Salin Artikel

Seorang Warga China Diduga Terinfeksi Virus Corona di Sorong

Direktur RSUD Sele Be Solu, Mavkren Kambuaya, mengungkapkan untuk memastikan status pria tersebut, saat ini pihaknya "menunggu koordinasi dengan Dinas Kesehatan kota Sorong dan Provinsi untuk tindakan selanjutnya dan pemeriksaan lanjutan".

"Tapi pada prinsipnya tidak perlu khawatir karena ini pun masih curiga. Ini kan belum pasti pemeriksaaan, karena pemeriksaan harus samplenya dikirim ke Jakarta untuk diperiksa, " ujar Mavken Minggu (26/1/2020).

Mavkren menjelaskan, pasien tersebut merupakan pasien rujukan dari Rumah Sakit Pertamina.

Dia menuturkan, pasien tersebut merupakan turis asing dari China yang sedang melakukan perjalanan ke destinasi wisata Raja Ampat untuk menyelam.

Namun, dua hari kemudian, pria berusia 39 tahun tersebut mengalami demam. Dia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Pertamina dan mengeluh demam dan batuk.

Sesuai anjuran Kementerian Kesehatan, pasien dengan gejala tersebut harus segera dibawa ke ruang isolasi.

"Karena Rumah Sakit Pertamina tidak memiliki ruang untuk isolasi, maka mereka merujuk ke kami di Rumah Sakit Sele Be Solu," jelasnya.

Ketika dibawa ke rumah sakit tersebut, suhu badan warga negara China tersebut mencapai 38 derajat Celsius. Namun setelah diberi obat penurun panas, suhu badannya menurun.

Dia melanjutkan, pasien itu akan diisolasi selama kurang lebih tujuh hari sampai 14 hari.

Untuk mengantisipasi virus corona, Mavkren menjelaskan pihaknya sudah mempersiapkan alat pelindung diri (APD) bagi para dokter yang menangani pasien suspect corona.

"Di ruang ICU memang ada satu ruang khusus isolasi," kata dia, seraya menambahkan ini adalah kasus suspect corona pertama di Sorong.

Perketat pemeriksaan di bandara

Raja Ampat merupakan salah satu destinasi wisata yang menarik turis asing, termasuk China.

Oleh karena itu, Mavkren mengimbau pemeriksaaan di bandara diperketat agar virus mematikan tersebut tidak menyebar di Papua Barat.

"Scanner atau pemeriksaannya harus diperketat agar yang seperti ini tidak lolos," jelas Mavkren.

Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Sesditjen P2P) Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto mengungkapkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemangku kepentingan di semua bandara untuk memperketat pemeriksaan di bandara.

"Semua maskapai yang melaksanakan penerbangan dari China ke Indonesia, maka harus memeriksa apakah penumpang yang naik sudah clear dari karantina kesehatan China," jelasnya.

Kemudian, manakala di tengah perjalanan ada pasien yang memiliki gejala terjangkit virus corona seperti demam, batuk dan kesulitan bernafas, maka pilot wajib berkomunikasi dengan petugas bandara tujuan

"Untuk kemudian pada saat mendarat dia akan diparkir di tempat yang tidak biasa digunakan untuk umum."

Ketika pesawat berada pada pelataran parkir bandar udara (apron) untuk menurunkan penumpang, petugas kesehatan terlebih dahulu masuk ke dalam kabin pesawat guna melakukan pemeriksaan kepada seluruh tamu dan awak pesawat.

"Semua penumpang yang ada dalam pesawat itu akan dikarantina sebagai kecurigaan penyebaran," papar Achmad.

Pemeriksaan semacam itu sudah dilakukan pada saat Liont Air JT 2742 rute Changsha di China - Manado di Sulawesi Utara, ketika tujuh penumpangnya diduga terjangkit virus corona.

Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro mengungkapkan "sebelum keberangkatan seluruh kru dan tamu menjalani pemeriksaan kesehatan berdasarkan ketentuan".

"Setelah dilakukan pemeriksaan, pengecekan secara intensif oleh pihak terkait dinyatakan negatif atau tidak terindikasi virus dimaksud," ujar Danang dalam keterangan tertulis.

https://internasional.kompas.com/read/2020/01/26/21175071/seorang-warga-china-diduga-terinfeksi-virus-corona-di-sorong

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke