Salin Artikel

Kasus Operasi Plastik Korea Selatan, Muncul "Dokter Hantu" yang Memakan Korban

KOMPAS.com - Di Korea Selatan yang terkenal dengan industri bedah plastik, muncul istilah "dokter hantu" yang mengakibatkan korban jiwa.

Dokter hantu, istilah yang digunakan dalam kasus operasi plastik, yang merujuk pada seorang dokter yang disewa untuk menggantikan tugas operasi dari ahli bedah utama. Ia biasanya muncul ketika pasien dalam pengaruh anestesi penuh.

Praktik itu ilegal di Korea Selatan, tapi para aktivis mengatakan bahwa regulasi yang mengatur terlalu lemah untuk negara yang memiliki industri bedah plastik yang berkembang pesat bernilai 10,7 miliar dollar AS (Rp 155,8 triliun).

Alhasil, memungkinkan klinik seperti pabrik, di mana staf yang tidak memiliki kemampuan bedah, dapat menggantikan seorang dokter bedah melakukan operasi.

Dokter bedah berlisensi seringkali memiliki beberapa jadwal operasi bersamaan, sehingga ia menggunakan dokter pengganti untuk menangani operasinya yang lain.

Dokter pengganti operasi plastik ini, bisa dokter bedah yang lain, dokter gigi, perawat, atau dalam beberapa kasus, dia adalah staf penjualan peralatan medis.

Di bawah hukum Korea Selatan, seseorang yang memesan atau melakukan tindakan medis tanpa izin akan dikenakan hukuman maksimal 5 tahun penjara atau denda maksimal 50 juta won (Rp 649,2 juta).

Jika operasi hantu dilakukan oleh dokter berlisensi, hal itu dapat menyebabkan tuduhan menyebabkan kerugian atau penipuan.

Namun, kejahatan ini sulit dibuktikan karena banyak dokter pengganti tidak mencatat pekerjaan yang telah mereka lakukan dan banyak klinik tidak memasang kamera CCTV.

Bahkan setelah kasusnya sampai ke pengadilan, dokter hantu jarang mendapatkan hukuman berat, yang membuat klinik untuk melanjutkan praktiknya, seperti yang dilansir dari CNN pada Minggu (11/4/2021).

Namun, kasus operasi plastik dari anak bernama Kwon telah membawa perhatian baru.

Suatu Jumat malam, Kwon Tae-hoon menerima telepon.

"Apakah Anda saudara laki-laki dari Kwon Dae-hee?" tanya si penelepon. "Saudaramu ada di UGD. Bisakah kamu datang ke (rumah sakit) sekarang?"

Kondisi saudaranya "tidak terlalu serius," kata rumah sakit.

Kwon berasumsi bahwa saudaranya bertengkar setelah minum, dan saat dia naik taksi ke rumah sakit Seoul, dia bersiap untuk memarahinya karena mendapat masalah.

Namun, yang terjadi di luar perkiraannya.

Ketika Kwon tiba, pria berusia 24 tahun itu tidak sadarkan diri, setelah menjalani operasi untuk membuat garis rahangnya lebih ramping.

Saudara laki-lakinya mengalami banyak pendarahan, sehingga perban di sekitar wajahnya menjadi merah.

Kondisinya parah dan Kwon tidak bisa diselamatkan. Dia meningga di rumah sakit setelah 7 pekan dirawat.

Keluarga Kwon mengatakan, ia adalah korban "dokter hantu".

Keluarga mengenang Kwon. Dia adalah mahasiswa yang ramah dan rendah hati, seorang anak yang memasakan sup rumput laut untuk ibunya yang berulang tahun.

Dia berprestasi tinggi tetapi tidak percaya diri dengan penampilannya dan percaya operasi plastik bisa membuatnya lebih sukses, kata saudaranya.

Dalam foto yang diambil tak lama sebelum kematiannya, Kwon telah mengubah wajahnya secara digital menjadi berahang lancip seperti berbentuk V yang terlihat pada banyak idola K-pop.

Kakak Kwon dan ibunya, Lee Na Geum, telah berusaha membujuknya untuk tidak melakukan operasi plastik.

Namun, Kwon secara diam-diam membuat janji operasi dengan klinik terkenal, yang disebut-sebut spesialis dalam bedah garis rahang di lingkungan Gangnam, Seoul yang mewah, sebuah area yang biasanya menjadi rumah bagi idol K-pop papan atas negara itu.

Pada 8 September 20216, seornag dokter mengangkat tulang di bagian wajahnya untuk membuat rahangnya lebih ramping.

Operasi plastik yang populer itu biasanya memakan waktu 1-2 jam. Harganya sekitar 6,5 juta won (Rp 84,4 juta), menurut ibu Kwon.

Setelah mengalami pendarahan yang berlebihan, dia dipindahkan ke rumah sakit.

Pukul 09.00 keesokan harinya, ahli bedah plastik yang pernah mengoperasi Kwon tiba di rumah sakit.

Dia memberitahu keluarga Kwon bahwa prosedurnya berjalan seperti biasa dan bahkan menawarkan rekaman CCTV ruang operasi untuk membuktikannya.

Itu adalah sesuatu yang tidak diwajibkan secara nasional, tetapi dilakukan beberapa klinik memberikana rekaman CCTV untuk meningkatkan kepercayaan.

"Saya langsung merasa bahwa saya membutuhkan bukti itu," kata ibu Kwon, Lee.

Lee menonton rekaman CCTV dari ruang operasi 500 kali, katanya.

Rekaman menunjukkan operasi dimulai pada 12.56 ketika ahli bedah plastik mulai memotong tulang rahang Kwon. Tiga asisten perawat juga ada di ruangan itu.

Setelah satu jam, ahli bedah plastik pergi, dan dokter lain memasuki ruang operasi. Keduanya masuk dan keluar ruangan, tetapi selama hampir 30 menit, tidak ada dokter sama sekali di ruang operasi, meskipun ada asisten perawat.

Lee melihat bahwa meskipun ahli bedah yang disewa Kwon memotong tulang rahangnya, dia tidak menyelesaikan operasinya.

Sebagian besar operasi lainnya dilakukan oleh dokter lain, dokter umum yang tidak memiliki izin operasi plastik dan yang baru saja lulus dari fakultas kedokteran.

Meskipun, ada iklan klinik itu yang secara eksplisit mengatakan bahwa dokter kepala klinik akan beroperasi dari awal sampai akhir.

Percaya dokter utama

"Saudaraku percaya pada dokter utama itu, dan itulah mengapa dia memutuskan untuk dioperasi di sana," kata Kwon Tae-hoon.

Operasi berakhir pukul 16.17, lebih dari 3 jam setelah dimulai, menurut rekaman CCTV.

Operasi rahang biasanya berlangsung sekitar 1 jam dan lebih dan kurangnya 30 menit, untuk seorang dokter berpengalaman, menurut Kim Seon Woong, mantan direktur hukum dari Asosiasi Bedah Plastik Korea, yang melakukan praktik bedah plastik klinik selama 25 tahun.

Setelah operasi, kedua dokter Kwon pulang, meninggalkan perawat yang bertanggung jawab karena dia kehilangan banyak darah.

Lee mengatakan dia terkejut dengan rekaman itu, saat putranya berdarah, para asisten perawat itu malah memperbaiki riasan mereka atau melihat ponsel mereka.

Total, mereka mengepel lantai berdarah sebanyak 13 kali.

Ketika profesional medis mengevaluasi rekaman tersebut, mereka menemukan kemungkinan dia kehilangan darah 3 kali lebih banyak dari yang dikatakan dokter.

"Saya pikir dokter hanti ini tidak mengecek seberapa banyak darah putra saya yang keluar," kata Lee.

"Saya sangat marah mengetahui fakta itu. Hanya satu dari 3 dokter yang mengecek seberapa banyak dia berdarah," ujarnya yang mengacu pada ahli bedah plastik, dokter hantu, dan ahli anestesi.

Meskipun Kwon meninggal dalam kasus operasi plastik, klinik tetap buka dan terus mengumumkan bahwa telah berjalan 14 tahun tanpa ada pasien yang mengalami kecelakaan. Klinik ditutup tahun lalu. Tidak jelas kenapa.

Hukum lemah

Keluarga meminta pertanggungjawaban para pihak terkait dalam kasus operasi plastik Kwon. Namun, mereka segera menemukan bahwa hukum seputar dokter hantu lemah dan tidak lengkap.

Mahkamah Agung Korea Selatan menyetujui operasi plastik untuk tujuan estetika sebagai praktik medis pada tahun 1974, dan tahun berikutnya ahli bedah harus lulus ujian profesional.

Pada 2014, para pejabat kesehatan mengetahui praktik operasi hantu dalam kasus operasi plastik.

Pada 2015, sekelompok ahli bedah plastik meminta Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan untuk memperketat aturan, dengan meminta dokter mengatakan siapa yang mengoperasi, dan memasang kamera CCTV di klinik.

Kelompok sipil mulai memantau operasi hantu, seperti dilaporkan oleh penyiar Korea SBS pada saat itu, dan Asosiasi Ahli Bedah Plastik Korea membentuk tim satuan tugas khusus untuk menyelidiki praktik dokter hantu tersebut.

Pada 2018, undang-undang diubah untuk menaikkan sanksi bagi dokter yang menginstruksikan operasi hantu.

Namun sebuah makalah yang diterbitkan pada 2018 di jurnal medis Annals of Surgical Treatment and Research, menemukan bahwa kasus operasi plastik dengan praktik dokter hantu masih "merajalela". 

Seorang ahli bedah, yang CNN setuju untuk tidak menyebutkan namanya karena dia takut berbicara secara terbuka dapat menimbulkan dampak hukum, mengatakan dia mulai bekerja di salah satu operasi plastik terbesar di negara itu pada 2012.

Dia tidak lagi bekerja di sana, tetapi berbicara karena dia tidak ingin hidup dengan rasa bersalah.

Dia mengatakan bahwa ia sering diminta untuk melakukan operasi bedah atas nama dokter utama dan menerangkan bagaimana dokter pengganti itu menunggu di lantai bawah sampai mereka dipanggil untuk mengoperasi pasien.

Dokter hantu ini tidak terdaftar sebagai karyawan di situs web klinik dan klinik hanya mempresentasikan operasi yang dilakukan oleh ahli bedah terkemuka, menurut ahli bedah itu yang menjadi narasumber.

Banyak operasi pembentukan wajah, seperti yang dilakukan Kwon dilakukan oleh dokter pengganti, terutama dokter gigi, di klinik tempat dia bekerja, kata ahli bedah.

Penonton setuju bahwa praktik dokter hantu dalam kasus operasi plastik terjadi karena alasan sederhana, yaitu keuntungan.

Korea Selatan memiliki tingkat operasi plastik per kapita tertinggi, menurut sebuah makalah 2020 di jurnal medis Aesthetic Plastic Surgery.

https://internasional.kompas.com/read/2021/04/12/075200370/kasus-operasi-plastik-korea-selatan-muncul-dokter-hantu-yang-memakan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke