Salin Artikel

Dituduh Jadi Mata-mata Arab Saudi, 2 Mantan Karyawan Twitter Dijerat Pengadilan AS

Kementerian Kehakiman AS menyatakan, dua warga Saudi dan satu warga AS itu membongkar akun yang dianggap mengkritik keluarga kerajaan maupun pemerintah.

Berdasarkan dokumen Pengadilan Federal San Francisco dilansir AFP Kamis (7/11/2019), ketiganya bekerja bagi pejabat Arab Saudi anonim.

Pejabat itu mengabdi pada sosok yang disebut "Anggota Kerajaan-1", di mana The Washington Post menyebutnya sebagai Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Mereka yang ditangkap adalah mantan karyawan Twitter, Ali Alzabarah dan Ahmad Abouammo, serta pegawai pemasaran Ahmed Almutairi yang punya hubungan dengan Riyadh.

Jaksa David Anderson mengatakan, ketiga dituding memperhatikan informasi personal pengguna untuk melihat siapa saja pembangkang dan pengkritik.

"Hukum di AS tidak akan membiarkan perusahaan atau teknologi AS digunakan sebagai alat penindasan oleh negara asing," tegas Anderson.

Tuntutan itu muncul di tengah mulai merenggangnya hubungan AS dan Saudi buntut kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi Oktober 2018 lalu.

Dikenal sebagai pengkritik MBS, julukan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, Khashoggi dibunuh dan dimutilasi di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki.

Berdasarkan pemberitaan Washington Post, intelijen Negeri "Uncle Sam" menyimpulkan Pangeran MBS ada hubungannya dengan pembunuhan itu.

Menargetkan Pengkritik Rezim

Abouammo (41) dan Alzabarah (35) direkrut pada 2014-2015 untuk menggunakan posisi mereka di Twitter guna memperoleh data pribadi akun pembangkang Saudi.

Sementara Almutairi (30) merupakan sosok yang menjadi jembatan penghubung, serta menggelar kontak ketiganya dengan pejabat anonim Saudi.

Dalam materi tuntutan, dia mengendalikan media sosial perusahaan pemasaran bagi keluarga kerajaan, termasuk Anggota Kerajaan-1.

Abouammo disebut menerima pembayaran 300.000 dollar AS, sekitar Rp 4,1 miliar, dan jam tangan Hublot bernilai 20.000 dollar AS, atau Rp 279 juta, atas pekerjaannya.

Sementara Alzabarah tidak dipaparkan berapa dia dibayar. Hanya, dia dilaporkan melarikan diri bersama keluarganya pada Desember 2015.

Dia kabur setelah manajemen Twitter mengonfrontasinya dengan akses ilegal atas 6.000 akun. Termasuk para pembangkang yang sudah dikenal.

Ketiganya dijerat dengan tuduhan menjadi mata-mata ilegal negara lain. Tuduhan yang juga berkaitan dengan lobi ilegal dan espionase.

Abouammo juga didakwa telah menghancurkan, mengubah, atau memalsukan catatan yang berkaitan dengan penyelidikan federal.

Agen Khusus FBI John Bennett berujar, ketiganya dianggap menargetkan data pribadi pembangkang dan bekerja bagi pemerintah Arab Saudi.

"FBI jelas tak akan berdiam diri melihat negara lain mengeksploitasi data pribadi pengguna dari perusahaan AS," kata Bennett.

Kementerian Kehakiman mengungkapkan Abouammo ditangkap di Seattle Selasa (5/11/2019), dengan dua pelaku lain masih dalam pelarian.

Perintah penangkapan dari pengadilan federal sudah diterbitkan di mana keduanya dipercaya sudah kembali ke Arab Saudi.

https://internasional.kompas.com/read/2019/11/08/08000041/dituduh-jadi-mata-mata-arab-saudi-2-mantan-karyawan-twitter-dijerat

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke