Salin Artikel

Bertemu Mahathir, Anwar Ibrahim Kembali Tegaskan akan Jadi PM Malaysia

Dalam kicauannya di Twitter, dia sudah bertemu dengan Mahathir Kamis (21/11/2019), dan menegaskan tidak perubahan mengenai kesepakatan politik bahwa dia bakal meneruskan tampuk kepemimpinan.

Mantan Wakil Perdana Menteri itu melanjutkan, suksesi kursi PM bakal dilakukan dengan cara yang tertib. Hanya, Anwar Ibrahim tak menyebutkan kapan Mahathir bakal lengser.

Seperti diketahui, koalisi Pakatan Harapan yang berkuasa telah sepakat bahwa PM berjuluk Dr Ma itu bakal menyerahkan kekuasaan kepada Anwar Mei 2020, atau dua tahun pasca-menjabat.

Namun, banyak kalangan meragukan sukses itu bakal terjadi. Apalagi, Mahathir sempat mengungkapkan dia tidak berencana mundur tahun depan.

Ada juga yang berspekulasi dia akan turun setelah perhelatan KTT APEC, di mana Kuala Lumpur bakal menjadi tuan rumah November 2020 mendatang.

Anwar juga sempat menyinggung KTT. Tokoh politik 72 tahun itu berkicau dia dan Mahathir akan fokus pada pertumbuhan ekonomi dan penyelenggaraan KTT APEC.

Prahara Kekalahan Pemilu Sela

Posisi Mahathir goyah setelah kekalahan telak nan mengejutkan dalam pemilu sela di distrik Tanjung Piai, pada Sabtu pekan lalu.

Calon yang diusung Pakatan, Karmaine Sardini dari Partai Bersatu yang dipimpin sang PM dipermalukan Wee Jeck Seng.

Wee dari Partai Asosiasi China Malaysia (MCA), tergabung dalam koalisi oposisi Barisan Nasional, meraih kemenangan dengan raihan 65,5 persen berbanding 26m74 persen.

Hasil tersebut memicu goncangan politik di Negeri "Jiran". Sebab dalam pemilu 2018, jagoan yang diusung Bersatu, Mohamed Farid, menang tipis atas Wee dengan selisih 524 suara.

Kehilangan kursi di Negara Bagian Johor ini menjadi kekalahan keempat Pakatan dari sembilan pemilu sela yang digelar sejak mereka berkuasa pada Mei 2018.

Petinggi Partai Keadilan Rakyat (PKR) pimpinan Anwar mulai menyerukan agar Mahathir tidak lagi menunda pengunduran dirinya.

Para petinggi PKRI itu menyatakan, Malaysia saat ini memerlukan kepemimpinan dan arahan baru di bawah kendali Anwar.

PM berusia 94 tahun itu menuturkan, Pakatan perlu melakukan evaluasi menyeluruh setelah kalah, dengan dirinya mempertimbangkan reshuffle kabinet.

Politisi kawakan ini juga menuturkan, seperti diwartakan The Straits Times, koalisi dapat mencopotnya kapan pun jika sudah kehilangan kepercayaan.

18 bulan setelah kembali berkuasa, popularitas Mahathir dan pemerintahannya terus merosot. Terutama di kalangan Melayu yang meradang dengan sejumlah kampanye tak kunjung ditepati.

Meningkatnya harga kebutuhan pokok, dan biaya hidup juga menimbulkan pertanyaan mengenai kompetensi menteri ekonomi kabinet ketujuh Mahathir.

Lagi pula, gaya kepemimpinan Mahathir yang dinilai tak berbeda jauh ketika dia menjabat sebagai PM di periode pertama ikut memicu kekecewaan di kalangan reformis dan pemilih minoritas suku China dan India.

Perselisihan internal yang melilit Pakatan ikut memperkeruh keadaan. Perang dingin siapa suksesor Mahathir antara Anwar dan Menteri Ekonomi Azmin Ali juga semakin mempersulit koordinasi.

Ditambah lagi, ucapan Mahathir yang kerap mengubah-ubah jawaban mengenai penyerahan kekuasaan ke Anwar juga menurunkan simpatik terhadap suami Siti Hasmah itu.

Menyatunya suara Melayu yang terpecah di Pemilu 2018 terbukti berhasil mengalahkan Pakatan di pemilu sela Tanjung Piai yang memiliki demografi 57 persen pemilih Melayu.

https://internasional.kompas.com/read/2019/11/22/19330901/bertemu-mahathir-anwar-ibrahim-kembali-tegaskan-akan-jadi-pm-malaysia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke