Salin Artikel

Sejarah G7: Latar Belakang, Tujuan, dan Negara Anggotanya

Akhir pekan ini mereka mengadakan KTT formal pertamanya dalam hampir dua tahun di Cornwall, Inggris barat daya.

Sejarah G7 awalnya didirikan untuk memimpin demokrasi industri dalam membahas ekonomi global.

Namun dalam perkembangannya G7 memperluas cakupannya ke isu-isu seperti perdamaian dan keamanan, perubahan iklim, lalu sekarang pandemi virus corona.

Pertemuan G7 tahun lalu di Amerika Serikat dibatalkan karena krisis kesehatan global tersebut.

KTT G7 tahunan biasanya diadakan di negara yang memegang kepresidenan bergilir. Anggota negara G7 adalah Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Amerika Serikat (AS).

Sebelum akhir pekan ini para pemimpinnya terakhir kali bertemu di resor Perancis Biarritz pada Agustus 2019, di tengah ketegangan trans-Atlantik antara presiden AS saat itu Donald Trump dan sekutu Barat lainnya.

Pada 2018 di Quebec, Kanada, Trump keluar tanpa menandatangani deklarasi bersama.

Dkutip dari AFP, diskusi akan didominasi oleh pembahasan pemulihan dunia dari pandemi dan keberhasilan berbagai negara dalam vaksinasi massal.

Perubahan iklim juga akan dibahas, karena Inggris juga menjadi tuan rumah KTT lingkungan COP26 pada November di Glasgow, Skotlandia.

Sementara itu, meningkatkan kerja sama dalam perdagangan global dan akses anak perempuan ke pendidikan adalah prioritas Inggris lainnya.

Awal pertemuan G7

Pertemuan G7 berawal dari Rambouillet di Perancis pada 1975, setelah harga minyak melonjak tinggi.

Sebanyak enam anggota saat ini mengambil bagian dalam pertemuan G6 pertama itu, dan setahun kemudian Kanada bergabung kemudian menjadi G7.

Inisiatif pertemuan G7 muncul dari Presiden Perancis kala itu, Valery Giscard d'Estaing, yang ingin adanya pertemuan lebih tinggi dari para menteri keuangan negara-negara anggota tentang isu-isu ekonomi yang sedang memanas.

KTT Williamsburg pada 1983 untuk pertama kalinya mengadopsi deklarasi tentang keamanan di Eropa.

Teks dukungan untuk kebijakan Presiden AS Ronald Reagan terhadap Moskwa juga diadopsi, meski ada keberatan dari Presiden Prancis Francois Mitterrand.

Pecahnya Uni Soviet pada tahun 1991 lalu terbukti mengubah permainan.

Rusia yang menghadiri KTT sebagai tamu tahun 1992, pada 1998 diizinkan untuk pertama kalinya menghadiri semua pertemuan KTT. Kelompok itu pun secara resmi berganti nama menjadi "G8".

G8 dikritik

Dari 1999 selama periode krisis keuangan berturut-turut, G8 dikritik karena menjadi klub eksklusif.

Oleh karena itu, negara-negara kaya juga mulai bertemu dengan negara-negara berkembang dalam pengelompokan G20 yang baru, dalam upaya untuk menyelesaikan atau menghindari krisis ini.

Italia, presiden G20 saat ini, akan menjadi tuan rumah pertemuan 20 negara itu di Roma mulai 30 Oktober 2021.

Pada 2001 KTT G8 di kota Genoa Italia dibayangi demonstrasi kekerasan oleh pengunjuk rasa anti-globalisasi yang menewaskan satu orang.

Aksi unjuk rasa juga mewarnai pertemuan KTT G8 lainnya, membuat penyelenggara untuk memperketat keamanan.

Keanggotaan Rusia ditangguhkan

Pada 2014 Rusia pimpinan Vladimir Putin diskors dari G8, setelah mencaplok Semenanjung Krimea Ukraina. Sanksi pun dijatuhkan ke Moskwa.

KTT G8 yang rencananya digelar tahun itu di Rusia dibatalkan, dan G8 kembali menjadi G7.

Kemudian menjelang KTT 2019, Trump menyerukan agar Rusia dimasukkan kembali dengan alasan akan jauh lebih tepat untuk melibatkan mereka.

Namun wacana dia hanya mendapat sedikit dukungan di antara negara-negara Barat.

https://internasional.kompas.com/read/2021/06/11/131526070/sejarah-g7-latar-belakang-tujuan-dan-negara-anggotanya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke