Salin Artikel

Intip Evolusi Tren Pakaian Manusia dari Zaman Purba hingga Abad ke-21

KOMPAS.com - Pakaian manusia mengalami evolusi tren yang berubah dari zaman ke zaman.

Berikut ini Kompas.com akan menjelaskan evolusi tren pakaian manusia yang dibagi dalam beberapa zaman yang dilansir dari Timetoast.com, yaitu zaman Paleolitik, Mesolitik, Neolitik, Mesir, Sumeries, Babilonia, Kreta, Persia, Roma,

Abad Pertengahan, India Kuno, Renaissance, China, Barok, Rokoko, Kekaisaran, Romantisisme, dan Abad ke-20.

Pada zaman Paleolitik, semua pakaian manusia terbuat dari unsur alam, seperti kulit, bulu, tulang, cangkang binatang, atau daun.

Umumnya pakaian zaman itu hanya menutupi organ vital mereka.

Selama zaman es, manusia mengevolusi pakaian menjadi lebih tebal dan menutupi seluruh tubuh mereka, untuk membuat diri tetap hangat. Penampilan manusia zaman es dilengkapi dengan topi dan sepatu bot kulit.

Di zaman Mesolitik, manusia menciptakan jarum menjahit dari tulang.

Saat es sudah mulai menghilang, manusia primitif mencari iklim yang lebih hangat.

Itu alasan mengapa ia mulai menggunakan wol beberapa hewan seperti domba dan kambing untuk pembuatan tenun. Alat tenun kayu berukir ditemukan.

Manusia pada zaman ini mulai bertani sehingga mereka mulai menggunakan serat nabati dari tanaman rami dan kapas untuk membuat gaun.

Dia memulai pertanian sehingga mereka mulai menggunakan serat nabati dari tanaman rami dan kapas untuk membuat gaun.

Kelompok-kelompok keluarga membentuk kota-kota pertama. Wanita sudah melukis wajah mereka dan mengenakan gelang gading.

Manusia di periode Mesir kuno memakai shenti, kain yang diikat di pinggang. Kain yang digunakan akan menentukan kelas sosial.

Bangsawan menggunakan shenti tunik linen transparan yang disebut kalasyris. Dihiasi garis besar dengan emas dan rhinestones seperti pirus, koral, eboni, dan kulit penyu.

Feminin rok panjang dengan pinggang tinggi diikat dengan dua tali. Mantel pendek menutupi bahu.

Alas kaki untuk acara-acara khusus. Sandal dari serat tumbuhan, kulit jalinan dan papirus.

Manusia dalam peradaban Sumeries memakai kulit domba dan kambing sebagai bahan pakaiannya.

Pria mengenakan rok yang dipotong secara horizontal, diikat dengan ikat pinggang bersulam.

Para wanita mengenakan tunik bersulam dengan pinggiran melebar di tanah, selendang yang disempurnakan dengan sulaman logam.

Lengan pendek setinggi siku dan garis leher dipegang oleh mutiara.

Pada periode Babilonia, industri penenun wol dan linen, sangat berkembang.

Orang di periode ini menggunakan tunik dengan ukuran lurus, tepi berjumbai, dan selendang bersulam.

Pria dan wanita mengenakan pakaian yang sama, hanya saja selendang wanita lebih lebar dengan berbagai bordir yang dirancang secara artistik.

Jumbai dan pinggiran digunakan. Warna merah, biru dan hijau, serta ungu untuk raja-raja.

Di periode Kreta kuno, pria identik menggunakan pakaian celana panjang dari kain ringan, tebal atau kulit.

Rambut mereka panjang dengan seringkali menggunakan topi. Mereka memakai sepatu bot setengah kulit dengan tali.

Sementara wanita memakai gaun, korset yang menekan sepanjang pinggang dan di bawah payudara. Lengan pakaian biasnaya berbentuk ketat, dari siku ke bawah terbuka atau berbentuk mengembang.

Alas kaki wanita mirip dengan pria. Para wanita dari periode Kreta kuno 1700 M akan menggunakan perhiasan yang sangat mewah, seperti cincin, gelang, dan kalung, untuk melengkapi penampilan.

Pakaian manusia periode Persia menggunakan tunik dari wol, benang atau sutra yang diimpor dari Timur Jauh, yang pas di badan dan berlengan lebar.

Raja menggunakan warna ungu. Mereka biasanya mengenakan tunik yang diikat dengan ikat pinggang.

Orang-orang Kreta kuno mengenakan sepatu kulit cenderung bercorak warna kuning dengan tali yang diikat di pergelangan kaki dengan kancing.

Di periode Roma kuno, manusia memakai pakaian tunik. Tunik pria sampai ke lutut dan wanita sampai ke kaki.

Pakaian toga mereka ada jenis yang ringan untuk musim panas dan tebal untuk musim dingin. Warna pakaian umumnya adalah putih, yang diputihkan dengan uap belerang.

Hanya hakim dan imam yang dapat memakai pakaian dengan strip ungu dan strip berwarna muda, karena mereka menghubungkannya pada karakter suci.

Semua pakaian dihiasi dengan sulaman benang emas. Linen, wol, katun dan sutra alam digunakan dalam periode ini.

Pada abad pertengahan orang-ornag mayoritas menggunakan pakaian yang disebut brial.

Pakaian para wanita terdiri dari tunik ganda hingga kaki, dan mereka biasa menggunakan penutup kepala saat akan pergi ke tempat umum.

Pakaian pria di periode ini adalah kemeja di bagian dalam ditumpuk dengan tunik pendek, dipadukan dengan celana sampai paha dan kadang-kadang menggunakan jubah.

Pakaian manusia dari periode Abad Pertengahan adalah gabungan dari banyak warna cerah yang berbeda.

Di periode India kuno, para wanita menggunakan pakaian yang disebut sari, selembar kain yang berukuran kira-kira 2 meter untuk dililitkan ke tubuh seperti gaun.

Sedangkan pakaian untuk para pria di periode India kuno adalah dhoti, potongan kain yang lebih pendek yang dililitkan di kaki seperti celana.

Dhoti umumnya terbuat dari kain putih dan dapat membawa sulaman yang rumit.

Kedua pakaian wanita dan pria di periode abad pertengahan kuno terbuat dari katun, linen, bulu kambing, wol atau sutra.

Pakaian manusia di periode Renaissance identik dengan pemakaian kain mewah, seperti beludru, brokat, damask, renda, dan sutra.

Wol, linen, dan katun digunakan untuk pakaian sehari-hari.

Gaya pakaian "Acuchillado" dipopulerkan, meninggalkan lapisan pakaian atau kain yang berbeda di bawahnya.

Bentuk pakaian mereka persegi panjang untuk pria dan jam pasir untuk wanita. Penggunaan sapu tangan, kipas, dan gorget.

Di periode China kuno, dikenal dengan pakaian cheongsam atau qipao yang dipakai oleh pria maupun wanita.

Pakaian cheongsam ini terbuat dari sutra, di sekitar leher memeliki bentuk khusus, dan biasanya di bagian lengannya dihiasi tali.

Pakaian ini sangat populer di istana kekaisaran.

Pakaian manusia di periode Barok memiliki khas berbentuk lebar, sangat berornamen, dan penggunaan warna-warna cerah, brokat sutra, dan renda.

Gaya pakaian wanita di bagian pinggang sangat ketat dan roknya sedikit terangkat dengan cincin besi.

Pakaian laki-laki adalah rok ketat dan panjang yang dihiasi dengan bordir dan pita. Lengannya dilipat memperlihatkan kemeja berornamen.

Pada periode rakoko, wanita menggunakan gaun dengan gaya yang ketat di pinggang, dan di bagian pinggul ke bawah roknya sangat bervolume.

Sulaman dan cetakan sangat diarahkan pada tema alam.

Pakaian itu dipadukan dengan rambut yang dihias menjulang tinggi dan kipas tangan.

Gaya itu dianggap elegan dan feminin, tetapi berakhir ketika Revolusi Perancis.

Pada abad ke-20, manusia meninggalkan pakaian mengembang yang heboh. Pada periode ini gaya pakaian wanita lebih ramping hingga kaki.

Dipadukan dengan topi besar yang biasa dihiasi dengan pita atau bulu, untuk menambahkan kesan elegan.

Gaya tersebut bisa dikatakan gaya yang lebih maskulin karena menyesuaikan periode di mana wanita mulai terjun di dunia kerja.

Pada tahun ini, manusia di hampir seluruh negara mengalami krisis ekonomi. Sehingga kecenderungan bahan yang digunakan untuk membuat pakaian adalah yang lebih murah dengan gaya yang minimalis.

Pantyhose dan jas jaket populer pada massa ini. Pada 1935, Elsa Schiaparelli memperkenalkan ritsleting dalam rancangan pakaiannya.

18. Pakaian tahun 40-an (1940-1949)

Pada periode ini pakaian wanita berevolusi menjadi yang paling seksi saat itu adalah rok lebih pendek, dipadukan dengan stiletto.

Pada 1947, muncul tampilan pakaian baru dengan bahu terbalik, pinggang sempit, dan rok terbang yang bagus. Pada periode ini juga mulai lahirnya gaun koktail.

Pada periode ini adalah akhir dari perang dunia, sehingga bahan pakaian berkualitas tinggi kembali terangkat.

Di saat ini, gaun koktail semakin hits dipadukan dengan aksesoris identik, yaitu sapu tangan, topi, sarung tangan, ikat pinggang, perhiasan dan dompet besar.

Di periode ini manusia mengfalami evolusi pakaian di mana yang menjadi hits adalah mode rocker, mod, dan hippies. Model pakaiannya memiliki banuak warna yang bertabrakan.

Evolusi pakian manusia pada periode ini tidak beda jauh dari 60-an. Mode rock dan hippies yang menjadi hits pada zaman ini.

Pakaian pada periode sangat mencolok, memiliki aksen bunga berpadu dengan "fasyen retro"

Kemeja longgar berwarna, dianggap menjadi evolusi pakaian manusia yang terjadi pada periode ini.

Celana jins pudar juga menjadi tren, dan pakaian mode disko yang identik dengan baju kulit dan bahu mencolok.

Evolusi pakaian manusia pada periode ini lebih pada eksperimen orang-orang yang mencoba mengenakan apa yang membuatnya merasa lebih nyaman.

Pakaian berbahan lycra, spandex, dan kulit sintetis sangat populer. Celana jins setinggi pinggang berpadu dengan kemeja longgar. Lalu, sepatunya model converse.

Di penghujung tahun 90-an, evolusi pakaian mulai mengarah pada gaya hip hop dengan celana jins baggy dan sepatu boots hitam tebal.

Pada periode abad ke-21, evolusi pakaian mengarah pada keragaman mode dengan pendekatan macam-macam budaya dan merek.

Namun, jas dan gaun klasik adalah pakaian yang dikenakan pada momen-momen tertentu. Kostum dan gaun merek mewah dibuat lebih khusus dan dibayar untuk menjaga eksklusivitas.

https://internasional.kompas.com/read/2021/10/31/111126970/intip-evolusi-tren-pakaian-manusia-dari-zaman-purba-hingga-abad-ke-21

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke