Salin Artikel

5 Penemuan Jejak Pengorbanan Manusia dari Peradaban Kuno

KOMPAS.com - Dari era prasejarah hingga abad ke-21 saat ini, jejak pengorbanan manusia mewarnai peradaban.

Pengorbanan suku Inca yang mempersembahkan anak-anak di puncak gunung Llullaillaco hingga menjadi mumi, adalah salah satu praktik yang terjadi dalam sejarah pada abad ke-15.

Ada juga pengorbanan zaman China kuno yang mempersembahkan wanita muda, tewas dengan dipenggal dan dikubur di kuburan massal.

Berikut 5 daftar penemuan atas ritual pengorbanan manusia dari peradaban kuno, yang dilansir dari Live Science dan List Verse:

Suku Inca memiliki kepercayaan untuk menenangkan para dewa dengan persembahan anak-anak dan ritualnya yang terkenal disesbut capacocha.

Di gunung Llullaillaco, 3 mumi anak Inca ditemukan pada 1990-an, yang terdiri dari anak perawan berusia 13-15 tahun, gadis kecil 6 tahun dan bocah laki-laki 7 tahun.

Ketiga anak itu menjadi mumi secara alami dengan posisi meringkuk, karena suhu beku di puncak gunung Llullaillaco.

Pengorbanan mereka telah disiapkan oleh para tetua suku Inca, anak-anak yang jadi target akan dicekoki koka (olahan kokain) dan alkohol. Mereka juga akan diberi makan yang enak hingga menjadi gemuk.

Pengorbanan manusia dipraktekkan di China selama ribuan tahun. Di reruntuhan kota batu berusia 4.000 tahun di dekat desa Mogou di barat laut China, para arkeolog menemukan lebih dari 80 tengkorak manusia tanpa tubuh.

Tengkorak-tengkorak itu semuanya adalah wanita muda yang meninggal sekitar 4.000 tahun yang lalu.

Pemeriksaan lebih lanjut dari tengkorak menunjukkan bukti kematian kekerasan yang melibatkan benda tumpul dan api.

Mengenai mengapa begitu banyak wanita muda dipenggal dan dikubur di kuburan massal, para peneliti percaya bahwa gadis-gadis itu mungkin berasal dari kelompok musuh dan ditumbalkan sebagai bagian dari upacara untuk menandai berdirinya kota tersebut.

Sebuah penggalian di Flakstad, Norwegia menemukan beberapa kuburan dan 10 mayat, beberapa dipenggal kepalanya.

Setelah pemeriksaan lebih lanjut, para arkeolog menemukan bahwa orang-orang yang dipenggal di sana adalah mayat para budak.

Legenda di Eropa menceritakan bahwa bangsa Viking yang terkenal brutal akan menculik orang-orang dari desa yang dijarahnya, membawa mereka untuk dijadikan budak di Skandinavia.

Para budak wanita yang dibawa akan menjadi sasaran pelecehan seksual. Jika mereka hamil, anaknya bisa dirampas atau diusir.

Jika tuannya meninggal, diceritakan bahwa budaknya akan dikorbankan untuk dikubur bersama si tuan.

Sebelum peradaban suku Inca dimulai, terdapat suku Moche yang mendiami wilayah Peru.

Peradaban suku Moche berkembang antara 100-800 M. Saat itu, masyarakatnya berpegang pada hierarki sosial yang menyapu kelas bawah.

Di salah satu reruntuhan terbesar yang ditemukan dari peradaban suku Moche, Huacas de Moche, ditemukan kompleks batu bata besar.

Di dalam sana ditemukan sekitar 70 kerangka sisa manusia. Para arkeolog percaya kerangka itu bukan dari orang suku Moche, karena kurangnya sara hormat terhadap mayat tersebut.

Tengkorak dibentuk menjadi cangkir, tubuh dipajang, dan darahnya dipersembahkan kepada para dewa. Sisa tubuh yang tersisa di hanyutkan ke dalam parit, di mana burung nasar berkeliaran untuk memakan bangkai.

Dalam peradaban Mesir kuno dikenal praktik pengorbanan dari pengikut seorang penguasa.

Setelah kematian seorang penguasa, pengikutnya akan ditumbalkan untuk menemani si penguasa di alam baka.

Bukti paling awal dari praktik pengorbanan pengikut dalam peradaban Mesir berasal dari antara 3500-3200 SM.

Di makam Raja Aha yang memerintah selama Dinasti Pertama berisi 36 pemakaman tambahan, yang berisi pria muda dengan tertua berusia 20-an tahaun. Mereka semua meninggal dengan cara yang sama yaitu dicekik. 

https://internasional.kompas.com/read/2021/09/05/214952170/5-penemuan-jejak-pengorbanan-manusia-dari-peradaban-kuno

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke