Salin Artikel

Muncul Dugaan Pesawat Ukraina yang Jatuh Ditembak Rudal Iran

Pernyataan itu disampaikan Oleksiy Danilov, Sekretaris Dewan Keamanan Ukraina, seperti dilansir The Independent Kamis (9/1/2020).

Danilov menyatakan, saat ini terdapat petugas yang berada di Iran untuk menyelidiki kemungkinan adanya pecahan rudal.

"Serangan roket, kemungkinan sistem Tor, berada di antara sejumlah dugaan. Sebab, dari internet muncul informasi elemen misil ditemukan di sana," paparnya.

Danilov merujuk kepada dua foto di media sosial yang menunjukkan adanya benda serupa dengan misil di lokasi jatuhnya pesawat Boeing 737 itu.

Pemerintah Inggris mengatakan, mereka sangat menyoroti jatuhnya pesawat Ukraine International Airlines yang menewaskan 176 orang itu.

Juru bicara menuturkan, Perdana Menteri Boris Johnson menelepon Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dan menyerukan penyelidikan kredibel dan transparan.

Danilov berujar, saat ini jajarannya bekerja dengan empat teori pesawat bernomor penerbangan 752 itu jatuh setelah lepas landas dari Bandara Imam Khomeini.

Antara lain dihantam rudal buatan Rusia, ada bom dalam pesawat, hingga ledakan akibat adanya kesalahan teknis.

Sementara yang keempat, adalah dugaan bahwa pesawat tersebut bertabrakan dengan drone atau benda terbang asing.

Penyelidik Ukraina disebut mengalami tantangan dalam mencari penyebab jatuhnya pesawat itu pada Rabu pagi waktu setempat (8/1/2020).

Berdasarkan laporan media Iran, pecahan dari lokasi kecelakaan sudah diangkut, membuat proses investigasi independent jadi sulit.

Pada Kamis, Yuri Butusov, jurnalis dengan relasi sumber keamanan Ukraina memaparkan temuan awal dari para penyelidik.

Laporan itu mengindikasikan bahwa tidak ada ledakan dari mesin, dengan dugaan muncul bahwa api berasal dari kabin.

"Tidak adanya komunikasi dengan operator lalu lintas udara, berarti Anda tidak bisa mengesampingkan dugaan adanya aksi teroris atau serangan rudal," papar sumber.

Berdasarkan data penerbangan, Ukraine International Airlines terbang dari Bandara Imam Khomeini, Teheran, pukul 06.12 waktu lokal.

Masalah mulai dihadapi dua menit setelah lepas landas, saat burung besi itu terbang di ketinggian 8.000 kaki sebelum berhenti berkomunikasi.

Video yang beredar memperlihatkan Boeing 737 itu terbakar di angkasa sebelum jatuh. Setidaknya 167 penumpang dan 9 kru tewas.

Teheran melalui badan penerbangan sipil menjelaskan, pesawat tersebut mengalami "keadaan darurat" setelah lepas landas.

Namun, kru tidak mengumumkan keadaan darurat. Melainkan mencoba untuk kembali ke bandara sebelum kemudian jatuh.

Pendiri Bellingcat, grup investigasi digital, Eliot Higgins menerangkan, benda itu memang nampak seperti sistem pertahanan Tor.

Namun dalam kicauannya di Twitter, dia menuturkan dibutuhkan penyelidikan lebih mendalam untuk memastikan benda tersebut.

Tor merupakan sistem rudal buatan Rusia yang didesain anti-pesawat dengan ketinggian rendah. Iran disebut membeli 29 unit pada 2007.

Vadim Lukashevich, pakar penerbangan Rusia, menuturkan terdapat kontroversi serta kebingungan dalam investigasi Ukraine International Airlines.

Pasalnya, Iran sudah menyatakan tidak akan menyerahkan kotak hitam yang ditemukan baik kepada AS maupun Boeing.

Hubungan dua negara sudah memanas dalam sepekan terakhir sejak kematian komandan Pasukan Quds, Jenderal Qasem Soleimani.

Teheran membalas dengan membombardir Pangkalan Ain al-Assad dan Irbil pada Rabu dini hari waktu setempat, atau beberapa jam sebelum pesawat Ukraina jatuh.

"Mengingat level kecurigaan yang ada, besar kemungkinan Iran ingin memastikan mereka tidak bersalah, dan hendak menyerahkannya ke negara lain," paparnya.

https://internasional.kompas.com/read/2020/01/10/08125411/muncul-dugaan-pesawat-ukraina-yang-jatuh-ditembak-rudal-iran

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke