Salin Artikel

[Biografi Tokoh Dunia] Mohammed Reza Shah Pahlavi, Raja Terakhir Iran yang Runtuh karena Pemberontakan

KOMPAS.com - Mohammed Reza Shah Pahlavi, raja terakhir Iran, yang meninggalkan negaranya, setelah 38 tahun memimpin dan berakhir dengan lahirnya pemberontakan.

Mohammen Shah naik takhta pada 16 September 1941. Ia menggantikan ayahnya, Reza Shah, sebelum ulang tahunnya ke-22 tahun.

Mohammed Reza Shah Pahlavi, lahir di Teheran pada 26 Oktober 1919. Dia menyelesaikan sekolah dasarnya di Swiss.

Menurut catatan biografi tokoh dunia yang dilansir dari Iran Chamber, Mohammed Reza kembali ke Iran pada 1935, dan mendaftar di sekolah militer Teheran, dan lulus pada 1938.

Pada 1939 ia menikah dengan saudara perempuan Faroq I, raja Mesir. Namun, pasangan itu bercerai pada 1949.

Kemudian, Mohammad Reza menikah dua kali lagi, pada 1950 dengan Soraya Esfandiari dan 1959 dengan Farah Diba.

Di bahwa kepemimpinan Mohammad Reza, ia melanjutkan kebijakan reformasi ayahnya.

Namun, persaingan untuk mengontrol pemerintah segera meletus antara raja dan politisi profesional yang lebih tua, Mohammad Mosaddeq yang nasionalis.

Terlepas dari sumpahnya untuk bertindak sebagai raja konstitusional yang akan tunduk pada kekuasaan pemerintah parlementer, diriwayatkan Mohammad Reza semakin melibatkan dirinya dalam urusan pemerintahan dan menentang atau menggagalkan perdana menteri.

Meski rentan terhadap ketidakpercayaan publik, Mohammad Reza disebutkan lebih mengandalkan manipulasi dari pada kepemimpinan, seperti yang dilansir dari Iran Chamber.

Dia berkonsentrasi untuk menghidupkan kembali tentara dan memastikan bahwa itu akan tetap di bawah kendali kerajaan sebagai basis kekuatan utama kerajaan.

Dalam konteks kekacauan regional dan Perang Dingin, Shah menempatkan dirinya sebagai sekutu penting Barat.

Raja para raja

Di dalam negeri raja Iran ini menganjurkan kebijakan reformasi, yang berpuncak pada program 1963 yang dikenal sebagai Revolusi Putih, yang mencakup reformasi tanah, hak suara bagi perempuan, dan penghapusan buta huruf.

Lalu menurut catatan sejarah, pada 1967, ia menobatkan dirinya sebagai Raja Para Raja (Kaisar Iran) dan istrinya, Farah Diba, sebagai Shahbanoo (Permaisuri).

Hal itu yang menyebabkan ketidakpuasan di antara berbagai lapisan masyarakat.

Langkahnya tersebut dianggap sebagai bentuk meningkatnya kesewenang-wenangan pemerintahan Shah, yang memprovokasi para pemimpin agama yang takut kehilangan otoritas tradisional mereka serta para pelajar dan intelektual yang mencari reformasi demokratis.

Para penentang mengkritik Shah karena melanggar konstitusi yang membatasi kekuasaan kerajaan dan menyediakan pemerintahan perwakilan, yang tunduk pada Amerika Serikat.

Tokoh dunia ini melihat dirinya sebagai pewaris raja-raja Iran kuno, dan pada 1971 ia mengadakan perayaan yang luar biasa atas 2.500 tahun monarki Persia.

Pada 1976, ia mengganti kalender Islam dengan kalender "kekaisaran", yang dimulai dengan berdirinya kekaisaran Persia lebih dari 25 abad sebelumnya. Tindakan ini dianggap anti-Islam dan menimbulkan pertentangan agama.

Rezim Shah menekan dan meminggirkan lawan-lawannya dengan bantuan organisasi keamanan dan intelijen Iran, SAVAK.

Mengandalkan pendapatan minyak, yang meningkat tajam pada akhir 1973, Shah mengejar tujuannya untuk mengembangkan Iran sebagai kekuatan regional perkasa yang didedikasikan untuk reformasi sosial dan pembangunan ekonomi.

Namun menurut catatan biografi tokoh dunia, raja terakhir Iran ini terus-menerus menghindari pengaturan demokrasi dan menolak untuk mengizinkan kebebasan sipil dan politik, yang berarti, tetap tidak responsif terhadap opini publik.

Pada pertengahan 1970-an, raja Iran ini memerintah di tengah ketidakpuasan yang meluas yang disebabkan oleh penindasan yang terus-menerus dari rezimnya, dan perubahan sosial ekonomi yang menguntungkan beberapa kelas dengan mengorbankan yang lain.

Kesenjangan terus meningkat antara elit yang berkuasa dan penduduk yang tidak terpengaruh.

Tokoh Islam, khususnya ulama yang diasingkan, Ayatollah Ali Khamenei, mampu memfokuskan ketidakpuasan ini dengan ideologi populis yang terkait dengan prinsip-prinsip Islam dan seruan untuk menggulingkan raja.

Pemerintahan Shah runtuh menyusul pemberontakan yang meluas pada 1978-1979 dan akibatnya sebuah Republik Islam menggantikan rezimnya.

Pada Januari 1979, meninggalkan Iran untuk memulai hidup di pengasingan. Dia tinggal berpinda-pindah di Mesir, Maroko, Bahama, dan Meksiko sebelum pergi ke Amerika Serikat untuk pengobatan kanker limfatik stadium lanjutnya.

Kedatangannya di New York City menyebabkan Iran mengambil alih Kedutaan Besar Amerika di Teheran oleh "Mahasiswa Garis Imam" dan menyandera lebih dari 50 orang Amerika selama 444 hari.

Riwayat hidup raja terakhir Iran berakhir di Kairo, Mesir, pada 27 Juli 1980.

https://internasional.kompas.com/read/2021/04/16/213338170/biografi-tokoh-dunia-mohammed-reza-shah-pahlavi-raja-terakhir-iran

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke