Salin Artikel

Inspirasi Energi: Apa Itu Transisi Energi?

KOMPAS.com – Akhir-akhir ini, isu transisi energi semakin kencang diembuskan baik dari para aktivis pencinta lingkungan sampai ke level pemerintahan.

Isu tersebut semakin kencang ketika dunia dihantam pandemi Covid-19 yang membuat desakan pengembangan energi ramah lingkungan menjadi semakin masif.

Lantas, apa itu transisi energi?

International Renewable Agency (Irena) mendefinisikan transisi energi sebagai jalan menuju transformasi energi global yang sebelumnya berbasis bahan bakar fosil menjadi energi hijau yang tidak menghasilkan karbon dan ramah lingkungan.

Transisi energi memiliki tujuan akhir untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor energi demi membatasi perubahan iklim.

Irena menyebutkan bahwa pemangkasan emisi gas rumah kaca dari sektor energi memerlukan aksi berskala global.

Transisi energi munkin bisa diakselerasi melalui teknologi informasi, teknologi pintar, kerangka kebijakan, dan instrumen pasar.

Sementara itu, melansir S&P Global, transisi energi mengacu pada pergeseran sektor energi global dari sistem produksi dan konsumsi berbasis fosil seperti minyak, gas alam, dan batu bara menjadi sumber energi terbarukan seperti angin dan matahari.

Pendorong utama dalam percepatan transisi energi di era sekarang disebabkan oleh sejumlah faktor.

Faktor-faktor tersebut seperti tingginya penetrasi energi terbarukan ke dalam bauran energi global, dimulainya elektrifikasi, dan peningkatan teknologi penyimpanan energi.

Transisi energi juga akan terus melaju karena para investor saat ini banyak yang memprioritaskan faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola.

Di sisi lain, regulasi dan komitmen dari pemerintah juga menjadi faktor untuk membuat transisi energi semakin melaju kencang.

Dari waktu ke waktu, semakin banyak investor dan perusahaan mencari kejelasan dan kepercayaan yang lebih besar dalam memperhitungkan risiko dan peluang iklim jangka panjang.

Setelah bertahun-tahun bergantung pada regulasi untuk pertumbuhan di sektor energi, sumber energi terbarukan telah menjadi produsen listrik yang kuat dan hemat biaya.

Seirin berjalannya waktu, biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) juga semakin murah.

Sehingga di beberapa wilayah AS, Inggris, dan Eropa, PLTB menjadi lebih murah daripada sumber yang berasal dari energi fosil.

Karena biaya pengembangan PLTS dan PLTB semakin murah, sektor energi terbarukan akan terus tumbuh dan menguat sebagai peluang investasi yang kuat.

International Energy Agency (IEA) memperkirakan total kapasitas pembangkit listrik berbasis terbarukan di dunia akan meningkat 50 persen antara 2019 hingga 2024.

Menanggapi perubahan ini, perusahaan kelistrikan telah memulai transisi energi yang cepat dari batu bara menuju energi terbarukan.

Selain itu, pembangkit listrik berbasis energi fosil semakin mendapatkan tekanan.

Banyak perusahaan minyak besar di dunia turut mempercepat investasi dan diversifikasi ke energi terbarukan untuk menanggapi kekhawatiran yang berkembang atas perubahan iklim.

https://internasional.kompas.com/read/2021/07/12/182658570/inspirasi-energi-apa-itu-transisi-energi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke