Salin Artikel

Adolf Hitler Bunuh Diri: Nyata atau Konspirasi?

KOMPAS.com - Bunuh dirinya Adolf Hitler sering disebut hanya teori konspirasi.

Tapi, dalam sebuah studi baru, ilmuwan Perancis menganalisis fragmen gigi Adolf Hitler untuk membuktikan bahwa dia meninggal pada 1945.

Studi ini membuktikan bahwa Hitler benar-benar tewas setelah mengonsumsi sianida dan menembak kepalanya sendiri.

Hasil Studi Hitler Bunuh Diri

Dilansir History, penelitian yang dipublikasikan di European Journal of Internal Medicine pada Mei 2018, berupaya mengakhiri teori konspirasi tentang kematian Adolf Hitler.

Caranya, melalui analisis ilmiah terhadap gigi dan tengkorak sang diktator.

“Studi kami membuktikan bahwa Hitler meninggal pada tahun 1945,” kata penulis utama studi Philippe Charlier kepada AFP.

"Giginya asli, tidak ada keraguan."

Meskipun secara luas ditetapkan bahwa Hitler meninggal di bunkernya di Berlin, desas-desus tentang pelariannya amat banyak.

Tapi, penelitian itu membuktikan bahwa "Hitler tidak melarikan diri ke Argentina dengan kapal selam, dia tidak berada di pangkalan tersembunyi di Antartika, atau di sisi gelap bulan," kata Charlier.

Gigi Hitler dan Bukti Bunuh Dirinya

Pada bulan April 2018, publikasi Inggris dari memoar seorang penerjemah Rusia mengungkapkan bagaimana dia telah dipercayakan dengan satu set gigi pada tahun 1945.

Dia ditugaskan untuk memeriksa silang catatan gigi diktator itu, dan hasilnya cocok.

Setelah berbulan-bulan negosiasi, dinas rahasia FSB Rusia dan arsip negara Rusia memberi izin kepada para peneliti untuk memeriksa fragmen tengkorak dan potongan gigi Hitler.

Potongan tengkorak memiliki lubang di sisi kirinya, konsisten dengan luka tembak, dengan hangus hitam di sekitar tepinya.

Meskipun para ilmuwan tidak diizinkan mengambil sampel dari tengkorak, mereka mencatat dalam penelitian ini, bentuknya tampak "benar-benar sebanding" dengan radiografi tengkorak Hitler yang diambil setahun sebelum kematiannya.

Gambar mengerikan dari gigi yang dipublikasikan dalam penelitian ini menunjukkan rahang yang sebagian besar terbuat dari logam.

"Pada saat kematiannya," tulis mereka dalam laporan itu, "Hitler hanya memiliki empat gigi yang tersisa."

Beberapa gigi itu, ada yang cacat, coklat di pangkal, dan berbintik-bintik dengan endapan karang gigi putih.

Analisis tersebut menguatkan klaim yang sering dikutip bahwa Hitler adalah seorang vegetarian, tetapi tidak dapat secara meyakinkan membuktikan apakah dia mengonsumsi sianida sebelum tembakan.

Deposit kebiruan pada gigi palsunya, tulis para peneliti, menunjukkan berbagai hipotesis yang berbeda.

Apakah reaksi kimia antara gigi palsunya dan sianida pada saat kematiannya, terjadi selama kremasinya, atau saat jenazahnya dikubur?

Tanpa mengambil sampel untuk analisis, sulit untuk mengatakan dengan pasti.

“Kami tidak tahu apakah dia menggunakan sianida untuk bunuh diri atau peluru di kepala. Kemungkinan besar keduanya,” kata Charlier.

Tapi, penelitian ini dapat membantu menghentikan kisah konspirasi pelarian Hitler, sang diktator yang tewas di tangannya sendiri.

https://internasional.kompas.com/read/2021/10/13/143257070/adolf-hitler-bunuh-diri-nyata-atau-konspirasi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke