Salin Artikel

Pesawat Supersonik, Inovasi Penerbangan dalam Perlombaan Perang Dingin

KOMPAS.com - Perang dingin mendorong negara-negara barat dan Soviet terlibat perlombaan di sejumlah bidang termasuk yang paling menonjol adalah sektor aviasi, salah satunya pengembangan pesawat supersonik.

Pada 1962, pemerintah Inggris dan Perancis menandatangani perjanjian untuk bersama-sama mengembangkan pesawat supersonik penumpang pertama di dunia, Concorde.

Pemimpin Soviet Nikita Khrushchev ternyata diam-diam juga telah memerintahkan insinyur penerbangan terbaiknya, untuk melakukan hal yang sama beberapa bulan sebelum.

Di Amerika, proyek supersonik oleh pabrikan Amerika Lockheed dan Boeing terhambat oleh masalah anggaran dan lingkungan.

Spionase rancangan penerbangan

Usaha patungan Concorde Inggris-Perancis pun berhasil membuat keduanya memimpin perlombaan pesawat supersonik dunia.

Sementara Soviet, yang tertinggal bertahun-tahun dalam teknologi mesin dan penerbangan, dituduh menggunakan spionase sebagai salah satu cara untuk mengejar ketinggalan.

Kepala Soviet Aeroflot di Perancis Sergei Pavlov, merekrut jaringan anggota Partai Komunis Perancis. Mereka dibayar sebagai informan untuk menyusup ke Toulouse, Perancis, pabrik pembuat Concorde Aerospatiale.

Pavlov dideportasi oleh Perancis pada 1965, setelah rencana roda pendaratan Concorde ditemukan di tas kerjanya.

Namun selama bertahun-tahun kemudian, agen rahasia dilaporkan terus mencuri ribuan dokumen dan cetak biru, dalam salah satu operasi spionase industri terbesar dalam sejarah.

Menurut laporan CIA yang tidak diklasifikasikan, jaringan mata-mata itu bahkan termasuk sepasang pendeta Cekoslowakia.

Mereka membantu menyelundupkan gulungan mikrofilm rencana Concorde, ke dalam tabung pasta gigi yang dibawa mata-mata yang menyamar sebagai turis di Ostend-Warsaw Express.

Di dalam pabrik British Aircraft Corporation, mata-mata Inggris dengan nama sandi "Ace" juga diduga menyalurkan ribuan dokumen rahasia ke Soviet.

Berkat jaringan mata-mata tersebut, Soviet tidak hanya mengejar Barat, tetapi juga terbang tiga bulan sebelum uji coba pertama Concorde.

Pada 31 Desember 1968, TU-144 muncul dari hanggar rahasia di dekat landasan udara Moskwa yang bersalju.

Pesawat yang dinamakan menurut Biro Desain Tupolev yang mengembangkannya itu melesat ke langit yang dingin dalam penerbangan uji coba selama 38 menit yang sukses.

Hanya beberapa hari setelah Apollo 8 kembali dari mengorbit bulan, Soviet melakukan kudeta propaganda mereka sendiri.

Foto-foto TU-144 tersebar di halaman depan surat kabar di seluruh dunia, dan mengejutkan para desainer Concorde.

Badan pesawat yang ramping, hidung jarum dan sayap delta pesawat Soviet tampak sangat mirip dengan Concorde sehingga pers menjulukinya "Konkordski."

Kecelakaan fatal

Setelah bertahun-tahun pengembangan lanjutan, TU-144 didesain ulang dengan sepasang sayap serangga di belakang kokpit untuk membantu pengangkatan. Pesawat itu tiba di Paris Air Show 1973 untuk pertarungan supersonik dengan Concorde.

Pada 3 Juni 1973, Konkordski mengudara segera setelah demonstrasi sempurna oleh saingannya.

Kerumunan menyaksikan ketika jet Soviet menungkik curam sebelum dengan keras mendatar. Tapi kemudian TU-144 terjun secara tiba-tiba, mulai pecah dan jatuh hingga menimbulkan bola api yang menghanguskan sebuah lingkungan di desa Goussainville.

Kecelakaan itu menewaskan enam anggota awak dan delapan orang di darat, termasuk tiga anak-anak yang bermain di luar.

Pihak berwenang melaporkan bahwa perekam penerbangan kotak hitam hancur dalam kecelakaan itu, dan penyelidikan Soviet dan Perancis menyalahkan pilot atas kecelakaan itu.

Namun, pada tahun-tahun berikutnya, terungkap bahwa sebuah pesawat tempur Mirage Perancis mengudara beberapa saat sebelum jet supersonik itu, untuk diam-diam mengambil foto TU-144 yang sedang terbang.

Pilot Concorde telah diperingatkan tentang jet tempur tersebut. Sementara Pilot TU-144 tidak melanggar peraturan pertunjukan udara.

Ada spekulasi bahwa pilot Soviet terkejut oleh Mirage dalam pendakiannya dan mengambil tindakan drastis untuk mencegah tabrakan. Tapi tindakan itu malah membuat mesin mati dan menyebabkan putaran yang fatal.

“Ini adalah pandangan saya bahwa Soviet dan pihak berwenang Prancis membuat kesepakatan,” kata analis intelijen AS Howard Moon dalam sebuah film dokumenter 1996 yang diproduksi untuk Channel 4 Inggris.

Soviet tidak akan menyebutkan kehadiran Mirage, jika Perancis tidak menyalahkan kecelakaan itu pada kegagalan struktural TU-144.

Redupnya supersonik generasi pertama

Kecelakaan itu menghambat perkembangan Konkordski. Layanan penumpang tidak dimulai sampai hampir dua tahun setelah Concorde, yang menerbangkan rute Aeroflot antara Moskwa dan Alma-Ata pada 1 November 1977.

Hanya 17 dari model TU-144 yang pernah diproduksi, dan layanannya terbatas pada penerbangan domestik.

Kecelakaan penerbangan uji lainnya pada Mei 1978 mengakibatkan penangguhan layanan penumpang Konkordski, setelah hanya melakukan sedikitnya 100 penerbangan komersial. TU-144 terus menerbangi rute kargo hingga akhirnya dikandangkan pada 1983.

Concorde, sementara itu, berjuang melalui masalahnya sendiri dan tidak pernah memenuhi janji transformasionalnya. Hanya 20 pesawat yang pernah dibuat, jauh lebih sedikit dari 200 yang diproyeksikan pada 1967.

Pesawat supersonik itu pun gagal menghasilkan kembali miliaran dolar uang pajak yang diinvestasikan di dalamnya oleh pemerintah Inggris dan Perancis.

Pada saat Concorde akhirnya terbang pada 1976, Boeing 747 sudah menguasai langit.

Di saat yang sama, krisis minyak global sangat meningkatkan biaya operasi pesawat itu, yang menghabiskan satu ton bahan bakar per menit saat lepas landas.

Pada 1990-an, setelah runtuhnya Uni Soviet, Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika (NASA) bekerja dengan insinyur kedirgantaraan Rusia memodifikasi TU-144.

Kerja sama itu digunakan sebagai laboratorium terbang dalam program penelitian bersama, untuk mengembangkan pesawat supersonik generasi kedua.

Meskipun lahir dari ketegangan Perang Dingin, Konkordski menemukan kehidupan kedua sebagai simbol kerjasama Amerika-Rusia yang umumnya sulit terjadi.

Penerbangan terakhir TU-144 adalah pada 1999, dan pesawat yang tersisa dikirim ke museum atau disimpan, menjadikannya salah satu peninggalan Perang Dingin yang paling mistis dan menarik.

Sementara itu, peraturan kebisingan dan protes publik tentang ledakan sonik juga memaksa Concorde mengurangi kecepatan terbangnya dari supersonik kecuali di atas badan air.

Kecelakaan pesawat Concorde kembali terjadi pada Juli 2000, tepat setelah lepas landas di Paris. Insiden ini menewaskan 113 orang, dan memaksa Air France dan British Airways menangguhkan layanan selama satu tahun.

Concorde kembali dua bulan sebelum 11 September 2001, serangan yang mengirim sektor penerbangan mengalami keruntuhan secara global. Concorde dipensiunkan oleh kedua maskapai pada 2003.

https://internasional.kompas.com/read/2021/12/08/120000070/pesawat-supersonik-inovasi-penerbangan-dalam-perlombaan-perang-dingin

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke