Salin Artikel

[Biografi Tokoh Dunia] Ferdinand de Lesseps, Inisiator Pembangunan Terusan Suez

Insiden itu diperkirakan menahan sekitar 9,6 miliar dollar AS (Rp 138,3 triliun) barang yang setiap hari melalui kanal tersebut, menurut data pengiriman melansir BBC.

Terusan Suez terakhir ditutup pada 1967, ketika perang pecah antara Mesir dan Israel. Saat itu selama delapan tahun lamanya kapal-kapal yang melewati kanal terpaksa menempuh jalan memutar.

Sebelum resmi dibuka pada 1869, pelayaran ke timur dari barat dunia atau sebaliknya juga harus memutari ribuan mil Benua Afrika.

Ferdinand de Lesseps adalah tokoh yang mempelopori pembangunan jalur yang menghubungkan Laut Tengah dan Laut Merah ini.

Diplomat Perancis itu mendapat ilham setelah mempelajari laporan survei insinyur sipil Jacques-Marie Le Père, yang melakukan pelayaran bersama Napoleon Bonaparte.

Bekal informasi itu membuatnya berniat membangun kanal melintasi tanah genting Afrika. Tapi rencana ini tidak bisa dengan mudah diwujudkan. Butuh bertahun-tahun kemudian sampai impiannya dapat diwujudkan.

Kurang lebih setelah bekerja keras selama satu dekade, Ferdinand akhirnya berhasil membuka akses yang segera mengubah arah perdagangan internasional ini.

Karier diplomatik

Ferdinand de Lesseps lahir di Versailles, Yvelines Perancis pada 19 November 1805. Dia berasal dari keluarga diplomat karier Perancis terkemuka.

Ayahnya, Mathieu de Lesseps bekerja sebagai duta besar sedangkan ibunya Catherine de Grevigne adalah putri Henri de Grevigne. Dia memiliki satu saudara perempuan dan dua saudara laki-laki.

Ayahnya bekerja di Italia ketika Ferdinand masih kecil, dan disanalah dia menghabiskan masa kanak-kanak.

Setelah menyelesaikan pendidikan dari College of Henry IV di Paris, Ferdinand langsung mulai bekerja saat berusia 18 tahun.

Pekerjaan pertamanya adalah di departemen komisaris tentara, yang ditekuninya selama dua tahun.

Pada 1825, ia diangkat menjadi asisten wakil konsul di Lisbon, di mana pamannya, Barthélemy de Lesseps, menjadi Konsul Jenderal. Dia pergi ke Tunisia sebagai asisten wakil duta besar pada 1828.

Inspirasi akses penghubung

Jabatan wakil duta besar Perancis untuk Alexandria, Mesir, dipegangnya pada 1832.

Kapal yang ditumpanginya suatu ketika, sempat dikarantina selama beberapa waktu. Dia mendapat kiriman beberapa buku oleh Konsul Jenderal Perancis di Alexandria saat itu.

Salah satu buku ini adalah memoar tentang Terusan Suez kuno yang ditulis oleh insinyur sipil Napoleon Bonaparte, Jacques-Marie Le Pere.

Rencana itu akan memungkinkan kapal-kapal besar yang ingin berlayar ke timur, untuk berlayar langsung dari Mediterania ke Laut Merah.

Dengan begitu, pelayaran dapat memotong perjalanan laut yang panjang di sekitar Afrika.

Ferdinand terpesona oleh pekerjaan itu dan mendapatkan ide untuk membangun kanal melintasi tanah genting Afrika tersebut.

Namun ide itu tidak bisa segera diwujudkannya. Dia masih harus mengemban tanggung jawab untuk mengelola Konsulat Jenderal di Alexandria pada 1833 dan bekerja di posisi ini sampai 1837.

Selama waktu ini, dia selamat dari wabah yang melenyapkan lebih dari sepertiga penduduk Kairo dan Alexandria. 

Di Mesir, ia sempat mengenal dan membangun relasi dengan Said Pasha, putra Raja Mesir. Ferdinand menjadi terpesona dengan budaya Mediterania dan Timur Tengah dan pertumbuhan perdagangan Eropa Barat.

Dia kembali ke Perancis pada akhir 1837. Usai penempatan di Spanyol dan Italia, pada 1849 Ferdinand pensiun setelah berselisih pendapat dengan pemerintah Perancis.

Pembangunan Terusan Suez

Pada 1854, dia mengetahui bahwa Said Pasha, seorang teman lamanya saat bertugas di Alexandria, telah diangkat menjadi Raja Muda Mesir.

Ferdinand baru merasa itulah saat yang tepat untuknya mewujudkan impian membangun Terusan Suez.

Dia pergi ke Alexandria untuk mengunjungi Said Pasha. Keduanya lalu menandatangani konsesi yang memberinya wewenang untuk membangun Terusan Suez pada 30 November 1854.

Dua insinyur Perancis, Louis Maurice Adolphe dan Linant de Bellefonds, ditunjuk menggambar desain pertama untuk proyek jalur yang menghubungkan langsung antara Mediterania dan Laut Merah ini.

Skema awal itu mengalami sedikit modifikasi dan diadopsi oleh komisi insinyur internasional pada 1856.

Mendapat lampu hijau dari komunitas internasional itu, bukan berarti rencananya mulus. Tahap awal pembangunan Terusan Suez harus berjuang mengumpulkan modal finansial yang cukup untuk proyek tersebut.

Ferdinand gagal mendapatkan dukungan dari pemerintah Inggris, meski sudah melakukan sejumlah perjalanan ke London.

Tapi dia tidak menyerah, berkat kegigihannya dukungan finansial akhirnya didapat dari kaisar Perancis Napoleon III dan investor lainnya.

Dia juga berinteraksi dengan warga Perancis dan mendorong mereka berkontribusi terhadap modal yang dibutuhkan.

Dengan bantuan modal yang terkumpul, Perusahaan Terusan Kapal Suez Universal kemudian didirikan pada 1858. Inilah perusahaan yang akan membangun Terusan Suez.

Ferdinand bukanlah insinyur pembuat kanal tersebut. Prestasinya terletak pada pengorganisasian dukungan politik dan keuangan yang diperlukan dalam proyek.

Hal itu memberikan dukungan teknis yang diperlukan untuk proyek sebesar itu.

Pekerjaan di Terusan Suez dimulai pada April 1859. Butuh sepuluh tahun yang panjang hingga akhirnya kanal itu selesai.

Kanal dibuka pada 17 November 1869, diresmikan oleh Permaisuri Eugenie. Keberadaannya mengubah arah perdagangan dunia dan menjadikan Ferdinand de Lesseps sebagai orang yang sangat terkenal.

Sikap Inggris berubah ketika kanal itu dianggap sukses. Ferdinand diperlakukan sebagai selebriti hebat pada kunjungan berikutnya ke Inggris.

Pada 1875, pemerintah Mesir menjual sahamnya di kanal tersebut. Perdana menteri Inggris, Benjamin Disraeli, membeli kendali efektif Perusahaan Kanal setelah itu.

Pembuatan kanal lainnya

Pada 1879, sebuah kongres internasional diadakan di Paris. Hasil pertemuan ini menyetujui pembangunan Terusan Panama.

Ferdinand, saat itu berusia 74 tahun, ditunjuk sebagai pemimpin proyek. Dia pun menyanggupi permintaan itu meski usianya semakin lanjut.

Dia pergi ke New York pada Februari 1880 untuk mengumpulkan uang untuk proyek tersebut. Disana pertemuan diadakan dengan Presiden Amerika Serikar ke -19 Rutherford Hayes, dan pemangku kepentingan lainnya.

Proyek ini diperkirakan memakan waktu delapan tahun dengan biaya penyelesaian mencapai 658 juta franc (nyaris Rp 100 miliar saat ini).

Pekerjaan di kanal dimulai pada 1882. Tapi prosesnya terhenti karena kesulitan teknis. Banyak tantangan yang dihadapi dalam pengerjaan kanal di daerah tropis basah tersebut.

Keadaan diperparah dengan longsor yang berulang kali terjadi. Akibatnya tanah seringkali kembali terdorong ke dalam bagian-bagian yang sudah digali.

Belum lagi adanya epidemi malaria dan demam kuning di wilayah itu.

Banyaknya tantangan dalam pembangunan ditambah dengan masalah korupsi, membuat The Panama Canal Company bangkrut pada Desember 1888. Pada Februari 1889 perusahaan ini dilikuidasi.

Kegagalan ini kemudian disebut sebagai skandal Terusan Panama. Beberapa politisi dan jurnalis Perancis diketahui menerima suap dalam kasus ini.

Pada Februari 1893, Ferdinand dan putranya Charles Théodore de Lesseps dan yang lainnya, diadili. Mereka kemudian dinyatakan bersalah.

Ferdinand didenda dan dijatuhi hukuman penjara. Pengadilan Kasasi kemudian membatalkan hukuman penjaranya.

Ferdinand De Lesseps yang berusia 89 tahun meninggal di Château de La Chesnaye di Guilly Perancis tengah, pada 7 Desember 1894.

https://internasional.kompas.com/read/2021/03/28/050000070/biografi-tokoh-dunia-ferdinand-de-lesseps-inisiator-pembangunan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke