Salin Artikel

Begini Cara Presiden AS Mengaktifkan Tombol Nuklir, Bisa Saat Perang atau Sedang Marah

Kala itu, Ketua DPR Nancy Pelosi sampai menghubungi jenderal tinggi Pentagon, Mark Milley, untuk memastikan Trump yang sedang kalut tidak menggunakan tombol nuklir.

Menurut konstitusi AS, presiden adalah satu-satunya orang yang memiliki wewenang utama untuk memerintahkan serangan nuklir.

Tombol nuklirnya sendiri berupa kode rahasia, dan tidak ada satu orang pun selain presiden yang bisa ikut campur.

Kongres, para pemimpin Pentagon, barisan jenderal, apalagi warga sipil, tidak bisa mengintervensi keputusan presiden untuk mengaktifkan tombol nuklir.

Kantor berita AFP pada 8 Januari 2021 mewartakan, ke mana pun presiden AS bepergian, dia ditemani oleh seorang ajudan yang membawa Football Nuclear atau "koper nuklir".

Tas itu berisi instruksi, rencana serangan, dan kode untuk memulai serangan nuklir yang hanya dapat digunakan oleh presiden.

Mengingat kebutuhan untuk mempertimbangkan tindakan, peralatan apa yang akan digunakan, dan target mana yang dipilih, keputusan seperti itu biasanya dilakukan dengan berkonsultasi dulu dengan kepala pertahanan.

Pengaktifan tombol nuklir harus legal

Satu-satunya batasan pada presiden AS, dalam hal ini, adalah legalitas serangan. Hukum perang akan memungkinkan pejabat militer untuk menolak melaksanakan perintah dalam melakukan sesuatu yang ilegal.

"Tetapi, pertanyaan tentang legalitas perintah - apakah itu konsisten dengan persyaratan, di bawah hukum konflik bersenjata untuk kebutuhan, proporsionalitas, dan perbedaan - lebih cenderung mengarah pada konsultasi dan perubahan dalam perintah presiden, daripada ke penolakan oleh militer untuk melaksanakan perintah itu," menurut laporan Congressional Research Service.

Jika presiden memang memutuskan untuk memerintahkan serangan nuklir, dia biasanya akan berkonsultasi dengan kepala militer tentang pilihannya.

Dalam "koper nuklir", presiden AS akan disediakan opsi untuk menyerang dan peralatan komunikasi guna memerintahkannya secara resmi.

Presiden AS bakal menggunakan kartu kode unik untuk dirinya sendiri, yang disebut "biskuit", untuk mengesahkan identitasnya sebagai panglima yang diberi wewenang memerintahkan serangan nuklir.

Serangan nuklir bisa terjadi paling cepat dua menit dari perintah untuk peluncuran rudal nuklir berbasis darat, atau 15 menit dari kapal selam.

"Orang-orang dalam rantai komando mungkin secara teknis menolak untuk mematuhi perintah, tetapi perintah yang diverifikasi dianggap sah," kata Derek Johnson dari organisasi anti-nuklir Global Zero.

"Tekanan untuk patuh akan sangat besar," ungkapnya.

Dalam semua prosedur ini, tidak ada ketentuan dalam sistem komando dan kontrol nuklir untuk mengecualikan perintah, jika presiden terlihat tidak stabil secara mental dan mengabaikan nasihat para jenderalnya.

Lalu, jika memang pengaktifan tombol nuklir dilakukan presiden AS saat emosinya tidak stabil, satu-satunya pilihan adalah mengaktifkan Amendemen ke-25 tentang pencopotan presiden dari kekuasaan.

https://internasional.kompas.com/read/2021/09/28/154709370/begini-cara-presiden-as-mengaktifkan-tombol-nuklir-bisa-saat-perang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke