Salin Artikel

Kepercayaan Pengorbanan Suku Inca dan Mumi Anak Llullaillaco

KOMPAS.com - Pada 1400-1533 M merupakan periode perkembangan peradaban suku Inca, wajah awal Amerika Selatan yang berpusat di Peru

Peradaban suku Inca dimulai dari suku kecil, berkembang menjadi lebih kuat, dan menaklukkan suku lainnya di sepanjang pantai dari Kolumbia ke Argentina.

Peradaban suku Inca berkontribusi dalam membangun jaringan jalan, selain itu  menyebarkan keyakinan nenek moyang, yaitu Capacocha, upacara pengorbanan dengan memberikan persembahan anak.

Suku Inca percaya bahwa kemurnian dan kepolosan anak-anak adalah persembahan yang terbaik untuk para dewa. Dengan kata lain, mereka melakukannya untuk menenangkan dewa-dewa mereka, seperti yang dilansir dari History of Yesterday.

Proses pengorbanan anak suku Inca

Dalam proses pengorbanan anak, suku Inca biasa memberikan sejumlah obat-obatan dan alkohol selama sebulan menjelang pelaksanaan ritual, untuk membuat mereka lebih patuh hingga tidak sadarkan diri.

Para peneliti menemukan ini melalui analisis sampel rambut ketiga mumi anak tersebut, yang mengungkapkan bahwa mereka diberi daun koka (turunan kokain) dan minuman beralkohol.

Dalam ideologi kepercayaan suku Inca, koka dan alkohol dapat menyebabkan perubahan keadaan yang terkait dengan yang suci, seperti yang dikutip dari National Geographic.

Namun, zat tersebut kemungkinan memainkan peran yang lebih pragmatis juga, membuat para korban manusia muda itu bingung dan tenang dalam menerima nasib suram mereka sendiri, ketika dibuang di lereng gunung yang tinggi sebagai persembahan dewa.

Untuk, anak perawan diperlakukan sedikit berbeda dari dua anak yang lebih muda. Ia lebih banyak diberi koka dan alkohol dibanding 2 anak yang lebih kecil.

"Kami menduga Perawan adalah salah satu acllas, atau wanita terpilih, dipilih sekitar masa pubertas untuk hidup jauh dari masyarakat yang dikenalnya di bawah bimbingan pendeta," kata ahli forensik dan arkeologi Andrew Wilson dari University of Bradford, seperti yang dikutip dari National Geographic.

Ia mencatat bahwa praktik ini dijelaskan dalam akun orang Spanyol yang mencatat informasi tentang upacara semacam itu yang diberikan oleh suku Inca kepada mereka.

Anak suku Inca yang jadi persembahan disebutkan juga diberi makanan "kelas tinggi" di luar kebiasaan mereka, seperti daging dan jagung selama setahun menjelang ritual pengorbanan, sehingga mereka dipersembahkan dalam kondisi gemuk.

Mumi anak-anak suku Inca di Llullaillaco

Tiga mumi anak-anak suku Inca di Llullaillaco, stratovolcano di perbatasan Argentina dan Chili, yang ditemukan pada 1999, adalah contoh ritual pengorbanan manusia yang dilakukan sekitar tahun 1500-an.

Tiga mumi anak suku Inca itu dimakamkan di sebuah kuil setinggi 22.000 kaki di atas gunung dekat Llullaillaco.

Setelah 5 abad berlalu, mumi anak suku Inca ditemukan dengan organ dalam yang masih utuh, belum membusuk, dan tidak mengkerut. Ketiga mumi anak suku Inca terawetkan secara alami dari suhu beku puncak gunung es.

Di makam mumi anak-anak suku Inca itu ditemukan juga harta benda yang dimaksudkan untuk menjadi hadiah para dewa gunung, seperti puluhan patung yang terbuat dari emas dan perak, tembikar serta sepatu.

Mumi anak pertama yang diidentifikasi sebagai korban persembahan peradaban suku Inca adalah La Doncella, seorang anak perawan (Maiden) suku Inca yang berusia sekitar 13-15 tahun.

Dia adalah yang tertua dari tiga Anak Llullaillaco yang dikorbankan, dan pengorbanannya diyakini terhormat, dikurung di sebuah makam kecil dan ditinggalkan di sana hingga mati.

Mumi anak perempuan suku Inca lainnya, La Niña del Rayo, gadis kecil yang diperkirakan dikorbankan saat berusia 6 tahun.

Mumi gadis kecil ini ditemukan mengenakan hiasan kepala dari logam. Para ilmuwan percaya hiasan kepala itu bertindak sebagai konduktor petir, karena dia terlihat telah disambar petir.

Mumi anak suku Inca selanjutnya adalah El Nino, seorang anak laki-laki berusia sekitar 7 tahun.

Kondisi mumi bocah laki-laki ini merupakan satu-satunya yang diikat dan dibungkus, begitu erat sehingga panggul dan beberapa tulang rusuknya terkilir.

Para peneliti juga menemukan bahwa rambutnya dipenuhi telur kutu dan pakaiannya berlumuran darah dan muntahan, yang menunjukkan bahwa dia meninggal karena stres.

Dalam kondisi mumi yang menekuk seperti janin, bocah laki-laki ini kemungkinan meninggal karena mati lemas.

Ada kemungkinan dalam proses pengorbanan suku Inca ini dia sempat memberontak, menendang, dan berteriak, yang menjadi alasan mengapa dia ditahan dan diperlakukan lebih kasar.

https://internasional.kompas.com/read/2021/09/05/090805570/kepercayaan-pengorbanan-suku-inca-dan-mumi-anak-llullaillaco

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke