Salin Artikel

10 Letusan Gunung Api Terbesar di Dunia, Ada 2 dari Indonesia

Melansir Live Science, VEI adalah sistem klasifikasi yang dikembangkan pada 1980 dan agak mirip dengan skala kekuatan gempa bumi. Skalanya dari 1 sampai 8.

Belum ada letusan gunung berapi yang mencapai VEI 8 dalam 10.000 tahun terakhir, tetapi sepanjang sejarah diyakini sudah ada beberapa letusan kuat yang sangat menghancurkan.

Berikut adalah 10 letusan gunung berapi terbesar di dunia yang tercatat oleh manusia, dari data Live Science.

Yellowstone pernah meletus dengan kekuatan luar biasa, tiga letusan berkekuatan VEI 8 mengguncang daerah itu 2,1 juta tahun lalu, terjadi lagi 1,2 juta tahun lalu, dan yang terbaru 640.000 tahun lalu.

"Bersama-sama, tiga letusan mengeluarkan cukup abu dan lava untuk memenuhi Grand Canyon," menurut Survei Geologi AS (USGS).

Faktanya, para ilmuwan dalam laporan di jurnal Science pada 2013 menemukan gumpalan besar magma yang tersimpan di bawah Yellowstone, dan jika dilepaskan dapat memenuhi Grand Canyon 11 kali lipat.

Sebanyak tiga letusan supervolcano terbaru menciptakan kawah besar di taman, berukuran 48 x 72 kilometer.

Peluang letusan gunung berapi super seperti itu sekarang adalah sekitar 1:700.000 setiap tahun, ujar Robert Smith ahli gempa di Universitas Utah di Salt Lake City, kepada Live Science.

2. Huaynaputina, 1600 (VEI 6)

Puncak Huaynaputina di Peru adalah lokasi letusan gunung berapi terbesar di Amerika Selatan dalam catatan sejarah.

Letusan itu memuntahkan lumpur sejauh Samudra Pasifik, 120 km, dan tampaknya juga memengaruhi iklim global.

Musim panas setelah letusan Huaynaputina tahun 1600 adalah yang terdingin dalam 500 tahun.

Abu dari letusan Huaynaputina mengubur area seluas 50 km persegi di sebelah barat gunung, yang masih diselimuti hingga hari ini.

Meskipun Huaynaputina memiliki ketinggian 4.850 meter, gunung itu tampak tidak aktif.

Huaynaputina berlokasi di sepanjang tepi ngarai yang dalam, dan puncaknya tidak memiliki siluet seperti gunung berapi.

Letusan Huaynaputina tahun 1600 merusak kota-kota terdekatnya di Arequipa dan Moquengua, yang baru pulih sepenuhnya lebih dari satu abad kemudian.

Letusan eksplosif dari stratovolcano ini, yang terletak di sepanjang busur pulau vulkanik di zona subduksi lempeng Indo-Australia, mengeluarkan banyak batuan, abu, dan batu apung. Suara letusannya terdengar sampai ribuan kilometer jauhnya.

Letusan Krakatau 1883 juga menimbulkan tsunami, yang ketinggian gelombang maksimumnya mencapai 40 meter dan menewaskan sekitar 34.000 orang.

Alat pengukur pasang surut lebih dari 11.000 km jauhnya di Semenanjung Arab bahkan mencatat peningkatan ketinggian ombak.

Pulau yang pernah menjadi rumah Krakatau hancur total dalam letusan itu, tetapi letusan baru yang dimulai pada Desember 1927 menciptakan Anak Krakatau di tengah kaldera yang dihasilkan oleh letusan 1883.

Anak Krakatau secara sporadis hidup kembali, membangun pulau baru di bawah bayang-bayang induknya.

Ledakan dahsyat di Guatemala tersebut terjadi setelah gunung berapi itu tidak bersuara selama kira-kira 500 tahun, dan meninggalkan sebuah kawah besar yang lebarnya hampir 1,5 km di sisi barat daya gunung.

Gunung berapi yang simetris dan tertutup pepohonan ini adalah bagian dari rantai stratovolcano di sepanjang dataran pantai Pasifik Guatemala.

Gunung Santa Maria mengalami aktivitas terus menerus sejak ledakan terakhirnya. Letusan berkekuatan VEI 3 terjadi pada 1922.

Pada 1929, gunung Santa Maria memuntahkan aliran piroklastik (gumpalan gas panas yang bergerak cepat dan batu-batu yang hancur), yang merenggut ratusan nyawa dan mungkin menewaskan 5.000 orang.

Letusan kuat Novarupta mengeluarkan 12,5 km kubik magma dan abu ke udara, yang kemudian jatuh dan menutupi area seluas 7.800 km persegi dalam abu setebal lebih dari satu kaki.

Letusan di Pulau Ambrym adalah salah satu yang paling dikenang dalam sejarah, mengirimkan gelombang abu panas serta debu menuruni gunung yang membentuk kaldera 12 km.

Gunung berapi ini terus menjadi salah satu yang paling aktif di dunia, telah meletus hampir 50 kali sejak 1774 dan terbukti menjadi gunung yang berbahaya bagi penduduk setempat.

Pada 1894, enam orang tewas akibat letusan gunung berapi ini dan empat orang tersapu oleh aliran lava. Pada 1979, hujan asam yang disebabkan oleh gunung berapi itu membakar beberapa penduduk.

Letusan gunung Ilopango menyelimuti sebagian besar El Salvador tengah dan barat dengan batu apung dan abu, menghancurkan kota-kota awal suku Maya, dan memaksa penduduk mengungsi.

Rute perdagangan terganggu, dan pusat peradaban Maya bergeser dari daerah dataran tinggi El Salvador ke daerah dataran rendah di utara dan Guatemala.

Kaldera puncaknya sekarang menjadi salah satu danau terbesar di El Salvador.

Meskipun tidak ada catatan tertulis tentang letusan tersebut, para ahli geologi berpikir itu bisa menjadi ledakan terkuat dalam sejarah umat manusia.

Pulau yang dihuni gunung berapi itu, Santorini (bagian dari kepulauan pulau vulkanik di Yunani), menjadi rumah bagi anggota peradaban Minoa, meskipun ada beberapa indikasi bahwa penduduk pulau itu sudah menduga gunung berapi tersebut akan meletus kemudian dievakuasi.

Meskipun para penduduk kemungkinan sudah mengungsi, ada spekulasi bahwa keberadaan gunung berapi sangat mengganggu budaya. Tsunami dan penurunan suhu yang disebabkan oleh sejumlah besar sulfur dioksida yang dimuntahkan ke atmosfer juga mengubah iklim.

Letusan gunung Changbaishan juga menciptakan kaldera besar hampir sepanjang 4,5 km dengan lebar hampir 1 km di puncak gunung.

Gunung itu sekarang dipenuhi dengan perairan Danau Tianchi, atau Danau Langit, menjadi tujuan wisata populer karena keindahan alamnya maupun dugaan penampakan makhluk tak dikenal yang hidup di kedalamannya.

Gunung Changbaishan terletak di perbatasan China dan Korea Utara, terakhir meletus pada 1702. Para ahli geologi menganggapnya kini sudah tidak aktif.

Emisi gas dilaporkan terjadi dari puncak dan sumber air panas di dekatnya pada 1994, tetapi tidak ada bukti aktivitas baru gunung berapi tersebut dalam pengamatan.

Gunung berapi yang masih aktif ini merupakan salah satu puncak tertinggi di Indonesia.

Letusan Tambora mencapai puncaknya pada April 1815, ketika meledak dengan sangat keras hingga terdengar di Pulau Sumatera, lebih dari 1.930 km jauhnya.

Korban tewas akibat letusan gunung Tambora diperkirakan mencapai 71.000 orang, dan hujan abu tebal menyelimuti banyak pulau yang jauh dari lokasi letusan.

https://internasional.kompas.com/read/2021/12/05/162300170/10-letusan-gunung-api-terbesar-di-dunia-ada-2-dari-indonesia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke