Salin Artikel

Sejarah Piano: Awal Penemuan dan Perkembangan Inovasi Instrumen

KOMPAS.com - Sejarah piano dapat dilacak kembali dari 3 abad lalu. Selama periode itu, Instrumen ini merupakan salah satu yang paling populer populer di dunia bahkan ketika memasuki abad keempat keberadaannya.

Meski sekarang menjadi alat musik yang sangat populer di rumah-rumah, piano memiliki perangkat mekanis paling kompleks dan mampu memenuhi setiap gaya permintaan musik pemainnya.

Dengan setiap pengembangan sejak penemuannya, piano semakin mampu memberikan nuansa ekspresi, volume dan durasi nada yang tak terbatas.

Clavichord dan Harpsichord

Selama berabad-abad sebelum piano ditemukan, awalnya ada dua keyboard yang banyak digunakan sejak 1400-an, yakni Clavichord dan Harpsichord.

Tapi masing-masing dari instrumen itu memiliki kekuatannya sendiri, yang membuatnya populer untuk tempat dan gaya musik tertentu saja.

Harpsichord tidak memiliki kendali atas dinamika, betapa keras atau lembut instrumen itu dimainkan.

Sementara Clavichord terdengar terlalu halus dan sering dikuasai oleh suara instrumen lainnya. Inilah yang akhirnya mendorong terciptanya piano.

Bartolomeo Cristofor

Tiga abad lalu, sejarah piano dimulai ketika pembuat Harpsichord Italia, Bartolomeo Cristofori, menghasilkan terobosan teknologi.

Bartolomeo Cristofor adalah pembuat dan pemelihara alat musik harpsichord di keluarga Medici, keluarga bangsawan kaya Italia sekitar abad ke-15.

Cristofor membuat mekanisme baru bagi Harpsichord, yang memberinya kemampuan untuk dimainkan instrumen dengan variasi yang dinamis.

Dia memutuskan alih-alih memetik senar seperti pada Harpsichord, instrumen akan menciptakan lebih banyak variasi dalam dinamika jika senar dipukul dengan palu.

Inovasinya memberikan perubahan besar di bagian dalam piano versi awal dan pengembangan instrumen selanjutnya.

Instrumen asli Cristofori pada 1700 dinamakan “pianoforte” (atau dalam bahasa Italia: clavicembalo col piano e forte, yang berarti harpsichord yang dapat bermain normal dan lebih kuat).

Hanya ada tiga pianoforte buatan Cristofori yang bertahan hari ini, dan mereka dibuat pada 1720-an. Namun, pianoforte masih terdengar sangat berbeda dari yang modern yang sekarang populer.

Popularitas piano Wina

Kata piano menjadi lebih luas digunakan pada 1732 ketika nama pianoforte dipersingkat.

Meskipun ada minat pada piano, butuh hampir 50 tahun untuk instrumen ini menjadi sangat populer. Pada akhir abad ke-18, produksi piano mulai menyebar ke seluruh Eropa.

Setiap negara membuat piano memiliki desain khas mereka sendiri. Piano dari Inggris memiliki mekanisme yang lebih berat dan volume lebih keras. Sementara piano produksi Austria, memiliki mekanisme yang lebih ringan dan suara yang lebih lembut.

Piano Wina terkenal dengan bingkai kayu mereka, karena memiliki dua senar per note, dan palu yang ditutup dengan bahan kulit.

Wolfgang Amadeus Mozart dilaporkan lebih suka memainkan piano Wina, yang memiliki nada yang lebih lembut daripada yang modern.

Sebastian Erard

Selama beberapa dekade, dari akhir 1700-an hingga awal 1800-an, pembuat instrumen di Eropa terus meningkatkan mekanika dan struktur produk piano mereka.

Namun tidak ada satu inovasi pun yang memiliki dampak seperti penemuan Cristofori, sampai seorang Paris bernama Sebastian Erard menemukan "pelarian ganda" atau mekanisme pengulangan.

Ide revolusioner ini, dipatenkan pada 1821, memungkinkan palu untuk memukul senar lagi sebelum tuts dikembalikan ke posisi semula, hingga memungkinkan pengulangan yang cepat.

Pembesaran tempat dan aula konser menghasilkan orkestra yang lebih besar, dan karenanya perlu instrumen yang lebih keras. Pembuat instrumen sepanjang 1700-an dan awal 1800-an melanjutkan pencarian Cristofori akan jawaban struktural untuk masalah menghasilkan lebih banyak volume.

Senar menjadi lebih berat, menambah ketegangan pada bingkai. Batang besi ditambahkan ke bingkai kayu, seluruh struktur menjadi lebih kuat dan lebih berat.

Grand piano

Pada 1825, pembuat piano Amerika awal bernama Alpheus Babcock mendapat paten untuk penemuan pelat besi cor penuh untuk piano persegi, sehingga menghilangkan ketegangan senar dari kotak kayu.

Jonas Chickering, yang telah membuka perusahaan pianonya di Boston pada 1823, mengembangkan lebih lanjut karya Babcock dengan rangka besi penuh untuk grand piano.

Tidak semua piano memiliki jumlah tombol yang sama pada keyboard mereka. Jumlah tuts paling umum adalah 88, yaitu 52 tuts putih (naturals) dan 36 tuts hitam.

Mayoritas piano yang lebih tua agak lebih kecil dari yang modern, sehingga mereka hanya memiliki 85 tuts.

Namun, beberapa produsen berpikir lebih besar dan telah menghasilkan piano dengan sejumlah tuts ekstra. Misalnya, Imperial Bosendorfer memiliki sembilan tombol tambahan yang berkisar selama 8 oktaf.

Piano mereka sering memiliki tutup yang dapat menutupi tuts ekstra, jika pianis tidak terbiasa bermain pada piano seperti itu, atau tuts dapat dibuat dengan warna yang berbeda.

Produsen lain, Stuart dan Sons membuat piano dengan 102 tuts. Di sini, tuts ekstra tidak berbeda dari yang biasa secara visual. Sementara itu, Produsen Piano Schoenhut mengkhususkan diri dalam memproduksi piano mini dengan 44 atau 49 tuts.

Versi piano ini selanjutnya menjadi sangat populer bagi calon pianis, yang ingin menikmati semua fasilitas memiliki instrumen ini di rumah, tetapi tidak memiliki cukup ruang untuk versi piano yang lebih besar.

Penjualan piano meningkat dari hanya beberapa ribu pada 1850 menjadi 365.000 pada 1909. Piano kemudian diproduksi dalam bentuk yang halus dan pabrik-pabrik berkembang.

https://internasional.kompas.com/read/2021/10/29/040000470/sejarah-piano--awal-penemuan-dan-perkembangan-inovasi-instrumen

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke