Salin Artikel

[Biografi Tokoh Dunia] Minoru Yoneyama, Pendiri Yonex dan Mimpi Damaikan Dunia Lewat Olahraga

Tapi sejumlah kontroversi terkait penyelenggaraannya di tengah pandemi sudah memunculkan kekecewaan untuk pecinta bulu tangkis tanah air.

Penarikan mundur kontingen badminton Indonesia secara paksa, memunculkan isu diskriminasi dalam kejuaraan olahraga yang harusnya mengedepankan spirit “fair play” dalam penyelenggaraannya.

Sejatinya turnamen olahraga dunia yang sejak lama digunakan negara-negara di dunia sebagai pemersatu dan simbol perdamaian.

All England adalah turnamen bulu tangkis pertama yang digelar di Guildford, Inggris, pada 4 April 1899.

Sejak 1984 perusahaan milik , produsen alat olahraga Jepang, membangun kemitraan untuk mendukung kejuaraan ini.

Yoneyama mengabdikan hidupnya untuk membangun dunia yang damai, khususnya melalui sektor olahraga. Pasalnya dia sendiri sudah menelan pil pahit sulitnya berada di garis depan selama perang.

Alih produksi

Setelah selamat dari Perang Dunia II, Yoneyama kembali ke rumahnya di mana ibu dan lima saudara laki-lakinya tinggal.

Dia mengambil posisi sang Ayah, yang wafat selama perang, dan menjadi kepala rumah tangga. Saat itu, menginjak usia 22 tahun dia sudah harus menghidupi keluarganya.

Yoneyama mendirikan apa yang sekarang dikenal sebagai Yonex pada 1946 di kampung halamannya di Tsukayama di Prefektur Niigata, Jepang.

Kontribusi Minoru Yoneyama untuk bulu tangkis dan seluruh industri olahraga benar-benar luar biasa.

Pada 1958, dia memulai Yoneyama Company Limited. Perusahaan yang awalnya khusus pada produk kayu ini kemudian berkembang menjadi produsen raket bulutangkis. Yoneyama mengganti nama perusahaannya menjadi Yonex Co., Ltd. pada 1982.

Penggantian nama dilakukan seiring pengembangan produk perusahaan yang berevolusi sebagai produsen raket tenis, tongkat golf dan aksesoris olahraga lainnya.

Yonex menjadi pelopor dalam evolusi teknologi peralatan bulu tangkis, dimulai dengan kayu dan beralih ke aluminium dan, kemudian, serat karbon hingga alat olahraga lainnya. Dengan hati-hati membuat raket, tongkat pemukul, dan senar di pabriknya sendiri di Jepang.

Melalui pengembangan teknologi inovatif seperti raket Isometrik yang ikonik, Yoneyama mengembangkan Yonex menjadi merek global.

Dukung kejuaraan dunia

Begitu Yoneyama mulai berhasil memproduksi raket bulutangkisnya sendiri, dia mulai menjual produknya ke seluruh dunia.

Pada awal 1960-an, Yoneyama bertemu Erik Andersen di Denmark. Dari sana, perusahaannya mendapatkan salah satu distributor pertamanya.

Dia bepergian dengan penerjemahnya ke negara lain seperti Inggris, Malaysia, Indonesia, dan banyak lagi. Dia mencari daerah di mana bulu tangkis populer untuk mendistribusikan raketnya lebih jauh ke seluruh dunia.

Melalui visi Minoru dan keluarga Yoneyama, Yonex tidak diragukan lagi telah memantapkan dirinya sebagai salah satu merek terkemuka di bulu tangkis.

Ketahanannya diuji ketika pabrik raket Yonex terbakar pada 1963. Di bawah kepemimpinan Yoneyama, perusahaan tersebut melanjutkan produksi hanya dalam tiga hari.

Yonex selanjutnya mendukung beberapa turnamen besar selama beberapa dekade. Dimulai pada 1984, Yonex menjadi sponsor utama Kejuaraan Bulutangkis Terbuka All England yang bergengsi hingga hari ini.

Kerjasama ini terus berlanjut dan tercatat sebagai salah satu kemitraan terpanjang dalam sejarah olahraga Britania Raya.

Selain itu, Yonex telah bertindak sebagai pemasok utama untuk bulu tangkis. Terutama sejak badminton pertama kali muncul di Olimpiade Seoul 1988 sebagai cabang olahraga. Yonex terus melakukannya di Olimpiade Rio 2016.

Juga pada 1988, Yonex menandatangani perjanjian sponsorship dengan BWF. Kemitraan ini telah memberikan kontribusi besar bagi perkembangan lebih lanjut bulu tangkis secara global.

Capaian yang dicapai perusahaannya di sektor olahraga menjadi cerminan dari mimpi Yoneyama. Yaitu menggunakan olahraga sebagai salah satu budaya yang membawa nilai positif dan kedamaian bagi dunia.

Perdamaian melalui olahraga

Di luar pengembangan peralatan olahraga, Yoneyama menuangkan hasratnya untuk menciptakan peluang bagi para junior. Dia berinvestasi secara mandiri dalam pendirian Yonex Sports Foundation (1998) dan Yoneyama Niigata Indoor Sports Foundation (2008).

Hasratnya mulai bersemi dan menghasilkan “buah” dengan kemunculan para junior yang kini berkompetisi di panggung dunia. Atlet muda didikannya memperoleh pengakuan sebagai calon pesaing di bidang olahraganya masing-masing.

Sejak awal, Yonex juga mencari pemain berbakat untuk mendukung merek tersebut. Legenda Indonesia, Rudy Hartono, termasuk di antara orang-orang hebat yang pernah menjadi duta merek Yonex.

Selain itu ada juga Presiden BWF, Hoyer. Atlet badminton asal Denmark itu dengan senang hati pada 2015 menganugerahi Minoru Yoneyama Medali Presiden BWF sebagai pengakuan atas layanannya yang luar biasa pada olahraga.

“Saya bangga menjadi bagian dari keluarga Yonex selama karir aktif saya dan merupakan suatu kehormatan menjadi teman Tuan Minoru Yoneyama,” ujar Hoyer mengutip laman BWF.

Kemitraan Yonex-BWF telah memberikan kontribusi besar bagi perkembangan bulu tangkis lebih lanjut secara global selama bertahun-tahun.

“Olahraga bisa membawa kedamaian bagi dunia kita. Saya diberi jalan dan kesempatan - untuk menjadi bagian kecil dalam berkontribusi bagi perdamaian dunia melalui pengerjaan peralatan olahraga.” ujar Minoru Yoneyama suatu ketika melansir artikel dari perusahaannya.

Meskipun dia tanpa lelah berkeliling dunia sepanjang karirnya, Yoneyama dan Yonex tidak pernah meninggalkan rumah tempat dia membangun usahanya di Niigata, Jepang.

Keunggulan kualitas

Penting bagi Yoneyama dan bagi Yonex, untuk mempertahankan pabrik mereka di Niigata. Selama lebih dari 70 tahun terakhir, Yonex telah menciptakan lapangan kerja dan industri yang konsisten untuk wilayah pegunungan kecil di Jepang ini.

Karyawan di Yonex dikenal karena keahlian dan dedikasinya terhadap kualitas, dan itu terlihat dari produk yang mereka buat.

Dengan kepemilikan pabrik ini, Yonex dapat mengontrol kualitas dan konsistensi. Pendekatan monozukuri dengan ini juga bisa dipertahankan di setiap tahap proses pembuatan produknya.

Monozukuri adalah seni dan ilmu membuat benda dengan dedikasi terhadap kualitas dan kehalusan. Ini adalah esensi sebenarnya dari keahlian Jepang.

Yonex memiliki lebih dari 50 titik pemeriksaan selama proses pembuatan raket untuk memastikan kendali mutu.

Dengan memiliki pabriknya, Yonex mampu mengontrol seluruh proses, desain dan pengembangan, hingga produk jadi yang sampai ke tangan masyarakat pecinta badminton.

Upaya konstan Yonex untuk inovasi, pendekatan monozukuri serta dedikasi dan keahliannya telah menciptakan kualitas yang tak tertandingi dalam produknya.

S?z? salah satu kata-kata pedoman Minoru Yoneyama yang benar-benar dihayatinya sepanjang 70 tahun berkarier. Artinya, berkreasi; untuk membuat sesuatu dengan orisinalitas atau inovasi.

Dia benar-benar hidup dan bernafas untuk Yonex sampai kematiannya pada 11 November 2019.

https://internasional.kompas.com/read/2021/03/21/070000770/biografi-tokoh-dunia-minoru-yoneyama-pendiri-yonex-dan-mimpi-damaikan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke