Salin Artikel

Inspirasi Energi: Pengembangan Energi Surya Global Terancam Melambat karena Harga Komponen Meroket

KOMPAS.com – Para pengembang energi surya di dunia mulai memperlambat proyek-proyeknya.

Pasalnya, sejumlah keperluan yang dibutuhkan seperti biaya komponen, tenaga kerja, dan pengiriman mengalami lonjakan harga.

Lonjakan harga ini tak terlepas dari bangkitnya perekonomian dunia dari pandemi virus corona, menurut para eksekutif industri dan para analis yang diwawancarai Reuters.

Analis energi bersih S&P Global Platts Bruno Brunetti mengatakan, situasi ini dikhawatirkan bakal memeprlambat pengembangan dan industri energi surya.

Padahal, pemerintah di seluruh dunia saat ini tengah meningkatkan upaya mereka untuk memerangi perubahan iklim.

Situasi ini juga mencerminkan industri lain yang terguncang oleh kemacetan rantai pasokan yang mulai bangkit dan pulih dari krisis virus corona.

Produsen elektronik hingga ritel mengalami penundaan besar dalam hal pengiriman bersamaan dengan melonjaknya biaya.

"Narasinya bergeser," kata Brunetti sebagaimana dilansir Reuters, awal Juni ini.

Salah satu hambatan terbesar pengembangan energi surya adalah melonjaknya harga baja dan polysilicon hingga tiga kali lipat.

Baja dan polysilicon merupakan komponen utama dalam pembuatan panel surya.

Sementara itu, beberapa eksekutif perusahaan mengatakan, naiknya tarif pengiriman, bahan bakar, tembaga, dan tenaga kerja turut menghambat pengembangan proyek energi surya.

Pekan lalu, perusahaan riset IHS Markit memperingatkan bahwa instalasi energi surya global untuk tahun ini bisa turun menjadi 156 gigawatt dari proyeksi sebesar 181 gigawat jika lonjakan harga terus terjadi.

Masih menunggu

Sementara itu, sejumlah perusahaan pengembang energi surya di Amerika Serikat (AS) bingung menghitung ulang harga proyek untuk 2022.

Pasalnya, mereka tidak tahu kapan lonjakan harga-harga tersebut akan berakhir. AS sendiri merupakan pasar energi surya kedua terbesar setelah China.

Perusahaan engineering, pengadaan, dan konstruksi energi surya Swinerton Renewable Energy menuturkan, beberapa kliennya turut menangguhkan proyek yang dijadwalkan akan dimulai akhir tahun ini.

"Kami baru saja terbiasa dengan sumber energi berbiaya rendah seperti itu," kata Presiden Swinerton Renewable Energy George Hershman.

Di “Negeri Paman Sam” biaya kontrak pengembangan energi surya sudah naik 15 persen pada kuartal pertama 2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Produsen panel surya di AS, First Solar Inc, mengatakan kepada para investor pada April bahwa kemacetan di pelabuhan AS menahan pengiriman modul surya dari Asia.

Sementara di Eropa, beberapa proyek yang tidak memiliki tenggat waktu kapan mereka harus mulai menyalurkan listrik, akhirnya ditunda.

Kendala pasokan juga dapat memberikan tekanan pada harga solar Eropa yang relatif stabil akhir tahun ini.

Itu karena perusahaan-perusahaan berusaha untuk mempertahankan margin keuntungan yang sudah sangat tipis.

Di China, negara penghasil panel surya nomor satu di dunia, para produsennya sudah menaikkan harga panel surya untuk melindungi margin mereka.

Menurut tiga produsan panel surya di China yang disurvei Reuters, harga panel surya naik sekitar 20 hingga 40 persen pada tahun lalu.

Ini terjadi menyusul karena biaya untuk polysilicon mengalami lonjakan.

"Kami harus memproduksi produk, tetapi jika harganya terlalu tinggi, pengembang proyek ingin menunggu," kata Jack Xiao, direktur pemasaran produsen panel surya BeyondSun Holdings.

Seorang manajer pabrik sel surya yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters bahwa produksi perusahannya turun karena pelanggan enggan memesan dengan harga saat ini.

Bulan lalu, Canadian Solar Inc mengatakan bahwa harga produknya naik sekitar 10 persen pada kuartal pertama dari periode tiga bulan sebelumnya.

https://internasional.kompas.com/read/2021/06/28/151841170/inspirasi-energi-pengembangan-energi-surya-global-terancam-melambat

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke