Salin Artikel

5 PLTU Batu Bara Terbesar di Dunia

KOMPAS.com – COP26 secara resmi rampung pada 13 November setelah dihiasi drama mengenai batu-bara pada menit-menit akhir.

Salah satu kesepakatan dalam COP26 adalah mempercepat upaya mereka “menurunkan secara bertahap” PLTU batu bara, bukannya “menghapusnya”.

Batu bara merupakan penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca. Terlepas dari dampak negatifnya terhadap lingkungan, mineral ini masih menyuplai sekitar 40 persen listrik dunia.

Dan hingga kini, ribuan PLTU batu bara di seluruh dunia masih beroperasi, baik yang terkecil hingga yang paling besar.

Di sisi lain, kelompok-kelompok aktivis dan lembaga think tank menyerukan agar PLTU batu bara segera dipensiunkan.

Melansir NS Energy berikut lima PLTU batu bara terbesar di dunia.

Terletak di Belchatow, Provinsi Lodz, Polandia, Pembangkit Listrik Belchatow adalah PLTU batu bara terbesar kelima di dunia.

Dengan kapasitas 5,3 gigawatt, pembangkit listrik termal ini dimiliki dan dioperasikan oleh PGE Elektrownia Belchatow, anak perusahaan Polska Grupa Energetyczna.

Pada 1988, PLTU ini mulai beroperasi dengan 12 unit pembangkit, masing-masing berkapasitas 360 megawatt.

Seiring waktu, kapasitas pembangkit listrik ditingkatkan melalui berbagai program modernisasi dan perluasan.

Pada 2011 dipasanglah unit supercritical berkapasitas sebesar 858 megawatt.

Pembangkit Listrik Taichung berkapasitas terpasang 5,7 gigawatt dimiliki dan dioperasikan oleh Perusahaan Listrik Taiwan (Taipower) milik negara.

PLTU batu bara terbesar keempat di dunia ini mulai beroperasi pada 1992 dan mulanya ada empat unit pembangkit berkapasitas 550 megawatt

Setelah itu, Pembangkit Listrik Taichung ditingkatkan dengan pemasangan unit-unit pembangkit tambahan.

General Electric (GE) multinasional dari AS dan Toshiba dari Jepang menyuplai turbin uap berbahan bakar batu bara untuk pembangkit tersebut.

Sebagian besar batu baranya berasal dari Australia, AS, Afrika Selatan, dan Indonesia di bawah kontrak jangka panjang.

3. Dangjin, Korea Selatan (6 gigawatt)

Dioperasikan oleh Korea East-West Power Company, Pembangkit Listrik Dangjin terletak di Provinsi Chungcheongnam-do (Chungnam), Korea Selatan.

Awalnya, PLTU terbesar ketiga di dunia ini terdiri atas delapan unit pembangkit masing-masing sebesar 500 megwatt.

PLTU ini kemudian ditambah dengan dua unit tambahan masing-masing 1.020 megawatt pada 2016.

Bahan bakar utama untuk pembangkit listrik adalah batubara bitumen.

Menurut Korea East-West Power Company, kapasitas pembangkitan tahunannya adalah 32.000 gigawatt-jam pada 2016.

2. Taean, Korea Selatan (6,1 gigawatt)

Terletak di Chungcheongnam-do, Korea Selatan, Pembangkit Listrik Taean menempati urutan kedua dalam daftar PLTU batu bara terbesar di dunia.

Pembangkit Listrik Taean berkapasitas 6,1 gigawatt dan dilengkapi dengan generator siklus gabungan gasifikasi terpadu (IGCC) 300 megawatt.

PLTU batu bara ini mengonsumsi batu bara bitumen sebagai bahan bakarnya. Pembangkit ini memasok listrik terutama ke ibu kota Korea Selatan, Seoul, dan daerah sekitarnya.

Antara 1995 hingga 2007, sebanyak delapan unit pembangkit masing-masing sebesar 500 megawatt dibangun.

Pada 2012, Hitachi dari Jepang dan grup petrokimia Daelim Industrial mendapatkan kontrak untuk memasok dua boiler masing-masing berkapasitas 1.050 megawatt.

Pembangkit Listrik Datang Tuoketuo terletak di Daerah Otonomi Mongolia Dalam, China, dan merupakan PLTU batu bara terbesar di dunia.

PLTU batu bara ini memiliki kapasitas terpasang 6,7 gigawatt.

Awalnya, PLTU batu bara ini terdiri dari delapan unit pembangkit masing-masing berkapasitas 600 megawatt antara 2003 hingga 200.

Pada 2011, dua unit tambahan masing-masing sebesar 300 megawatt dipasang untuk meningkatkan produksi.

Pada 2017, kapasitas pembangkit kembali ditingkatkan dengan penambahan dua unit pembangkit lagi.

https://internasional.kompas.com/read/2021/11/19/134300070/5-pltu-batu-bara-terbesar-di-dunia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke