Salin Artikel

[Biografi Tokoh Dunia] Pangeran Philip, 7 Dekade Dampingi Ratu Elizabeth II

KOMPAS.com - Pangeran Philip atau Duke of Edinburgh adalah pendamping ratu, tapi tidak pernah menyandang gelar sebagai raja.

Di Inggris, seorang wanita yang menikahi raja dapat menggunakan gelar seremonial ratu. Namun, pria yang menikahi raja tidak dapat menggunakan gelar raja.

Meninggal di usia 99 tahun pada Jumat (9/4/2021), ia telah menghabiskan waktu selama 7 dekade mendampingi Ratu Elizabeth II yang memiliki gelar sebagai raja Inggris.

Ratu dan Pangeran Philip memiliki empat anak bersama, yaitu Pangeran Charles (72 tahun), Putri Anne (70 tahun), Pangeran Andrew (61 tahun), dan Pangeran Edward (57 tahun).

Melansir BBC pada Jumat (9/4/2021), penulis biografi kerajaan Ingris Seward mengutip perkataan Pangeran Andrew tentang masa kecilnya, "Welas asih berasal dari Ratu. Dan tugas serta disiplin berasal dari dia (Pangeran Philip)."

Namun, Andrew juga ingat bagaimana ayahnya meluangkan waktu untuk menciptakan dongeng sebelum tidur, atau mendengarkan anak-anaknya membaca "Just So Stories" karya Rudyard Kipling.

Pangeran Philip hidup cukup lama untuk melihat delapan cucunya tumbuh, dan untuk menyambut 10 cicit.

Masa muda

Pangeran Philip lahir pada 10 Juni 1921 di pulau Corfu Yunani, anak bungsu dan satu-satunya putra Pangeran Andrew dari Yunani dan Putri Alice dari Battenberg.

Warisan itu membuatnya menjadi pangeran Yunani dan Denmark, tetapi tahun berikutnya keluarganya diusir dari Yunani setelah kudeta.

Sebuah kapal perang Inggris membawa mereka ke tempat yang aman di Italia, dengan bayi Philip tertidur di ranjang peti buah.

Perjalanan Philip ke Istana Buckingham saat itu dimulai pada 1922.

Philip kecil mengalami serangkaian peristiwa yang memisahkannya dari orang-orang terkasihnya, menurut catatan biografi tokoh dunia. 

Pada 1930, ketika dia berusia 8 tahun, ibunya dimasukkan ke pusat psikiatri yang aman setelah menderita gangguan saraf. Sedangkan ayahnya, pergi dengan seroang wanita simpanan.

Akhirnya, kerabat ibunya di Inggris membantu membesarkannya. Dia kemudian mengadopsi nama belakang mereka, Mountbatten.

Di sekolah berasrama di Skotlandia, Gordonstoun, Philip memupuk kemandirian.

Pendiri dan kepala sekolahnya adalah pelopor pendidikan Yahudi, Kurt Hahn, yang telah terpaksa keluar dari Jerman karena Nazi.

Pendidikan sekolah yang agak keras membuat murid-murid bangun lebih awal untuk mandi air dingin dan lari di alam terbuka, yang diyakini Hahn akan memerangi "hasrat beracun" masa remaja.

Pada 1937, salah satu dari 4 kakak perempuan Philip, Cecilie, meninggal dalam kecelakaan udara bersama dengan suami, ibu mertua, dan 2 anak laki-lakinya yang berkebangsaan Jerman.

Padahal, ia sedang hamil tua saat itu.

Cecilie saat itu baru bergabung dengan partai Nazi, yang hampir sepenuhnya menguasai Jerman.

Philip yang berduka saat itu berusia 16 tahun, berjalan melalui jalan-jalan di Darmstadt di belakang peti mati saudara perempuannya, melewati kerumunan orang yang memberi hormat "Heil Hitler".

"Itulah yang terjadi," kata Pangeran Philip tentang waktu itu.

"Keluarga berantakan. Ibu saya sakit, saudara perempuan saya sudah menikah, ayah saya berada di Perancis selatan. Saya hanya harus melanjutkannya. Benar. Hanya itu," kenang Almarhum saat itu dalam sebuah wawancara.

Bagaiaman Philip merayu Ratu?

Ketika Philip meninggalkan sekolah, Inggris berada di ambang perang dengan Jerman.

Dia bergabung dengan Britannia Royal Naval College di Dartmouth (akademi angkatan laut Inggris), tempat dia membuktikan diri sebagai kadet yang brilian dan lulus sebagai yang terbaik di kelasnya.

Ketika Raja George VI melakukan kunjungan resmi pada Juli 1939, Philip disebut menjamu putri mudanya, Putri Elizabeth dan Margaret.

Pengasuh mereka, Marion Crawford (dipekerjakan sebagai wali untuk para putri), kemudian mengenang bahwa Philip telah "menunjukkan banyak hal". Dia membuat kesan yang baik pada Elizabeth yang berusia 13 tahun.

Pangeran Philip bertugas dengan istimewa dalam Perang Dunia II, menyaksikan aksi militer untuk pertama kalinya di Samudra Hindia.

Pada Oktober 1942, dia berusia 21 tahun dan salah satu letnan pertama Angkatan Laut Kerajaan.

Elizabeth dan Philip remaja tetap berhubungan melalui surat.

Selama Natal 1943, setelah Philip tinggal dengan Keluarga Kerajaan, foto dirinya dengan seragam angkatan laut muncul di meja ruang ganti.

Itu adalah sikap yang tegas dari seorang wanita muda yang pendiam, tapi teguh.

Beberapa pelayannya penasaran. Saat itu sempat muncul ejekan yang terkenal yang menyatakan bahwa pangeran itu "kasar, tidak sopan, tidak berpendidikan dan mungkin tidak akan setia".

Namun, ejekan itu tidak membuat goyah ratu masa depan untuk tetap menaruh hati pada Philip.

Menurut penulis biografi Philip Eade, surat-surat Philip dari 1946 mengungkapkan seorang pemuda yang bersemangat dengan tujuan.

Untuk meyakinkan keluarga ratu, Philip menulis surat kepada calon ibu mertuanya.

"Saya yakin saya tidak pantas mendapatkan semua hal baik atas apa yang telah terjadi pada saya. Telah terhindar dari perang dan melihat kemenangan, untuk diberi kesempatan beristirahat dan menyesuaikan diri, jatuh cinta sepenuhnya dan tanpa syarat, membuat semua masalah pribadi dan bahkan dunia tampak kecil dan kecil," tulis Philip. 

Raja George memberi izin kepada Philip untuk menikahi putrinya. Namun, pertama-tama ia meminta ada beberapa perubahan yang harus dilakukan sebagai syaratnya.

Philip dengan gelar sebagai Pangeran Yunani dan Denmark, yang kemudian menjadi warga negara Inggris yang dinaturalisasi, secara resmi harus bergabung dengan Gereja Inggris dan meninggalkan gelar asingnya.

Pada hari pernikahannya, 20 November 1947, ia diangkat menjadi Duke of Edinburgh, nama yang dikenal luas selama sisa hidupnya.

Dia berusia 26 tahun, dan istri barunya 21 tahun, saat mereka menikah.

https://internasional.kompas.com/read/2021/04/10/070000470/biografi-tokoh-dunia-pangeran-philip-7-dekade-dampingi-ratu-elizabeth

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke