Salin Artikel

14 Samurai Legendaris Zaman Jepang Kuno

KOMPAS.com - Oda Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi, dan Tokugawa Ieyasu, adalah 3 tokoh samurai yang terkenal sebagai sosok pemersatu Jepang.

Selain mereka, masih banyak samurai legendaris hebat lainnya dalam sejarah Jepang, seperti Miyamoto Musashi dan Tomoe Gozen, seorang samurai wanita Jepang yang sangat tangguh.

Samurai adalah elemen kunci dari budaya dan sejarah Jepang. Samurai tidak hanya menggambarkan sosok prajurit Jepang kuno, tetapi juga sebuah kasta sosial.

Di Jepang, kelas samurai muncul pada abad ke-12 dan berlangsung hingga 1870-an.

Samurai adalah kasta turun-temurun yang memegang banyak kekuatan politik dan militer, serta budaya unik yang mengikuti kode bela diri bushido, yaitu mencakup kesetiaan yang teguh dan tak kenal rasa sakit.

Kasta samurai dihapuskan oleh Revolusi Meiji, tetapi pengaruh mereka tidak berkurang. Banyak samurai pindah ke peran bisnis atau profesional, sementara pengaruh budaya mereka terhadap Jepang masih sangat besar.

Ketenaran mereka telah berlangsung berabad-abad, inilah beberapa samurai Jepang yang terkenal, seperti yang dilansir dari Kyuhoshi:

1. Tomoe Gozen (1157 – 1247)

Salah satu dari sedikit samurai wanita, Tomoe Gozen dianggap sebagai samurai yang sangat cantik. Selain itu, keahliannya dalam menggunakan senjata dan menunggang kuda, sama terkenalnya dengan kecantikannya.

Gozen adalah putri Nakahara Kanet, seorang pendukung Minamoto no Yoshinaka, dan dia mewarisi kesetiaan keluarganya. Dia melayaninya di Perang Genpai, memimpin 300 samurai melawan 2.000 prajurit klan Taira dan menang.

Kehidupan Tomoe adalah legenda. Dia memenggal Honda no Morishige dari Musashi dan membunuh samurai Uchida Ieyoshi. Setelah prestasinya itu, dia dianggap sebagai jenderal pertama Jepang.

Kisah dan keterampilan perangnya telah menjadi bahan cerita di buku, video game, manga, dan banyak lagi selama bertahun-tahun, mengabadikannya dalam budaya pop Jepang.

2. Minamoto no Yoshitsune (1159 – 1189)

Lahir pada tahun 1159, Yoshitsune bertempur dalam Perang Genpei, membantu saudara tirinya mengkonsolidasikan kekuatan dan menjadi salah satu samurai paling terkenal dalam sejarah Jepang.

Sejak usia dini, ia berhadapan dengan banyak bahaya, seperti dalam Pemberontakan Heiji pada 1160, di mana ia diambang kematian.

Ia mendapatkan perawatan biksu di Kuil Kurama pada usia 10 tahun, tapi ia tidak melanjutkan hidup sebagai para biarawan.

Ia ikut dengan Fujiwara no Hidehira, seorang pedagang emas yang mengenal ayahnya, seorang penguasa klan yang kuat, yang saat itu datang ke perawatan.

Yoshitsune berkembang menjadi samurai yang terampil dan mengambil bagian sebagai pasukan yang melawan klan Taira.

Dia memainkan peran kunci dalam perang dan membantu menegaskan kembali kekuatan Kaisar atas negara.

Yoshitsune jatuh dari dukungan politik ketika saudaranya Yoritomo merencanakan untuk mengakhiri kekuasaannya yang semakin besar dan memaksanya untuk melarikan diri ke Kyoto.

Dia berhasil menyelamatkan diri dengan bantuan Fujiwara no Yasuhira, putra pelindung masa kecilnya, Fujiwara no Hidehira.

Namun, dengan tekanan dari Yoritomo, dia mengepung kediaman Yoshitsune, mengalahkan para pengikutnya, dan memaksanya untuk bunuh diri.

Banyak legenda telah berkembang seputar kematiannya, mulai dari melarikan diri hingga hidup dalam damai. Ada juga versi yang menyebutkan dia melarikan diri dan muncul kembali sebagai Jenghis Khan.

Dia dikenal sebagai pahlawan yang bernasib tragis dalam budaya dan cerita rakyat Jepang, yang telah digambarkan di banyak media.

3. Kusunoki Masashige (1294 – 1336)

Kusunoki Masashige berasal dari Osaka, hingga saat ini masih dianggap sebagai samurai teladan.

Dia lahir pada 1294 saat banyak samurai yang sangat miskin dan hidup menyedihkan, karena mereka tidak diberi penghargaan yang cukup oleh pemerintah atas tindakan mereka melawan orang-orang Mongolia.

Beberapa samurai bersatu untuk membentuk Akuto, sebuah kelompok pemberontak. Kusunoki Masashige adalah anggota grup ini, meskipun sedikit yang diketahui tentang kehidupan awalnya.

Pada 1331, Kaisar Go-daigo (kaisar ke-96 Jepang) terpaksa melarikan diri ketika rencananya untuk menjatuhkan pemerintah terungkap.

Masashige yang menyatakan perang terhadap pemerintah adalah salah satu yang pertama berjanji kesetiaan mereka kepada Kaisar Go-daigo.

Pemerintah mengira mereka bisa mengakhiri pemberontakan hanya dalam beberapa jam, tetapi mereka salah besar.

Kusunoki Masashige menggunakan taktik yang tidak biasa. Prajuritnya tidak memakai baju besi atau pedang yang bagus.

Sebaliknya, mereka melemparkan batu dan menyiramkan air mendidih ke orang-orang yang mencoba menyerang kastil mereka di Kawachi.

Ketika gelombang yang lebih besar untuk penangkapan Kaisar, Masashige memilih untuk membakar kastilnya dan melarikan diri, menyebabkan pemerintah berpikir dia dan pasukannya telah bunuh diri dalam api.

Di Osaka, tanah airnya, ia mengumpulkan anak buahnya serta 1.000 penduduk setempat. Pemerintah menanggapi dengan mengepung tentara kecil dan memotong jalur pasokan mereka.

Masashige telah mengantisipasi hal ini dan telah menciptakan jalan rahasia untuk memasok pasukannya.

Pasukan yang mengepung malah kelaparan, bukannya pasukannya. Kemenangan tersebut mengumpulkan banyak orang yang memiliki masalah dengan pemerintah dan mendorong kaisar untuk melarikan diri dari pengasingannya untuk memimpin upaya baru untuk menjatuhkannya.

Terlepas dari semua itu, samurai masih kekurangan dan tidak menerima hadiah tanah yang mereka butuhkan untuk mengangkat mereka dari kemiskinan.

Pemberontakan lain dan pemerintahan alternatif muncul di Kysusu, dipimpin oleh Ashikaga Takauji, yang telah dibantu Masashige melarikan diri ke Kyushu.

Masashige mendorong kaisar untuk berdamai, tetapi dia menolak. Dia kemudian mencoba membawa Kaisar untuk melarikan diri ke pengasingan, tetapi itu juga ditolak.

Pada akhirnya, Masashige memimpin pasukan untuk melawan pasukan Ashikaga dengan harapan tipis untuk menang. Pasukannya berjumlah 899 orang sedangkan pasukan Ashikaga mendekati 200.000 orang.

Dengan pasukannya berkurang menjadi 70, dia bunuh diri dan meninggal pada 1336. Pengabdian dan kecerdikannya telah membuatnya menjadi samurai yang sangat populer dan dia terkenal sebagai pahlawan terutama di negara asalnya Osaka.

4. Takeda Shingen (1521 – 1573)

Lahir pada 1521, Takeda Shingen adalah penguasa feodal Provinsi Shinano, sekarang prefektur Nagano.

Dia adalah salah satu panglima perang yang berjuang untuk mendapatkan kekuasaan atas Dataran Kanto yang berharga di timur tengah Honshu.

Takeda terkenal karena serangkaian pertempurannya melawan prajurit terkenal lainnya, seperti Uesugi Kenshin.

Pertempuran itu legendaris, berlangsung sengit, dan membuat pengaruh Takeda lebih kuat. Dia dikenal sebagai salah satu pemimpin militer paling kuat di wilayah tersebut.

Ini membuatnya menjadi ancaman bagi upaya penaklukan Oda Nodabunaga dan Tokugawa Ieyasu.

Takeda mengalahkan pasukan yang dipimpin oleh Ieyasu dan mulai membuat terobosan ke wilayah Tokugawa.

Takeda meninggal setahun setelah itu. Kejeniusan dan keterampilannya dirayakan di seluruh Jepang, dan salah satu karya tentangnya yang paling terkenal adalah film Kagemusha (The Shadow Warrior) oleh Kurosawa Akira.

5. Uesugi Kenshin (1530 – 1578)

Uesugi Kenshin, lawan dari Takeda Shingen yang terkenal, lahir dengan nama Nagao Torachiyo, putra ketiga dari kepala provinsi Echigo.

Ketika ayahnya meninggal, keluarganya berjuang untuk mempertahankan kendali atas daerahnya dan mendapatkan kendali atas provinsi-provinsi tetangga.

Nagao Torachiyo mengubah nama belakangnya ketika keluarganya memberikan perlindungan kepada gubernur jenderal Uesugi Norimasa, yang kemudian mengangkatnya sebagai putranya.

Pada titik inilah puncak kekuasaannya, dia mulai bertarung dengan Takeda untuk menguasai Kanto.

Uesugi akhirnya berusaha untuk menggulingkan penakluk kuat Oda Nodabunaga, tetapi dia meninggal sebelum dia bisa memulai misinya untuk menantangnya.

6. Hattori Hanzo (1542 – 1597)

Lahir sekitar 1542, Hattori Hanzo atau Hattori Masanari adalah samurai yang melayani klan Tokugawa.

Dia dikenal sebagai pejuang yang tak kenal takut dan melakukan banyak prestasi dalam pelayanan klan, termasuk menyelamatkan putri Tokugawa dari sebuah kastil dan mengepung kastil lain.

Setelah kematian Oda Nobunaga, dia membantu membawa Tokugawa Ieyasu ke tempat yang aman dan beberapa sumber menyatakan bahwa dia membantu menyelamatkan keluarga Ieyasu.

Keganasan dan keterampilan Hanzo dalam bertarung menyebabkan dia dikenal sebagai "Iblis Hanzo". Dia dikaitkan erat dengan ninja, karena hubungannya dengan Provinsi Iga asalnya, pusat lahirnya ninjutsu.

Dia menjabat sampai dia meninggal tiba-tiba pada usia 55 tahun. Penyebab kematiannya memiliki beberapa versi. Versi pertama menyebut dia mati saat berburu.

Kemudian, versi lain menyebut dia mati dalam perkelahian dengan bajak laut.
Ada juga yang mengatakan bahwa ia menghabiskan hari-hari terakhirnya sebagai biarawan di tempat terpencil.

Hanzo telah digambarkan di banyak media dengan berbagai bentuk, dan disebut-sebut film Kill Bill terinspirasi dari samurai legendaris ini.

7. Honda Tadakatsu (1548-1610)

Honda Tadakatsu adalah seorang pelayan setia dari Tokugawa Ieyasu dan tokoh kunci dalam banyak pertempuran Ieyasu.

Berkat keterampilan kepemimpinannya, sebagian kecil dari pasukan Tokugawa dapat melarikan diri dari pasukan Takeda. Mungkin pencapaian terbesarnya datang selama Kampanye Komaki pada 1584.

Ditinggalkan untuk bertarung saat Ieyasu berangkat untuk berperang lagi, dia berkuda untuk menemui musuh besar dengan kontingen kecil pasukan dan menantang tentara.

Dikatakan bahwa musuhnya, Toyotomi Hideyoshi, dikejutkan oleh keberanian Honda dan orang-orangnya.

Honda terus melayani Ieyasu melalui banyak pertempuran dan kampanye hingga meninggal pada 1610. Kemudian, ia dianggap sebagai salah satu pengikut shogun yang paling setia dan bahkan jenderal Ieyasu yang paling tangguh.

8. Sanada Yukimura (1567 – 1615)

Sanada Yukimura lahir pada 1567 dan dikenal sebagai "Pahlawan yang mungkin muncul sekali dalam seratus tahun” dan “Crimson Demon of War”.

Klannya, Sanada, terjebak dalam perang Oda Nobunaga dan akhirnya terpecah setelah kematian Nobunaga.

Klan Sanada kebanyakan berperang melawan Tokugawa yang saat itu mengambil alih kekuasaan dari Oda, dengan Yukimura sebagai pemimpin pasukan ini.

Dia bertarung sekuat tenaga selama Pengepungan Musim Dingin Istana Osaka, menyebabkan musuhnya kehilangan banyak orang melawan pasukannya yang lebih kecil.

Bahkan setelah gencatan senjata, Yukimura dan sekutunya terus berperang melawan pasukan Tokugawa, menahan pengepungan lagi di kastil Osaka. Selama pengepungan inilah dia memimpin pasukannya untuk mundur.

Yukimura tewas dalam Pertempuran Tennoji-guchi, pertempuran terakhir dalam Pengepungan Osaka. Pasukannya kalah jumlah ketika pertempuran berlangsung sengit.

Lelah bertempur, dikatakan bahwa Yukimura memberitahu tentara musuh, “Saya Sanada Nobushige, tidak diragukan lagi musuh yang cukup layak bagi Anda, tetapi saya kelelahan dan tidak dapat bertarung lagi. Ayo, ambil kepalaku sebagai pialamu.”

Pertahanannya yang cerdas dan sengit di Osaka melawan musuh membuatnya dikenang sebagai tokoh penting dalam sejarah dan budaya Jepang.

9. Date Masamune (1567 – 1636)

Pendiri kota Sendai, Date Masamune hidup dari 1567 hingga 1636. Dia adalah ahli taktik yang luar biasa.

Ketika muda Masamune mengidap penyakit cacar, yang menyebabkan dia kehilangan penglihatan di mata kanannya dan kemudian diangkat.

Karena itu, ia akhirnya dikenal sebagai "Naga Bermata Satu dari shu". Dia mengambil kepemimpinan klan Date dan membangun kekuatan mereka.

Date adalah salah satu samurai yang menolak untuk memihak selama perang saudara Tokugawa Ieyasu dan Toyotomi Hideyoshi, sampai tuannya Hideyoshi mendesak dengan imbalan tanah.

Setelah kematian Hideyoshi, ia mendukung Tokugawa Ieyasu, menjadi salah satu penguasa yang paling kuat.

Setelah menemukan bahwa tanah yang dia dapat tidak seproduktif yang diharapkan, dia membawa keluarganya, dan 52.000 pengikutnya ke desa nelayan kecil Sendai, membuatnya tumbuh menjadi kota yang makmur.

Karena kekuatan dan simpatinya untuk tujuan asing, Ieyasu selalu memandangnya dengan kecurigaan. Meskipun, Masamune selalu memberikan hadiah yang besar.

Masamune dikenal karena simpatinya yang besar terhadap populasi Kristen yang tumbuh di Jepang. Dia berusaha menyelamatkan populasi tersebut dari penganiayaan ketika Ieyasu melarang agama Kristen.

Hasil dari perlindungannya terhadap kapal ekspedisi yang membawa komunitas Kristen, saat ini disebutkan ada komunitas kecil keturunan Jepang yang tinggal di Spanyol karena nenek moyang mereka di sana untuk menghindari penganiayaan orang Kristen di Jepang.

Masamune adalah seorang samurai yang sangat berpengaruh yang mengubah lanskap politik dan budaya Jepang selamanya. Dia telah diwakili di banyak media yang mencatat versi nyata dan imajiner dari hidupnya.

10. Miyamoto Musashi (1584 – 1645)

Miyamoto Musashi adalah seorang samurai dan seniman yang terkenal dan berprestasi yang lahir pada 1584.

Musashi mulai ikut berperang sebagai samurai pada usia 13 tahun, tetapi saat itu dia berada di pihak yang kalah dalam Pertempuran Sekigahara pada 1600, dia menjadi seorang ronin, atau samurai tak bertuan.

Dia mulai mengembangkan teknik pedang yang sempurna dan mengembangkan gaya anggar dengan dua pedang (nito ichi ryu).

Reputasinya sebagai ahli pedang telah berlanjut selama berabad-abad karena ia dikenal sebagai kensai atau santo pedang.

Duelnya yang paling terkenal adalah melawan musuh bebuyutannya Saski Kojiro di sebuah pulau kecil di lepas pantai.

Dia dengan cepat mengakhiri pertarungan dengan memukul kepala Kojiro dengan pedang kayu. Setelah ini, ia pensiun dari duel, meskipun ia melatih beberapa siswa dan membantu untuk menekan Pemberontakan Shimabara 1637.

Miyamoto Mushashi juga menulis sebuah karya terkenal di ranjang kematiannya tentang strategi, yaitu Gorin no Sho (Kitab Lima Cincin). Dia juga menulis banyak buku lain, sering kali berkaitan dengan seni bela diri dan filosofinya.

Dia juga seorang pelukis dengan gaya sumi-e dan karya-karyanya sangat elegan. Lukisan burungnya sangat terkenal, terutama Kobokumeikakuzu (Shrike Bertengger di Cabang Layu) dan Rozanzu (Angsa Liar Di Antara Alang-alang).

11. Shimazu Yoshihisa (1533 – 1611)

Shimazu Yoshihisa adalah penguasa Provinsi Satsuma, dianggap sebagai salah satu samurai yang menjadi pemimpin terbesar pada masanya.

Ia lahir pada 4 Maret 1533 dan meninggal pada 5 Maret 1611.

Yoshihisa memimpin saudara-saudaranya dalam menyatukan Kyushu, yang diklaim oleh klannya, sampai Toyotomi Hideyoshi mengklaimnya.

Klan Shimazu dikalah melawan Hideyoshi dan Yoshihisa menghabiskan tahun-tahun terakhirnya sebagai pendeta Buddha dan menulis puisi. Kerendahan hati dan keterampilannya sebagai ahli taktik membuatnya dicintai di Jepang.

12. Oda Nobunaga (1534 – 1582)

Kisah Oda Nobunaga adalah sumber dari banyak kisah lainnya.

Lahir pada 1534, Nobunaga tinggal di Jepang yang sangat kacau. Panglima perang yang bermusuhan sering bentrok, menyebabkan banyak kematian dan kehancuran.

Pada usia 16 tahun, ia mengambil alih satu distrik di Provinsi Owari setelah kematian ayahnya. Dia dianggap eksentrik atau bodoh.

Nobunaga suka bergaul dengan orang-orang dari kelas bawah dan melanggar protokol ketat dalam banyak kesempatan, seperti di pemakaman ayahnya.

Perilakunya di pemakaman yang dianggap melanggar kesucian adat sosial, membuat salah satu samurai paling setia keluarganya, Hirate Masahide, bunuh diri. Hal itu mengejutkan Nobunaga.

Nobunaga mengambil alih kekuasaan penuh atas klannya, setelah membunuh adiknya. Dia kemudian mempertaruhkan posisinya di antara banyak penguasa feodal Jepang yang agresif.

Setelah menangkis segala serangan lawan, Nobunaga mulai menaklukkan daerah lain. Wilayah demi wilayah jatuh di bawah kendalinya dan dia mengadopsi segel "TenkaFubu", yang berarti "Seluruh dunia dengan kekuatan senjata".

Tidak semua penaklukannya dilakukan secara militer, karena disebutkan bahwa Nobunaga juga seorang negarawan berbakat yang memenangkan kekuasaan secara diplomatik juga.

Nobunaga meninggal sebelum dia menyatukan seluruh Jepang, ada versi yang menceritakan ia bunuh diri dan ada juga versi yang menyebut dia dibunuh, dalam sebuah upaya kudeta.

Warisannyalah yang mendorong Toyotomi Hideyoshi dan Tokugawa Ieyasu untuk menciptakan Jepang yang bersatu dan lebih stabil.

13. Toyotomi Hideyoshi (1537 – 1598)

Toyotomi Hideyoshi terlahir sebagai anak petani pada 1537, yang menjadi salah satu pengikut baron feodal.

Pada awal pengabdiannya, ia adalah seorang prajurit biasa, kemudian berkat semangat, kecerdasan, kebijaksanaannya, statusnya diangkat menjadi samurai.

Dia berjuang untuk tentara Oda Nobunaga sebagai pemimpin yang berusaha untuk menyatukan Jepang di bawah pemerintahannya.

Hideyoshi kemudian akan membangun sebuah kastil di Osaka. Saat mencoba menyelesaikan upaya mendiang Nobunaga untuk menyatukan negara, ia bentrok dalam pertempuran dengan Tokugawa Ieyasu.

Pertempuran itu tidak menghasilkan, akhirnya kedua samurai itu setuju untuk bersekutu.

Dia kemudian menjadi menteri yang kuat dan terus menenangkan daerah dengan bantuan Tokugawa Ieyasu, menjadi salah satu tokoh kunci dalam pemerintahan negara bersatu.

Toyotomi Hideyoshi bertanggung jawab untuk memperkuat pembatasan kasta, petani, pedagang, dan biarawan dilarang menggunakan senjata.

Sementara, perbedaan kelas dibuat lebih kaku, memisahkan prajurit, pengrajin, petani, dan pedagang ke suatu wilayah mereka sendiri di kota dan desa.

Dia juga mengawasi penghancuran banyak kastil untuk mengurangi jumlah benteng di Jepang. Semua ini dilakukan untuk membantu memulihkan ketertiban setelah gejolak perang saudara Jepang.

Dia menghapus pos pemeriksaan jalan untuk mempermudah transportasi dan melakukan survei tanah. Sumber daya mineral dikembangkan untuk membantu menciptakan mata uang untuk perdagangan yang lebih mudah.

Di tengah perkembangan kekuasaannya di tanah Jepang, Toyotomi Hideyoshi mulai mengarah untuk menaklukkan Korea. Namun, ia gagal dua kali.

Dalam banyak hal, Toyotomi Hideyoshi adalah sumber dari banyak pemikiran dari masa Keshogunan Tokugawa, selanjutnya.

14. Tokugawa Ieyasu (1543 – 1616)

Terlahir sebagai Matsudaira Takechiyo pada 1542, samurai hebat ini adalah putra penguasa provinsi Mikawa.

Dia tumbuh dewasa di Jepang yang dilanda perang saudara dan perseteruan berdarah antara penguasa teritorial.

Pada usia 4 tahun, Ieyasu dikirim sebagai sandera ke klan Imagawa untuk mengamankan aliansi. Dia dibesarkan dan dididik di istana mereka.

Pada 1567, ia mengambil kepemimpinan klannya dan mengubah namanya menjadi Tokugawa, setelah daerah asal keluarganya, dan mengambil nama depan Ieyasu.

Selama 25 tahun berikutnya, ia tumbuh dalam ketenaran militer setelah serangkaian kampanye yang sukses. Sekutunya kemudian memberinya kekuasaan atas tanah di timur Jepang, termasuk pelabuhan kecil Edo.

Ieyasu menempatkan markas besarnya di Edo, mengambil langkah pertama untuk mengubah Edo kecil menjadi kota metropolitan Tokyo yang berkembang pesat.

Setelah kematian malang sekutunya Toyotomi Hideyoshi, perang saudara pecah lagi. Ieyasu memenangkan perang dan mendapatkan gelar shogun, menjadi gubernur militer Jepang dan penguasa di semua kecuali nama negara. Maka dimulailah Keshogunan Tokugawa.

Ieyasu berusaha memulihkan stabilitas di Jepang yang dilanda perang. Dia juga mendorong perdagangan luar negeri dan berusaha meningkatkan hubungan luar negeri. Pengaruh Ieyasu di Jepang tidak dapat disangkal.

Dia meninggal pada 1616 dan makamnya berada di Nikko adalah salah satu kuil terpenting di Jepang.

https://internasional.kompas.com/read/2021/06/29/085053270/14-samurai-legendaris-zaman-jepang-kuno

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke