Salin Artikel

Tujuan NATO Dulu dan Kini

KOMPAS.com – NATO singkatan dari North Atlantic Treaty Organization atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara.

NATO merupakan organisasi pertahanan dan keamanan regional dengan fokus di kawasan Atlantik Utara.

Sejak didirikan pada 1949, anggota NATO saat ini berjumlah 30 negara, termasuk anggota pendirinya.

Negara-negara pendiri NATO alias angota awal NATO adalah Belgia, Kanada, Denmark, Perancis, Islandia, Italia, Luksemburg, Belanda, Norwegia, Portugal, Inggris, dan Amerika Serikat (AS).

Sementara itu, anggota NATO selain negara pendiri adalah Yunani, Turki, Jerman, Spanyol, Republik Ceko, Hongaria, Polandia, Bulgaria, Estonia, Latvia, Lituania, Rumania, Slovakia, Slovenia, Albania, Kroasia, Montenegro, dan Makedonia Utara.

Tujuan NATO dulu

Sejak didirikan, tujuan utama NATO adalah untuk menyatukan dan memperkuat militer Barat terhadap kemungkinan invasi Uni Soviet ata sekutunya, Pakta Warsawa, selama Perang Dingin.

Latar belakang sejarah dibentuknya NATO tak terlepas dari persaingan blok Barat dengan Uni Soviet pasca-Perang Dunia II.

Pada April 1949 disepakatilah Perjanjian Atlantik Utara dan terciptalah NATO. Kala itu, inti dari NATO disebut-sebut tertuang dalam Pasal 5 Perjanjian Atlantik Utara yang berbunyi:

“Para anggota setuju bahwa sebuah serangan bersenjata terhadap salah satu atau lebih dari mereka di Eropa maupun di Amerika Utara akan dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota. Selanjutnya mereka setuju bahwa, jika serangan bersenjata seperti itu terjadi, setiap anggota, dalam menggunakan hak untuk mepertahankan diri secara pribadi maupun bersama-sama seperti yang tertuang dalam Pasal ke-51 dari Piagam PBB, akan membantu anggota yang diserang jika penggunaan kekuatan semacam itu, baik sendiri maupun bersama-sama, dirasakan perlu, termasuk penggunaan pasukan bersenjata, untuk mengembalikan dan menjaga keamanan wilayah Atlantik Utara.”

Pada awal 1950-an NATO mengandalkan AS dalam bidang persenjataan nuklir untuk melawan ancaman Uni Soviet yang makin berkembang.

Pada masa Perang Dingin, NATO merupakan organisasi pertahanan tandingan Pakta Warsawa bentukan Uni Soviet.

Dalam buku Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno hingga Eropa Modern (2012) karya Wahjudi Djaja, pembentukan NATO pada awalnya bertujuan untuk membendung pengaruh komunisme di negara-negara kawasan Atlantik Utara.

Selain itu, terdapat beberapa tujuan lainnya, yaitu:

Sementara itu menurut situs web resminya, NATO mengumumkan bahwa tujuan didirikannya NATO terkati dengan tiga hal yakni

  • Menghalangi ekspansionisme Uni Soviet.
  • Mencegah kebangkitan militerisme sayap kanan di Eropa melalui kehadiran Amerika Utara yang kuat di benua itu.
  • Mendorong integrasi politik Eropa.

Namun, setelah 1985, reformasi ekonomi dan politik yang luas yang diperkenalkan oleh pemimpin Uni Soviet kala itu, Mikhail Gorbachev, secara mendasar mengubah status quo.

Pada Juli 1989, Gorbachev mengumumkan bahwa Uni Soviet tidak akan lagi menopang pemerintah komunis di Eropa tengah dan timur.

Hilangnya kendali Moskwa atas Eropa tengah dan timur berarti hilangnya sebagian besar ancaman militer yang sebelumnya dari Pakta Warsawa ke Eropa barat.

Beberapa orang lantas mempertanyakan perlunya mempertahankan NATO sebagai organisasi militer, terutama setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991 dan Pakta Warsawa di tahun yang sama.

Hal tersebut menciptakan kebutuhan dan peluang bagi NATO untuk diubah menjadi aliansi yang lebih “politis” yang ditujukan untuk menjaga stabilitas internasional di Eropa.

Tujuan NATO sekarang

Ketika Uni Soviet dan Pakta Warsawa runtuh awal tahun 1991, NATO seakan kehilangan musuh dan legitimasi awalnya.

Karena itu NATO perlu orientasi baru. Fungsi dan tujuannya juga menjadi semacam kerangka kerja sama antara Eropa dan AS dalam masalah-masalah pertahanan dan keamanan.

Tantangan baru yang dihadapi NATO bukan lagi ancaman dari Uni Soviet, melainkan terorisme, senjata pembunuh massal, dan ancaman dari negara-negara yang dilanda kekacauan dan anarki.

Untuk menghadapi tugas-tugas baru ini, NATO ingin bekerjasama erat dengan Uni Eropa dan PBB sebagaimana dilansir DW.

Bahkan, Pasal 5 dalam Perjanjian Atlantik Utara itu pun hanya dipakai sekali, yaitu untuk mendukung AS setelah 11 September 2001 di New York dan Washington DC.

Menanggapi hal itu, NATO mengaktifkan penerbangan pengintai AWACS di atas wilayah udara AS selama beberapa bulan.

Diluncurkan pula operasi maritim Laut Tengah, dan sejumlah personel diikutsertakan dalam operasi pimpinan AS di Afghanistan, yang dilangsungkan sejak 2003.

Di sisi lain, menurut situs web NATO, aliansi tersebut kini memiliki empat poin dasar yakni:

https://internasional.kompas.com/read/2021/11/24/161200870/tujuan-nato-dulu-dan-kini

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke