Salin Artikel

Paus Fransiskus Mendarat di Jepang dengan Membawa Pesan, Apa Itu?

Paus asal Argentina itu sudah lama berharap bisa mengabdi di Negeri "Sakura", di mana dia sempat ingin menjadi misionaris di sana.

Dilansir AFP Sabtu (23/11/2019), Paus Fransiskus tiba di Jepang, dan turun dari pesawat Thai Airways di tengah cuaca buruk.

Pakaian kepausannya berkibar di tengah hujan lebat dan angin kencang, setelah Paus menunaikan kunjungan pertamanya di Thailand.

Kunjungannya di sana bakal dimulai dengan bertolak menuju Nagasaki serta Hiroshima, kota yang menderita bom atom.

Di sana, sekutu menjatuhkan dua bom atom di sana di akhir Perang Dunia II, dan membunuh setidaknya 74.000 dan 140.000.

Dalam pesan video sebelum dia meninggalkan Vatikan, Paus Fransiskus menyerukan betapa "tidak bermoralnya" senjata nuklir.

"Bersama dengan kalian, saya berdoa semoga kekuatan merusak dari senjata nuklir tidak akan pernah dilepaskan lagi," katanya.

Selama di Thailand sejak Rabu (20/11/2019), Paus dengan nama asli Jorge Mario Bergoglio itu membawa pesan toleransi dan perdamaian antar-agama.

Dia diyakini bakal melakukan hal sama di Jepang, negara dengan populasi umat Katolik mencapai 440.000 dari 126 juta.

Mayoritas penduduk Jepang menganut Shinto-Buddha. Namun, tidak jarang juga ditemukan ornamen Natal di sejumlah tempat.

Kristiani menghadapi penyiksaan selama beradab-abad sejak diperkenalkan oleh Imam Jesuit Spanyol pada 1549 silam.

Pada abad 17, Jepang tertutup bagi dunia luar, dengan Kristiani mendapatkan penyiksaan hingga pembunuhan jika tidak berpaling dari keyakinan mereka.

Ketika Negeri "Sakura" terbuka kembali di pertengahan abad 19, para misionaris terkejut masih ada 60.000 yang hidup.

Mereka semua tetap mempertahankan iman mereka, tetapi pada praktiknya menggabungkan Katolik dengan kultur Jepang.

Pada Minggu (24/11/2019), Paus Fransiskus bakal memberikan penghormatan kepada "Kristen tersembunyi", atau Kakure Kirishitan, di Nagasaki.

Tidak Bisa Melupakan Bom

Bapa Yoshio Kajiyama, pusat sosial Jesuit di Tokyo, lahir setelah bom atom dijatuhkan do Hiroshima. Jadi dia sangat menunggu pesan Paus.

Kajiyama mengungkapkan, dia tidak pernah mengenal kakeknya karena tewas terkena bom atom. Empat hari kemudian, bibinya meninggal.

"Jika Anda lahir dan besar di Hiroshima, Anda tentu tidak akan bisa melupakan yang namanya bom," ujar imam 64 tahun itu.

Kemudian pada Senin (25/11/2019) di Tokyo, Paus Fransiskus bakal bertemu korban dari "tiga bencana". Yakni gempa, tsunami, dan kebocoran nuklir 2011.

Kunjungannya juga termasuk bertemu Kaisar Naruhito, Perdana Menteri Shinzo Abe, serta menggelar misa di stadion bisbol Tokyo.

Di leg pertama tur Asia, Paus menghabiskan tiga hari di Thailand, kota dengan mayoritas rakyatnya juga beragama Buddha.

Dia bertemu dengan Raja Maha Vajiralongkorn, dan Pemimpin Tertinggi Buddha, di mana dia sempat melepas sepatunya sebagai penghormatan.

Dalam pernyataan terakhirnya di Bangkok, dia menyampaikan rasa terima kasih kepada sambutan hangat yang diterimanya.

"Saya akan meninggalkan kalian dengan sebuah tugas: Jangan lupa doakan juga saya," ujar Paus berusia 82 tahun itu.

https://internasional.kompas.com/read/2019/11/23/17321091/paus-fransiskus-mendarat-di-jepang-dengan-membawa-pesan-apa-itu

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke