Salin Artikel

9 Mitos dan Fakta Hinduisme di Tengah Masyarakat India

NEW DELHI, KOMPAS.com - Mayoritas masyarakat India masih sangat kental meyakini dan melakoni kepercayaan tradisional agama Hindu dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan untuk menyikapi pandemi Covid-19 di India.

Contoh saja, festival Kumbh Mela atau festival kendi, yang dirayakan masyarakat pada 12 April lalu.

Ribuan umat Hindu berkumpul untuk melakukan ritual mandi suci di Sungai Gangga, tanpa ragu dan mengesampingkan peringatan ilmiah tentang .

Setelahnya, didapatkan hasil tes bahwa ratusan orang yang hadis dalam festival Kumbh Mela terinfeksi Covid-19.

Masih banyak lagi ritual keagamaan di India yang memiliki persepsi dan makna tertentu, telah menyatu menjadi budaya yang dipraktikan hingga kini.

Hinduisme adalah agama tertua di dunia yang masih hidup, tetapi beberapa orang berpendapat bahwa Hinduisme lebih merupakan cara hidup dari pada agama.

Berikut mitos dan fakta praktik Hinduisme di India, yang dilansir dari CNN:

1. Penyembah 330 juta dewa

Faktanya, dikatakan bahwa hanya ada satu Tuhan Yang Maha Esa, yang sepenuhnya tidak diketahui atau dipahami.

Umat Hindu didorong untuk terhubung dengan Tuhan melalui jalan yang paling sesuai untuk mereka. Dewa yang disembah dipercayai sebagai manifestasi dari Tuhan itu sendiri.

Trimurti atau 3 dewa utama dalam Hindu, yang paling dikenal secara umum, yaitu Brahma, sang pencipta. Wisnu, sang pemelihara, dan Siwa, sang perusak.

Oleh karena itu, agama Hindu sering dianggap sebagai politeistik.

2. Umat Hindu adalah penyembah berhala

Faktanya, dikatakan bahwa umat Hindu menyembah sebagai pengingat akan Tuhan.

Tidak ada Hindu yang akan mengatakan, mereka menyembah berhala. Mereka percaya bahwa representasi fisik Tuhan, yang disembah, membantu mereka fokus dalam beribadah atau bermeditasi.

Misalnya, orang Hindu yang baru saja membuka usaha akan menyembah Ganesha, dewa gajah yang melambangkan kesuksesan.

3. Hindu menyembah sapi

Faktanya, dikatakan bahwa Hindu tidak menyembah pada sapi, tapi mereka menganggap semua ciptaan dan semua kehidupan sebagai sesuatu yang suci.

Hindu percaya semua kehidupan memiliki jiwa, khususnya sapi, yang memiliki tempat istimewa di kalangan masyarakat Hindu. Oleh karena itu, umat Hindu menahan diri tidak makan daging sapi

Sapi dipandang sosok ibu yang lembut, yang menghasilkan susu dan produk lainnya dari dirinya yang dapat dimanfaatkan. Sapi dihormati karena nilainya.

4. Semua Hindu adalah vegetarian

Faktanya, disebutkan bahwa mayoritas umat Hindu makan daging.

Namun, sekitar 30 persen tidak makan daging. Itu berasal dari kepercayaan fundamental terhadap ahimsa, sebuah prinsip yang melarang kekerasan.

Sejak diyakini semua kehidupan adalah manifestasi dari Tuhan, maka kekerasan terhadap mereka dianggap bertentangan terhadap keseimbangan alam semesta.

5. Umat Hindu mendukung diskriminasi melalui sistem kasta

Faktanya, disebutkan bahwa diskriminasi kasta berakar dari budaya, bukan dari agama murni.

Kasta lahir dari sistem peradaban kuno yang mengatur kelas pekerja. Hal itu digambarkan dalam teks-teks Hinduisme yang selama bertahun-tahun berkembang menjadi hierarki sosial yang kaku.

Kasta terendah atau tidak tersentuh adalah tingkatan kaum yang termaginalkan dan menghadapi penganiayaan.

Namun, banyak umat Hindu modern beranggapan bahwa diskriminasi berdasarkan kasta bukan dasar dari ajaran agama Hindu, dan tidak boleh dianggap sebagai sanksi agama.

6. Wanita marginal dalam agama Hindu

Faktanya, disebutkan bahwa itu bukan karena agama.

Salah satu yang membedakan Hindu dengan Kristen atau Islam, adalah bahwa Hinduisme mengakui Tuhan dalam bentuk feminin.

Hindu memuja Shakti atau personafikasi energi Tuhan melalui sosok wanita.

Beberapa dewi yang paling sering disembah seperti Parvati, bentuk utama Shakti. Saraswati, dewi kebijaksanaan. Lakhsmi, dewi dewi kemakmuran.

Wanita di India mungkin tidak setara dengan pria, tapi itu bukan karena agama, tapi budaya.

Namun, seringkali masyarakat "menggunakan agama" untuk menekan wanita.

Saya tidak berpikir ada dasar untuk mengabaikan wanita dalam agama kami," kata Suhag Shukla, pendiri Hiindu American Foundation.

"Weda tidak memberikan instruksi itu," imbuhnya.

7. Wanita Hindu sudah menikah, bila pakai titik merah di dahi

Faktanya, disebutkan bahwa itu tidak patokan pasti.

Titik merah pernah menjadi simbol bahwa seorang wanita telah menikah. Namun hari ini, titik merah atau bindi seringkali hanya menjadi riasan.

Gadis dan wanita atau yang sudah lajang dan menikah, sekarnag menggunakan bindi dari semua warna sebagai fesyen.

8. Bhagavad Gita seperti kitab suci

Faktanya, disebutkan bahwa tidak ada satu pun buku utama dalam Hindu.

Namun, Hindu memiliki banyak naskah kuno yang menceritakan tentang religiusitas Hinduisme, meliputi Weda, Upanishad, Puranas, dan Bhagavad Gita.

Hinduisme percaya bahwa Tuhan telah mengungkapkan kebenaran kepada orang bijak ribuan tahun lalu. Kemudian oleh manusia diwariskan secara turun-temurun secara lisan.

9. Karma adalah fatalistik

Faktanya, disebutkan bahwa setiap orang dapat memilih jalan hidupnya.

Ini adalah teori di balik karma, yaitu untuk setiap tindakan yang dilakukan oleh seseorang, ada balasan yang sesuai.

Orang Hindu percaya, mereka harus menghadapi konsekuensi atas tindakan di masa lalunya. Setiap orang menciptakan takdirnya dengan perbuatan.

Tujuan akhirnya adalah memiliki karma yang akan membebaskan jiwa dan mencapai moksha atau pembebasan dari siklus kelahiran kembali.

https://internasional.kompas.com/read/2021/04/28/184118070/9-mitos-dan-fakta-hinduisme-di-tengah-masyarakat-india

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke