Salin Artikel

5 Senjata Nuklir Mematikan Era Perang Dingin

KOMPAS.com – Selama Perang Dingin, Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet berlomba-lomba mempersenjatai diri dengan senjata termutakhir dan senjata nuklir.

Selain AS dan Uni Soviet, beberapa sekutu dari kedua belah pihak juga mengembangkan senjata nuklir masing-masing.

Selama Perang Dingin, uji coba senjata nuklir cukup intens dilakukan. Beberapa di antara uji coba tersebut memiliki daya rusak yang sangat dahsyat.

Berikut lima senjata nuklir paling mematikan yang dibuat selama Perang Dingin.

Uni Soviet bukanlah negara pertama yang melakukan uji coba senjata nuklir pertama. Namun untuk urusan pengembangan senjata nuklir, Uni Soviet cukup unggul.

Sejauh ini, bom nuklir yang diketahui menghasilkan ledakan nuklir terbesar dunia berdasarkan hasil tes adalah Tsar Bomba buatan Uni Soviet.

Uji coba tersebut dilakukan pada 30 Oktober 1961 di Laut Barent. Kala itu, pesawat pengebom Tu-95 yang dimodifikasi lepas landas dengan membawa Tsar Bomba.

Panjang bom nuklir itu 26 kaki dengan lebar tujuh kaki dan berat 27 ton sebelum meledak pada ketinggian 13.000 kaki di atas tanah.

Dalam rekaman uji coba Tsar Bomba, bola api sempat terbentuk selama sekitar 40 detik sebelum kemudian berubah menjadi awan berbentuk jamur.

Awan jamur sempat naik hingga ketinggian 213.000 kaki, atau enam kali lebih tinggi dari pesawat komersial.

Ledakan yang dihasilkan Tsar Bomba sekitar 50 megaton atau setara 10 kali lebih kuat daripada semua amunisi yang dikeluarkan selama Perang Dunia II.

Selain memilik Tsar Bomba, Uni Soviet juga memiliki rudal balistik antar-benua (ICBM) yang memiliki hulu ledak nuklir.

Salah satu ICBM yang dimiliki Uni Soviet adalah R-36 atau NATO menyebutnya SS-18 Satan yang memasuki layanan mulai 1960-an.

SS-18 Satan merupakan ICBM terberat pada masa itu. Rudal ini berbahan bakar cair dan memiliki jangkauan 9.400 mil.

Rudal ini membawa hulu ledak nuklir tunggal yang memiliki daya ledak 18 hingga 25 megaton. Kala itu, SS-18 Satan merupakan rudal dengan hulu ledak termonuklir terbesar.

Jika SS-18 Satan waktu itu dijatuhkan di Washington DC, rudal tersebut akan akan langsung membunuh 2,1 juta orang.

Sebagai perbandingan, bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki masing-masing berdaya ledak 15 kiloton dan 20 kiloton.

LGM-30 Minuteman adalah ICBM berbasis darat milik AS. Dikembangkan sejak Perang Dingin, LGM-30 Minuteman terbagi menjadi tiga.

LGM-30 Minuteman I bertugas mulai 1962 hingga 1969, LGM-30 Minuteman II sejak 196 sampai 1994, dan LGM-30 Minuteman III dari 1970 sampai sekarang.

Minuteman mulai beroperasi pada 1962 sebagai senjata pencegahan yang dapat menghantam kota-kota Uni Soviet dengan serangan kedua dan serangan balik jika AS diserang.

LGM-30 Minuteman I memiliki jangkauan 10.000 kilometer untuk satu Mark IV Reentry Vehicle (RV). RV ini membawa hulu ledak nuklir W-59 tunggal dengan daya ledak 1 megaton.

Rudal itu memiliki panjang 16,45 meter, diameter maksimum 1,88 meter, dan berat peluncuran 29.500 kilogram.

Antara 1945 hingga 1992, AS melakukan 1.030 uji coba nuklir, hampir setengah dari total uji coba nuklir di seluruh dunia.

Pada 1947 hingga 1958, AS melakukan serangkaian uji coba bom nuklir di Bikini Atoll, Kepulauan Marshall.

Ada empat operasi yang dilakukan AS sana yaitu Operasi Crossroads (1946), Operasi Castle (1954), Operasi Redwing (1956), dan Operasi Hardtack I (1958).

Rangkaian uji coba Operasi Castle terdiri atas 6 uji coba yaitu Bravo, Union, Yankee II, Nectar, Romeo, dan Koon.

Uji coba terbesar senjata nuklir AS dilakukan pada 1 Maret 1954 yakni uji coba Bravo di bawah Operasi Castle.

Uji coba Bravo adalah salah satu percobaan nuklir terkuat dalam sejarah karena menghasilkan ledakan 15 megaton.

Kekuatan tersebut jauh melampaui perkiraan para ilmuwan yaitu antara 4 megaton hingga 8 megaton. Uji coba terakhir, Koon, dilaksanakan pada 7 April 1954.

R-12 Dvina, atau NATO menyebutnya SS-4, adalah rudal strategis Uni Soviet yang dapat disimpan dan sistem panduan yang sepenuhnya otonom.

Dengan kemampuannya untuk mengirimkan hulu ledak nuklir kelas megaton, rudal tersebut memberikan kemampuan untuk menyerang sasaran strategis pada jarak menengah.

Sistem ini merupakan bagian terbesar dari ancaman rudal ofensif Uni Soviet ke Eropa Barat.

SS-4 mampu membawa hulu ledak nuklir hingga berdaya ledak 2 megaton. Rudal ini memiliki jangkauan 2.000 kilometer.

Pada 1960-an, Uni Soviet menempatkan rudal tersebut ke Kuba sehingga memicu Krisis Kuba, krisis yang hampir membuat Perang Dingin menjadi Perang Dunia III.

https://internasional.kompas.com/read/2021/11/27/160100970/5-senjata-nuklir-mematikan-era-perang-dingin

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke