Salin Artikel

10 Kisah Senjata Keramat dari Para Dewa Jepang Kuno

KOMPAS.com - Budaya Jepang kuno memiliki beberapa kisah tentang senjata keramat peninggalan para dewa yang menjadi legenda hingga saat ini dan tidak sedikit diadaptasi dalam anime.

Apa saja kisah senjata keramat peninggalan para dewa Jepang kuno? Berikut rangkumannya yang dilansir dari Owlcation.com:

Dalam Shintoisme dan mitologi Jepang kuno, "Ame no Nuhoko" adalah senjata keramat berbentuk tombak berhiaskan berlian yang digunakan oleh Dewa Pencipta, Izanagi dan Izanami, untuk mengangkat pulau-pulau Jepang dari laut.

Dikisahkan bahwa di Jembatan Terapung Antara Langit dan Bumi atau Ame no Ukihashi, Izanagi mengaduk laut dengan tombak berlian itu.

Tetesan air laut dari ujung tombak itu yang nantinya akan membentuk pulau-pulau di Jepang.

Kemudian, tombak berlian Izanagi dalam lukisan pra-modern karya Kobayashi Eitaku digambarkan sebagai senjata naginata.

Sebagai catatan, sejarawan dan penulis sering menyoroti simbolisme prokreasi seksual yang mendasari mitos tersebut.

Tragedi yang akhirnya menimpa kedua dewa pencipta setelah episode ini juga meletakkan dasar bagi mitos dan legenda Shinto berikutnya, seperti garis keturunan keluarga kerajaan Jepang.

Totsuka no Tsurugi atau "Pedang Sepuluh Lebar Tangan" adalah senjata keramat berbentuk pedang yang sangat besar yang digunakan oleh dewa-dewa Shinto.

Kisah yang paling terkenal dari pedang Totsuka ini adalah saat dipakai oleh Dewa Badai, Susanoo no Mikoto.

Susanoo no Mikoto menggunakan pedang Totsuka no Tsurugi untuk membunuh ular berkepala banyak bernama Yamata no Orochi di provinsi Izumo.

Pedang Totsuka yang digunakan dewa badai untuk membunuh Yamata no Orochi ini kemudian lebih dikenal dengan sebutan Ame-no-Habakiri atau "Pedang Langit Pembunuh Ular".

Ame no Ohabari adalah senjata Totsuka no Tsurugi yang digunakan oleh Dewa Pencipta Izanagi dengan kisah tentang cikal bakal gunung berapi Jepang.

Saat itu istrinya, Izanami, meninggal setelah melahirkan Kagutsuchi, Dewa Api. Izanagi yang sedih kehilangan istrinya, menggunakan pedang Totsuka untuk memotong-motong tubuh keturunannya yang berapi-api.

Bagi beberapa antropolog dan sejarawan, kisah ini dianggap sebagai simbol perjuangan abadi Jepang dalam menghadapi gunung berapi.

Potongan-potongan tubuh Dewa Api Kagutsuchi itu disebar Izanagi ke beberapa penjuru Jepang, yang menjadi cikal bakal terbentuknya gunung api di seluruh Jepang.

Futsunomitama adalah senjata Totsuka no Tsurugi yang digunakan oleh Takemikazuchi, Dewa Petir.

Dikisahkan dalam legenda Jepang kuno bahwa Takemikazuchi diperintahkan oleh Amaterasu (Dewa Langit) untuk membantu kaisar pertama Jepang, Kaisar Jimmu, untuk melawan monster dan dewa di Gunung Kumano.

Akhirnya, Kaisar Jimmu menang dalam pertempuran berkat Futsunomitama yang diberikan oleh Takemikazuchi.

Konon, senjata keramat Jepang kuno, Futsunomitama, itu disemayamkan di Kuil Isonokami di Prefektur Nara.

Ame no Murakumo no Tsurugi juga dikenal sebagai Kusanagi no Tsurugi atau pedang pengumpul awan.

Dalam mitologi Jepang kuno, kisah tentang Kusanagi no Tsurugi masih terkait dengan legenda Dewa Badai Susanoo no Mikoto saat membunuh Yamata no Orochi, ular berkepala banyak di provinsi Izumo.

Setelah menebas kepala Orochi dan akan memotong-motong tubuhnya, Dewa Badai mendapati pedangnya rusak yang ternyata karena ada Pedang Kusanagi di ekor ular itu.

Pedang Kusanagi yang ditemykan itu kemudian dihadiahkan oleh Susanoo kepada saudara perempuannya, Amaterasu.

Di kemudian hari, Pedang Kusanagi oleh Amaterasu diwariskan kepada Yamato Takeru Kaisar Jepang ke-12 yang legendaris.

Konon Pedang Kusanagi masih disimpan dengan baik di suatu tempat di Jepang, tetapi senjata keramat itu tidak untuk dilihat publik.

Diriwayatkan dalam Kojiki, kumpulan mitos Jepang kuno, terdapat kisah penaklukkan Kunitsukami (Dewa Tanah) oleh Amatsukami (Dewa Langit).

Dalam satu babnya diceritakan bahwa Dewa Langit menurunkan Ame no Wakahiko (anak laki-laki dari langit) di provinsi Izumo untuk melawan Dewa Tanah.

Dewa Tanah ini melawan dengan senjata keramat yang dikenal sebagai Ame no Makakoyumi, yaitu busur dewa.

Namun, Wakahiko ternyata jatuh cinta pada Shitateruhime, putri Okuninushi, penguasa Izumo. Mereka menikah dan Wakahiko tidak kembali ke surga.

Pada tahun ke-8, Dewa Langit menurunkan utusan surga untuk mencari informasi dengan bertanya kepada Wakahiko.

Mengetahui hal itu Wakahiko menggunakan Ame no Makakoyumi untuk membunuh utusan dari surga.

Namun, Wakahiko akhirnya mati dibunuh ketika Dewa Langit melemparkan panah Wakahiko kembali padanya.

Konon, legenda tentang senjata keramat Ame no Makakoyumi ini bercerita tentang intrik politik Jepang kuno.

Legenda dari Shintoisme tentang pertempuran antara Amatsukami dan Kunitsukami melambangkan penaklukan suku lain oleh keluarga kerajaan Jepang.

Kogarasumaru adalah sebuah pedang samurai yang diduga ditempa oleh ahli pedang legendaris abad ke-8, Amakuni.

Kogarasumaru diyakini juga sebagai salah satu pedang samurai paling awal yang dibuat, dan merupakan pusaka Keluarga Taira selama Perang Genpei.

Konon, pedang itu diberikan kepada Keluarga Taira oleh Yatagarasu, gagak dewa matahari berkaki tiga dalam Shintoisme.

Senjata keramat Kogarasumaru hingga saat ini menjadi bagian dari Koleksi Kekaisaran Jepang.

Kogitsunemaru adalah pedang keramat yang diyakini ditempa oleh Sanjou Munechika selama Periode Heian untuk Kaisar Go-Ichijo.

Namun konon, Sanjou tidak menempa pedang ini sendirian, tetapi ia dibantu oleh seorang anak jelmaan Inari, Dewa Makanan dari kepercayaan Shinto.

Inari adalah dewa pelindung Kaisar Go-Ichijo. Dewa Makanan digambarkan dengan perwujudan rubah, mengilhami nama senjata keramat ini. "Kogitsune" artinya rubah kecil.

Kogitsunemaru terakhir dimiliki oleh Keluarga Kujou, tetapi lokasi senjata keramat tersebut berada tidak diketahui saat ini.

Onimaru Kunitsuna adalah salah satu dari Tenka-Goken atau Lima Pedang Langit legendaris dari Jepang kuno.

Katana Onimaru Kunitsuna ditempa oleh ahli pedang Awataguchi Kunitsuna sekitar abad ke-13.

Menurut legenda, pedang Onimaru Kunitsuna digunakan untuk membunuh iblis (oni) dalam mimpi Hojo Tokiyori, bupati Kamakura.

Dikisahkan, setiap malam Tokiyori selalu disiksa oleh iblis yang membuatnya tidak tidur nyenyak. Suatu malam seorang lelaki tua muncul di dalam mimpinya yang mengaku dirinya adalah roh dari Onimaru Kunitsuna.

Di dalam mimpi ruh itu mengatakan bahwa ia dapat menyingkirkan iblis itu asalkan dia dibersihkan.

Setelah Tokiyori membersihkan pedangnya, pedang itu secara ajaib jatuh dari raknya dan memotong kaki anglo di kamarnya. Kaki anglo itu berbentuk seperti iblis.

Semenjak itu, Tokiyori tidak pernah dihantui lagi oleh iblis dalam mimpinya dan ia menamai pedang itu sebagai Onimaru.

Onimaru Kunitsuna kemudian menjadi harta berharga dari keluarga Hojo dan diwariskan kepada keluarga Ashikaga, yang juga menghargai pedang.

https://internasional.kompas.com/read/2021/09/29/080326770/10-kisah-senjata-keramat-dari-para-dewa-jepang-kuno

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke