya air laut sekaligus mengurangi jejak karbon yang cukup besar dari industri ini. Mereka menggunakan panel surya dan atap penampung air hujan, yang menyediakan air minum untuk para sapi.

Tanpa disadari, hewan-hewan itu juga menjadi pendaur ulang. Makanan mereka terdiri dari potongan rumput dari taman dan lapangan golf, serta kulit kentang dari industri keripik kentang tebal yang disantap orang Belanda sepanjang hari, idealnya diolesi mayo.

"Sapi kami memakan residu biomassa dari kota dan mengolahnya menjadi susu segar dan sehat," kata Minke van Wingerden, mitra dalam proyek tersebut.

Diyakini sebagai yang pertama, proyek ini melanjutkan dua tradisi lama Belanda: menaklukkan laut dan membuat peternakan sapi perah. Dua hal ini membantu membentuk Belanda, yang sebagian besar daratannya mengambil dari laut. Dan juga membentuk orang-orangnya yang sangat menyukai produk susu, sehingga mendorong pertumbuhan mereka yang luar biasa.

Belanda adalah negeri raksasa dengan orang-orang terjangkung di dunia. Tinggi rata-rata pria Belanda adalah 182,5 cm, dan perempuan Belanda 168,7 cm.

Sebagai perbandingan, tinggi rata-rata pria Amerika adalah 177,1 cm dan 163,5 cm untuk perempuannya.

Padahal, dulu tidak demikian.

Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Royal Society of London terhadap catatan militer Belanda menemukan bahwa pada pertengahan tahun 1800-an, laki-laki di Belanda sebenarnya termasuk orang-orang terpendek di Eropa.

"Pada tahun 1860, tentara Belanda tingginya sekitar 165 cm," kata Profesor Louise Barrett dari Universitas Lethbridge, Kanada, salah satu peneliti.

"Saat itu, pria di AS lebih tinggi sekitar 5cm." Saat itu, orang Amerika menjadi orang tertinggi di dunia.

"Pertumbuhan ini terlalu cepat, jika hanya disebabkan karena efek genetik," kata Barrett, meskipun dia yakin seleksi alam juga berperan.

Studinya menemukan bahwa pasangan paling subur di Belanda--yang punya banyak anak--adalah pria jangkung dan perempuan dengan tinggi rata-rata. Di Amerika, pasangan paling subur adalah perempuan pendek dan pria dengan tinggi rata-rata.

Faktor lingkungan juga mendorong pertumbuhan tinggi badan warga Belanda.

Menurut Barrett, sistem perawatan kesehatan Belanda yang terkemuka di dunia, tingkat ketimpangan pendapatan yang rendah, dan sistem kesejahteraan sosial yang sangat baik menjadi faktor-faktor yang menyebabkan Belanda bisa menyalip Amerika.

"(Di Belanda) semua hal mengarah pada terbentuknya bayi berkualitas tinggi yang kemudian tidak mengalami hal-hal yang mengurangi tinggi badan," katanya.

"Setiap kali tubuh meningkatkan respons imun, tubuh akan kehilangan energi seharusnya bisa digunakan untuk pertumbuhan."

Lalu ada pula soal pola makan: orang-orang di Belanda sangat menyukai produk susu. Penelitian menunjukkan bahwa hal ini berkontribusi pada peningkatan tinggi badan mereka.

"Kalsium membangun tulang dan pertumbuhan bergantung pada ketersediaan kalsium," kata Barrett.

Dibangun di atas rawa-rawa yang sebelumnya hanya dihuni burung laut, kata Coates, Belanda telah berjuang melawan pasang surut selama berabad-abad. Mereka mengubah laut menjadi daratan dengan kincir angin pemompa air dan kanal penyalur air, dan menjaganya dengan tanggul.

Di atas tanah reklamasi, mereka membangun sebuah negara yang berkuasa atas gelombang yang dikalahkannya. Pepatah lokal yang populer, secara tidak sopan meringkas pencapaian ini: "Tuhan menciptakan dunia, tapi Belanda menciptakan Belanda."

Reklamasi tanah terbesar Belanda dilakukan pada pembangunan Zuiderzee Works, sebuah proyek teknik rumit yang membuat Belanda bisa mendapatkan 1.620 km persegi tanah di jantung negara itu.

Pekerjaan jaringan bendungan dan tanggul yang luas ini dimulai pada tahun 1920. Banyak orang Belanda tidak sempat hidup untuk melihatnya selesai, karena baru rampung pada tahun 1997.

Menurut Mewis Hettinga, pensiunan ilmuwan keju dari kota Woerden, sebuah kota yang disebut "Lembah Keju", tanah reklamasi berlumpur terlalu asam untuk menanam sayuran atau biji-bijian. "Tapi tanah itu sangat bagus untuk rumput," kata dia.

Hettinga, yang menjalankan kursus pembuatan keju di Woerden dan mengaku "suka berbicara tentang keju", mengatakan bahwa padang rumput sangat melimpah di provinsi utara Friesland. Ini adalah empat kelahiran sapi Friesian yang eponim, sekarang ada di mana-mana di Inggris dan Irlandia.

Menurut Coates, trah sapi ini bahkan telah meninggalkan jejak kakinya di halaman Gedung Putih: Presiden AS William Howard Taft pernah memelihara seekor Friesian bernama Pauline.

Di tanah reklamasi, industri susu berkembang pesat dan menyebabkan konsumsi susu melonjak, termasuk di Belanda. Mereka menjadi salah satu konsumen susu terbesar di dunia.

Apa yang tidak diminum orang Belanda, kata Coates, diubah menjadi keju. Misalnya keju Gouda dan Edam, yang dijual dalam bentuk bulatan besar berlapis lilin dan dinamai sesuai nama kota-kota Belanda tempat pembuatannya.

Kota-kota eponim itu, bersama dengan Woerden dan Alkmaar yang indah, adalah tempat-tempat terbaik untuk menyaksikan hubungan cinta menggelora antara Belanda dengan produk-produk susunya.

Di Woerden, para petani membawa barang dagangan mereka ke pasar dengan traktor kuno, dan berlalu-lalang di alun-alun pasar dengan kelompen mereka yang bertumit tebal sehingga menambah tinggi tubuh mereka yang sudah tinggi.

Saya mungkin lebih membutuhkan kelompen itu. Tinggi saya 176 cm, sedikit lebih tinggi dari rata-rata orang Amerika, tapi saya tetap merasa pendek di antara orang-orang Belanda yang jangkung.

Tadi ketika berkunjung ke peternakan apung, saya bertanya-tanya apakah Wingerden sedang menyindir saya ketika dia menawarkan sebotol susu hasil produksinya.

Sudah terlambat untuk membuat saya tumbuh lebih tinggi, saya mengakuinya, tapi saya menerima susu itu dan menghabiskannya dalam sekali tenggak.

Tulisan ini dapat dibaca dalam versi aslinya di BBC Travel dengan judul Why are the Dutch so tall.

https://internasional.kompas.com/read/2021/12/27/233400770/rata-rata-182-5-cm-kenapa-orang-belanda-tinggi-tinggi-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke