Salin Artikel

8 Mumi Kuno di Dunia dengan Kisah Tersembunyi

KOMPAS.com - Praktik mengawetkan tubuh menjadi mumi telah berlangsung ratusan tahun lalu dari peradaban nenek moyang Inca, Aborigin Australia, Aztec, Afrika, Eropa Kuno dan lain-lain.

Para nenek moyang melakukan mumifikasi pada zaman dahulu, konon untuk menghormati mayat, seperti yang dilansir dari History.

Baik mumi kuno di kawasan rawa, mumi Pharao dari Mesir, atau mumi prajurit Mongol. Setiap kali mumi ditemukan, kisah asal usul dan penyebab kematiannya berkembang ibarat fantasi. Kadang bahkan peneliti mengira temukan alien.

Ritual mumifikasi bervariasi menurut budaya, berikut beberapa mumi kuno yang pernah ditemukan dengan kisah-kisah tersembunyi, menurut sumber DW Indonesia:

Sejak 100-an tahun lalu, Rosalia berada dalam kuburan di Palermo. Ia meninggal ketika berusia hampir 2 tahun akibat pandemi yang disebut Flu Spanyol.

Anak perempuan itu tampak seolah hanya tidur, dan dianggap mumi paling cantik di dunia, menurut kisah mumi Rosalia yang berkembang.

Peneliti mengungkap, Alfredo Salamia yang membalsam tubuh Rosalia menggunakan Formaldehida untuk menjaga keawetan wajahnya.

Apa ini mumi alien? Mungkin itu pertanyaan yang muncul saat pertama kali melihatnya.

Mumi Ata ditemukan pada 2003 di gurun pasir Atacama, Chile.

Karena keunikannya, "penemuan alien" ini bahkan ada film dokumenternya. Tapi, ternyata ini mumi kuno manusia.

Besarnya hanya 15 cm, peneliti memperkirakan, mumi ini adalah bayi prematur, dengan cacat pada tulang dan tengkoraknya.

Pada 1922, pakar sejarah Mesir Howard Carter asal Inggris menemukan mumi Tutanchamun, dalam kuburan yang hampir tak tersentuh manusia.

Selama beberapa dekade, peneliti berspekulasi tentang kematian firaun muda dari Dinasti ke-18 Mesir itu, dan ada dugaan ia kemungkinan tewas dibunuh.

Setelah diadakan penelitian dengan komputertomografi pada 2005, kisah mumi kuno ini diketahui bahwa ia meninggal karena menderita sejumlah patah tulang, yang kemungkinan akibat dari kecelakaan saat berburu.

Di Palermo banyak jenis mumi kuno yang dipajang di dinding.

Di kuburan bawah tanah biara Capuchin, kaum elit dikubur bersama pakaian mewah mereka.

Ketika para biarawan sekitar 1600 menyadari bahwa jenazah bisa tidak membusuk. Saat itu, para golongan elit di tempatkan di dinding, dan bisa dilihat hingga sekarang.

Pada 1991, sepasang suami istri dari kota Nürnberg menemukan mumi kuno di gletser Lembah Ötztaler di pegunungan Alpen. Konon, itu yang menjadikan mumi ini disebut Otzi.

Pada 2000, kisah mumi Otzi dimulai saat para ilmuwan mulai meneliti mumi dari jaman batu itu untuk mengetahui sebab kematiannya.

Jenasahnya secara alamiah terkonsevasi akibat pengeringan dan suhu beku.
Diperkirakan, Otzi yang lahir antara 3359 dan 3105 Sebelum Masehi, meninggal akibat serangan panah.

Mumi kuno yang ditemukan tim peneliti di Mongolia ini, usianya hanya setengah dari usia mumi Otzi.

Bangsa penunggang kuda Skithia dulu hidup di kawasan stepa Asia dan Eropa.

Mumi yang terkonservasi dalam es ini mengenakan baju dari bulu marmot dan sepatu dari bulu kempa.

Ia ditemukan 1900 oleh seorang pengumpul gambut. Kini pria dari daerah Neu Vresen itu jadi mumi kuno rawa paling terkenal dari 60 yang ditemukan di Niedersachsen, Jerman Utara.

Akibat zat-zat yang terkandung dalam rawa dan terkubur selama sekitar 1.700 tahun, maka tubuh dan rambutnya jadi berwarna merah.

Asam humat dalam rawa menyebabkan tubuhnya terkonservasi. Itu sebabnya ia disebut "Si Merah".

Mumi bayi ini berasal dari Peru. Namun, ia diberi nama berdasarkan museum yang menerimanya pada 1987 untuk dikonservasi sesuai kebutuhan, yaitu Lippische Landesmuseum di kota Detmold.

Anak kecil ini disebutkan dalam kisah mumi kuno yang meninggal akibat gangguan jantung.

Mengutip DW Indonesia, mumi Detmold adalah salah satu mumi tertua di dunia.

Dengan usianya yang lebih dari 6.500 tahun, ia bahkan lebih tua dari pada Tutanchamun dan Otzi, 

https://internasional.kompas.com/read/2021/05/01/125917870/8-mumi-kuno-di-dunia-dengan-kisah-tersembunyi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke